Share

Hilang

Penulis: Hazhilka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-29 11:15:24

Adzan subuh berkumandang terdengar sebagian di telinganya para penghuni hotel mewah tersebut, termasuk Mona yang sangat sulit sekali untuk terlelap dalam tidurnya lantaran ia harus memikirkan banyak hal untuk acara sakral pagi ini.

Pagi ini adalah puncak peresmian acara sakral untuk pernikahan putra mereka satu-satunya dengan mantan istrinya kembali.

"Sudah bangun, Ma? kok cepat amat?" tanya Arfan saat melihat istrinya yang baru keluar dari kamar mandi.

"Iya, pa," sahutnya singkat seraya mengambil ponselnya yang berada di atas nakas.

"Mau hubungi siapa, Ma?" tanya Arfan.

"Justin, Pa. Biar dia juga harus bersiap-siap, untuk melakukan ijab Qabul ulang di depan Penghulu," jawab Mona.

"Emang harus? Kan udah sah?"tanya Arfan.

"Momennya, pa? Untuk dijadikan kenang-kenangan ntar waktu mereka tua nanti. Dulu kan Justin nikah pertama kali sama Dea ga ada foto, baju nikah, apa lagi acara resepsi. Berbeda saat kita nikahi Justin dengan almarhumah Namira dulunya," jawab Mona mengingatkan suaminya tentang kejadian yang dulu.

"Oh iya, ya? Ya udah. Mama telpon aja si Justin. Sekalian suruh pihak hotel antarkan satu set pakaian untuk Jasmine ke kamarnya Justin, dari semalaman tu anak ga pake baju waktu insiden semalam," saran Arfan seraya bangun dari tidurnya dan beranjak ke kamar mandi.

"Iya,pa," sahut Mona.

Lalu wanita itu menekan satu nomor kontak milik putranya untuk membangunkan dan mengingatkannya akan acara pagi ini serta mengingatkan agar segera melaksanakan fardhu fajarnya di hari ini.

Sementara Justin yang masih merasakan lelah pada tubuhnya berusaha bangun dari tidurnya setelah menerima telpon dari mamanya. Ia melirik ke sebelahnya dan tersenyum kecil kala melihat Dea ada di sampingnya yang masih terlelap.

Justin sengaja tak membangunkan wanita ini lantaran dengkuran halusnya membuat ia tak tega membangunkan istrinya yang masih pulas dalam tidurnya.

Justin merasa bahagia pagi ini. Sebab mulai saat ini dan keesokan hari-harinya, ia sudah bisa melihat wanita ini lagi di dekatnya serta lengkap dengan anak-anaknya. Ia bahagia karena dapat merasakan kembali keluarga yang utuh setelah selama ini ia hidup tanpa istri.

Justin merapikan anak rambut Dea yang berserakan sambil tersenyum gemas menatap wajah imut itu di dalam tidurnya. Ia mengecup sesaat pipi lembut dan kening itu sebelum ia turun dari ranjangnya.

"Tidurlah dulu, De, karena sebentar lagi acara sakral kita akan tiba. Aku ingin kamu terlihat cantik hari ini, dan aku pastikan kamu akan selalu terlihat cantik setiap harinya," ucapnya.

Justin melangkah masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya di bawah hangatnya guyuran shower. Tak butuh waktu lama Justin menyudahi ritual mandinya. Walaupun hasrat di hatinya yang tiba-tiba muncul ingin bercinta dengan istrinya kembali.

"Kamu memang wanita yang cantik dan unik, De," puji Justin di hatinya.

Beberapa saat kemudian ...

Setelah berpakaian rapi, pria ini meletakkan set pakaian dan berlian serta ponsel milik istrinya yang telah dikumpulkan oleh Satria saat adik sepupunya itu menyisir kamar tempat kejadian perkara di hotel ini.

