Share

Malah Selingkuh

Author: Anggrek Bulan
last update Last Updated: 2022-06-14 17:48:45

"Mas, siapa yang tadi kamu telepon? Pake panggil yank-yank segala?" Mas Johan sepertinya kaget melihat kedatanganku yang tiba-tiba dari dalam rumah.

"Apaan sih kamu ngagetin saja!" 

"Katakan padaku, Mas siapa dia?! Selingkuhanmu kan itu?"

"Jangan ngarang kamu! Nuduh nggak ada bukti!"

"Aku tadi mendengar semua percakapanmu dengannya lewat telepon. Tega sekali kamu Mas kepadaku!"

"Oh jadi kamu sekarang sudah berani menguping pembicaraan suami ya. Mau jadi istri durhaka kamu?! Jangan campuri urusanku atau kamu akan kuceraikan dan menjadi janda! Seperti ibumu kamu pun akan mati sia-sia, hahaha." 

"Jahat sekali kamu Mas, apa kurangnya aku? Semua telah kukorbankan untukmu dan juga keluargamu. Lalu ini kah balasan yang harus kuterima?!"

"Mangkanya ngaca! Kamu itu banyak banget kekuranganya, kurang cantik, kurang seksi dan pokoknya kurang bisa menyenangkan hati suami! Dan satu lagi jangan pernah ungkit jasa-jasa mu pada keluargaku. Karena itu memang sudah menjadi kewajibanmu mengabdi padaku dan keluargaku!"

"Jahat sekali kamu, Mas. Aku menjadi jelek seperti ini juga karena kamu, yang tak pernah memberi nafkah untukku dan menjadikanku pembantu serta mesin pencetak uang saja!"

Plakk 

Sebuah tamparan kuterima di pipi sebelah kiri.

"Sudah kubilang jangan durhaka pada suami. Ingat ridho Tuhan itu tergantung dari ridho suami. Kalau kamu masih seperti ini maka aku akan benar-benar mencearikanmu!"

Mas Johan kemudian pergi mengendarai motornya dengan kencang, meninggalkanku yang masih menangis di teras sendiri.

Aku bingung harus bagaimana? Sakit rasanya hati ini ketika semua pengorbananku hanya dibalas dengan perselingkuhan. Jika hanya dihina dan diperas tenaga dan uangku, aku masih bisa sabar. Tetapi ketika suamiku telah selingkuh, sungguh aku tak bisa menerimanya.

Hari ini kuputuskan untuk tak masuk kerja, perasaan hatiku sedang tak karuan. Aku pun menghubungi bos di tempatku kerja  dan kembali berbaring di kamar.

Tak henti-hentinya aku mengucap istighfar dan menyebut asma Allah. Aku mencoba mengurai kembali benang kusut yang selama ini membelengguku. Kenapa aku harus takut menjadi janda? Apa hanya karena aku takut akan bernasib sama seperti Ibu? Bukankah takdir setiap manusia itu berbeda-beda dan telah digariskan oleh Allah semenjak kita berada di dalam kandungan?

Kenapa juga aku selama ini terlalu bodoh? Karena telah mempertahankan pernikahan yang tidak sehat ini demi menjauhi kata 'janda'.

Tidak, aku harus bangkit. Tak perlu takut lagi menjadi janda, lebih baik berpisah dari pada harus terus tersiksa, apalagi Mas Johan juga mulai main api di belakangku.

Selama ini aku mampu hidup sendiri, dan malah aku bisa menghidupi tiga nyawa lainnya. Berarti aku pun tak bisa jika nanti akan hidup sendiri karena sudah menjadi janda. Percuma juga punya suami, jika tak bisa mengayomi dan malah memanfaatkanku saja.

Mulai sekarang aku tak akan menjadi orang yang lemah lagi. Mereka yang telah memanfaatkanku selama ini, akan segera tahu bahwa akulah bos disini. Mas Johan dan keluarganya tak akan kubiarkan menyakitiku lagi.

Perselingkuhan Mas Johan membukakan mataku, bahwa tak selamanya pengorbanan yang kita berikan akan dibalas dengan kebaikan. Kali ini aku harus menemukan bukti yang kongkret atas perselingkuhan Mas Johan.

Suara motor berhenti di depan rumah, aku hafal sekali suara motor milikku. Berarti mertua dan iparku sudah pulang. Aku harus memakai motor itu sekarang juga menuju pangkalan Mas Johan, banyak hal yang harus ku ketahui hari ini.

"Heh, kamu Wulan kok nggak kerja sih? Malah enak-enakkan di kamar!" kata Ibu mertuaku saat melintas di depan kamar.

"Lagi pingin libur Bu, capek kerja terus," jawabku cuek.

"Capek kamu bilang? Mau makan apa kalau kamu nggak kerja?" Ibu mertuaku itu berkacak pinggang di depan pintu kamar sambil melotot ke arahku.