"Bersiaplah De, karena hari ini adalah hari kita. Hubungi aku kalau kamu udah bangun ya, sayang," tulisnya di sebuah kertas memo dan meletakkan kertas tersebut di bawah ponselnya Dea.

Justin menatap istrinya sekilas dan tersenyum kecil sebelum meninggalkan kamar pribadinya untuk menemui kedua orang tuanya.

Satu jam kemudian ...

Sinar mentari pagi menyeruak masuk dari celah gorden jendela kamar hotel president suite milik keluarga Ardiansyah. Cahaya mentari pagi itu membuat pemilik netra hitam pekat bak mutiara hitam itu membuka matanya secara perlahan.

Seorang wanita berparas cantik dan manis mengerjapkan kedua netranya untuk mengkondisikan cahaya yang masuk ke dalam matanya. Ia tersadar dari tidurnya setelah cukup lama bertarung dalam sensasi nikmat dengan seorang pria yang tanpa ia ketahui telah menjadi suaminya.

Ia menelisik di setiap ruangan yang terlihat asing baginya, hingga pandangannya berhenti pada bantal kosong di samping kiri tubuhnya. Lalu netranya melihat keadaan dirinya sendiri dengan dahinya yang mulai berkerut.

"Ya Allah, apa yang terjadi?" tanyanya di hati seraya membuka selimut putih nan lembut yang menutupi tubuh polosnya saat ini

Lalu dengan perlahan ia bangkit dari ranjang tersebut meskipun sekujur tubuhnya masih merasakan sakit dan juga penat yang luar biasa saat ini. Ia baru menyadari jika tadi malam ada seorang pria asing yang tiba-tiba menyergap dirinya dan juga telah menodai dirinya.

Ia menangis dalam diam seraya menutup mulutnya. Lalu ia pun teringat jika ia harus mengejar sesuatu sejak malam tadi. Ia pun segera mencari pakaiannya saat itu juga, meskipun rasa sakit dan penat masih mendera tubuhnya saat ini. Akan tetapi ia tak perduli, karena ia lebih memilih mencari pakaiannya yang kini entah berada di mana.

"Di mana pakaianku?" tanyanya di hati sembari memungut set pakaian dalam yang juga terlihat asing baginya.

Jantungnya berdegup kencang saat dirinya tak menemukan pakaian wanita apa pun di lantai kamar ini. Padahal ia masih ingat betul jika pria brengsek itu telah membuka paksa seluruh pakaiannya tadi malam, belum lagi ponselnya dan juga barang-barangnya yang lain, yang kini entah ada di mana.

Ia menelisik ke seluruh lantai hingga netranya melihat setumpuk pakaian yang disusun rapi berada di atas nakas pada sudut ruangan kamar ini. Ia mendekati nakas tersebut, dan melihat sebuah memo yang bertuliskan tangan pada secarik kertas berwarna putih kebiruan tersebut, yang dijepit dengan ponsel dan juga satu set perhiasan.

"Lelaki bajingan," makinya di hati.

Ia merasa direndahkan saat ini. Mengapa para lelaki hanya berfikir gampangnya saja saat telah merenggut kehormatan seseorang yang telah dijaga selama ini.

Seketika ia teringat akan tujuannya pagi ini. Tak ingin berlama-lama di dalam kamar laknat tersebut. Ia pun bergegas masuk ke kamar mandi dengan niat membasuh sekejap dirinya dengan berwudhu.

Setelah selesai Ia keluar dari sana dan segera menggunakan pakaian yang telah disediakan di atas nakas tersebut dan keluar dari kamar yang mungkin kebanyakan pelacur di luar sana sangat menyukai kamar yang bisa memberikan kenikmatan bagi para pezina, tetapi tidak baginya. Sebab ia selalu teringat pada pesan dari seorang wanita hebat dalam hidupnya. Bahwa satu-satunya harta yang harus dijaga oleh seorang wanita adalahkehormatannya. Akan tetapi pagi ini, sungguh ia tak menyangka jika harus kehilangan segalanya dalam semalam.