"Ya makan nasi lah Bu, masak iya makan batu!"

"Sudah berani jawab ya kamu sekarang! Pakai malas-malasan kerja lagi. Kuadukan pada Johan baru tahu rasa kamu, biar langung diceraikan kamu!"

"Adukan saja Bu, terserah sesuka hati Ibu. Tolong minggir sedikit, aku mau ke kamar mandi." 

Saat aku ingin keluar beliau malah menjambak rambutku.

"Aww sakit, Bu. Apa-apaan ini? Tolong jangan main kasar!" Aku pun mencoba melepaskan tanganya dari rambutku.

Karena mungkin aku lebih muda, jadi tenagaku lebih kuat dan aku berhasil lepas darinya.

"Jangan pernah main tangan lagi kepadaku Bu, atau aku akan melaporkan perbuatan Ibu kepada polisi!" ucapku sambil berlalu menuju kamar mandi.

Sepertinya Ibu mertuaku itu shock dengan perkataanku  barusan, karena selama ini setiap beliau menjambak rambutku atau mencubitiku, aku tak pernah melawan. Dan aku akan memohon-mohon agar beliau melepaskan tanganya dari tubuhku.

Maaf, Bu. Bukannya aku tak sopan pada orang tua, namun sikap kalian selama ini sudah keterlaluan padaku , dan mulai hari ini Wulan yang lemah itu sudah mati. Berganti Wulan yang kuat yang siap membalas perbuatan orang yang pernah menyakitinya dan tak takut lagi jika mendengar kata 'cerai' dan 'janda'.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Camelia Hadi
jangan tolol jadi perempuan. masa jd babu di rumah sendiri dan disuruh kerja mah aja sih?
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
balas gampar orangtua tidak ada akhlaknya itu tidak ada kesadaran sebagai manusia tugas tanggungjawab apa dirinya bagai Sampah
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Merebut Kembali Hartaku dari Keluarga Benalu   Ending

    Part 40Ending"Ibu setiap saat menangis sambil memanggil nama Mbak Wulan, dan karena itulah aku menghubungi Mbak, berharap agar mau menemui ibu, walau sebentar saja," pinta Selfi lirih."Tentu...tentu aku akan ke sana, kamu kirim saja alamatnya, nanti agak siangan aku akan segera ke sana," jawabku spontan.Meski aku sebenarnya tahu di mana rumah Sinta, tapi aku tetap berbohong, tak apalah sedikit berbohong, toh menurutku kebohonganku kali ini juga tak merugikan siapapun."Terima kasih banyak, Mbak. Aku nggak menyangka, jika Mbak Wulan mau menemui ibu setelah semua kejahatan yang kami lakukan. Baiklah Mbak, akan segera kukirim shareloknya, dan kehadiran nya sangat kami nantikan. Terima kasih sekali lagi ya, Mbak. Assalamualaikum." Suara Selfi terdengar lega."Sama-sama Sel. Sudah sepatutnya kita saling memaafkan, manusia tak ada yang luput dari dosa 'kan? Aku juga ingin meminta maaf nantinya pada Ibu. Kutunggu ya shareloknya. Waalaikum salam."Panggilan itu pun akhirnya kuakhiri. Juju

  • Merebut Kembali Hartaku dari Keluarga Benalu   Sebuah Penyesalan

    Part 39Sebuah penyesalan (part menuju ending)Aku pun kemudian pulang setelah mendengar semua penuturan ibu pemilik toko, yang letak rumahnya persis di depan rumah Sinta. Tentunya dengan fikiran yang masih tak menentu, aku tak menyangka, jika nasib Mas Johan akan begitu tragis.Setelah sampai di rumah, aku pun langsung menceritakan semuanya pada Mbak Mila, karena memang sejak aku mengajaknya tinggal bersamanya, kami saling berbagi kisah hidup, yang memang secara kebetulan sama-sama menyedihkan."Sepertinya suamimu itu memang pantas mendapatkan hukuman itu Dek, bahkan seharusnya lebih parah dari itu, hehehe. Dan juga itu si mertua jahat, semoga secepatnya mendapat karma yang setimpal!Aku itu benar-benar geram jika ingat ceritamu tentang mereka, Dek. Kok ada sih suami dan mertua yang kelakuannya mirip tokoh film ikan terbang sih." Respon Mbak Mila."Hahaha, dulu aku juga sebenarnya tak pernah percaya ada orang yang jahatbya sampai seperti itu Mbak. Apa aku harus menjenguk Mas Johan

  • Merebut Kembali Hartaku dari Keluarga Benalu   Sia-sia Sudah

    Part 38Sia-Sia Sudah(Pov Selfi)Besoknya, aku pun mulai tinggal di rumah Mbak Sinta, kebetulan Om Joni sedang ada seminar di luar negeri katanya. Sebenarnya nggak setiap hari sih, aku bisa bertemu dengannya, mungkin hanya seminggu sekali, karena dia kan punya kehidupan pribadi sendiri di luar sana.Sedangkan aku kan cuma selingkuhannya, jadi ya harus menerima pembagian waktu yang ala kadarnya itu. Tak apalah, bagiku yang penting uang selalu lancar, kapanpun kuminta, maka wajib saat itu juga dia mentransferku, kalau tidak, aku tentu akan sangat marah dan mengancam akan menggugurkan kandungan ini.Aku pun sudah tak lagi kuliah, karena memang sedang hamil, dan lagi, aku itu sudah malas banget mikir. Nagapain susah-susah mikir, mending kerja enak yang bisa menghasilkan banyak uang, seperti pekerjaanku sekarang, sebagai sugar baby.Kami pun saat itu langsung meluncur ke kantor polisi untuk menjemput Mas Johan dan Ibu. Mereka berdua tentu saja amat terkejut karena yang menjamin mereka ad

  • Merebut Kembali Hartaku dari Keluarga Benalu   Om Joni

    Part 37Om Joni(Pov Selfi)Saat aku sedang berlibur dengan Om Joni, sebuah kabar mengejutkan ku terima. Ibu dan Mas Johan masuk penjara, karena di laporkan oleh Mbak Wulan. Padahal baru tadi pagi aku mengeluarkan uang puluhan juta untuk membebaskan Mas Johan yang dipenjara karena berbuat mesum kemarin, eh sekarang kok malah masuk penjara lagi sih, emang bener-bener kurang ajar si Wulan itu.Saat sedang liburan itu, aku mengatakan pada Om Joni, jika aku sedang hamil dan tentu saja ini anaknya Om Joni. Karena hanya dengannyalah aku melakukan hubungan intim, dan dia juga lah yang telah merenggut kegadisanku, dengan memberi uang senilai lima puluh juta rupiah, dan hingga saat ini, uang itu masih kusimpan rapi di bank, tanpa diketahui oleh orang lain.Awal aku bertemu dengan Om Joni, adalah saat ketika aku sedang bekerja secara part time di sebuah tempat spa. Entah apa yang dimaksud spa di sini, karena selama sebulan aku kerja di sini, costumer yang datang rata-rata para pria yang ingin di

  • Merebut Kembali Hartaku dari Keluarga Benalu   Kebangkrutan Berulang

    Part 36Kebangkrutan Berulang Mengubah Segalanya (Pov Selfi)Hay...aku adalah Selfi Anindita, usiaku saat ini masihlah dua puluh tahun, namun di usia mudaku ini, aku sudah memiliki banyak uaang dan itu adalah hasil kerjaku sendiri.Kata orang, aku sih orangnya cantik sekali ya, kulit putih, tinggi dan bentuk badan langsing namun di beberapa bagian sangat montok, dan wajah rupawan. Memang sih saat mengaca, aku selalu mensyukuri kesempurnaan wajah dan tubuh yang kumiliki.Aku sebenarnya terlahir dari keluarga yang kaya, namun tak tahu kenapa, akhirnya keluargku bangkrut dan habis semuanya. Hingga saat aku masuk SMP, ayahku pun meninggal dunia, dan ternyata, dia meninggalkan uang yang banyak, jadi mau tak mau kami sekeluarga harus menyerahkan seluruh harta, kemudian tinggal di sebuah kontrakan rumah petak.Aku hanya tinggal bersama Ibu dan Mas Johan, kakakku satu-satunya. Setelah semuanya habis itu, Mas Johan kemudian tak lagi mau melanjutkan kuliahnya, karena memang saat itu sudah tak a

  • Merebut Kembali Hartaku dari Keluarga Benalu   Sedikit Karma

    Part 35Sedikit KarmaAku sungguh sangat kaget, saat melihat di depan rumah Sinta yang megah itu, banyak orang bergerombol dan juga ada beberapa mobil yang di parkir kurang rapi di depan rumah itu.Aku pun segera berhenti dan bertanya kepada sesorang ibu-ibu yang juga sedang berhenti di pinggir jalan sama sepertiku."Maaf, Bu, ada apa di rumah itu? Kok rame sekali ya?" tanyaku."Sedang ada pelakor yang di grebek katanya, Mbak," jawab itu dengan wajah datar.Pelakor? Siapa? Sinta atau Selfi?Ah jawaban dari ibu tadi, tak memuaskan rasa kepoku, yang ada malah makin penasaran.Akhirnya aku menitipkan motor, di rumah yang berada tepat di depan rumah Sinta, dan segera masuk kedalam kerumunan orang di depan rumah itu.Kini di depan mataku kini terpampang sebuah kejadian yang amat mengejutkan.Selfi sedang dianiaya seorang gadis yang umurnya kurang lebih sama dengan Selfi. "Kurang ajar kamu Ya, berani sekali kamu menggoda Papaku!" teriak gadis itu sambil⁶ menjambaki rambut Selfi.Bu Sarah t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status