"Bagaimana jika ia ketahuan pada orang-orang yang ia sayangi jika dirinya tak lagi bisa mempertahankan kehormatan miliknya," pikirannya kini berkecamuk.

"Aku harus menemui mereka sekarang," pikirnya saat teringat dengan siapa ia bisa berada di hotel ini sebelumnya.

Jika sekiranya ia bisa menemukan tas dan ponsel miliknya saat ini, pasti ia akan langsung memesan tiket pulang kembali ke rumah pagi ini juga untuk menjenguk wanita hebat yang sedang terbaring di rumah sakit saat ini.

Akan tetapi nyatanya, ia harus direpotkan kembali pada tiket dan KTP miliknya yang hilang sehingga kepulangannya pun harus tertunda.

***

"Apa yang terjadi sebenarnya dengan wanita ini?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Merebut kembali Cinta Istriku    Mood swingnya Jasmine

    Tanpa berkata apapun Jasmine bangun dari duduknya dan berkata ketus plus sewot, "Lain kali kamu aja yang hamil!"."Aduh, enggak gitu, De," ralat Justin yang terlambat. Jasmine sudah keburu naik tangga dan memilih masuk kamar."Tuh, kan, Bunda, marah. Daddy sih," tegur Keyra."Bunda, lagi sensi. Ga apa, nanti baik sendiri. Kalian makan terus. Nanti telat ke sekolah. Habiskan. Sayang Bunda udah capek-capek masak,"sahut Justin.Pria itu menemani anak-anaknya sarapan terlebih dahulu. Lalu baru balik ke kamar, dan mendapati istrinya sedang bersandar pada headbord ranjang. Wanita itu sedang membaca buku tanpa memperdulikan kehadirannya."De, aku pamit kerja, ya?" ujar Justin. Namun yang diajak ngomong hanya membisu tanpa mau merespon apapun.Justin mendekati Jasmine dan hendak menciumnya tapi Jasmine mengelak. Dan terjadi lagi. Justin harus membujuk istrinya lagi."De, aku mau kerja, kamu jangan gitu, dong. Senyum ya," bujuk Justin.Jasmine tetap pada mode cuek bebeknya. Wanita itu terus fo

  • Merebut kembali Cinta Istriku    Drama di pagi hari

    Pukul 4 pagi. Justin baru bisa tertidur lagi setelah berkutat pada bumbu dan alat dapur demi memenuhi porsi makan istri dan jabang bayi. Meskipun ia terpaksa tidur dengan perut keroncongan.Jasmine yang mendengar bunyi perut yang berasal dari Justin, menyadari satu hal jika tadi ia begitu egois dikarenakan tak teringat sedikitpun untuk menawarkan makan dengan nya."Kenapa tadi aku bisa begitu, ya?" Pikirnya.Jasmine memperhatikan raut wajah pria dalam keremangan cahaya lampu tidur. Ada terselip rasa iba di hatinya. Namun kadang egonya terlalu tinggi untuk menunjukkan sisi ini, demi pria yang ada dihadapannya ini.Jasmine kembali merebahkan tubuhnya dan berusaha untuk tidur. Akan tetapi, ia teringat pada Justin. Jadi merasa bersalah. Ia pun berusaha memejamkan matanya. Namun hanya bisa sesaat, sebelum akhirnya ia berniat bangun. Jasmine keluar kamar, melangkah masuk ke kamar anak-anak yang ada di seberangnya.Memperhatikan dua tubuh kecil yang tengah tertidur pulas. Lalu merapikan seli

  • Merebut kembali Cinta Istriku    Idam yang memaksa

    Hal yang paling mengesankan dalam hidup adalah saat menjalani hidup bersama dengan orang yang di cinta. Mengobrol bersama, membicarakan tentang masa depan. Menciptakan suasana romantis. Hanya berdua saja.Namun itu tidak berlaku buat Justin. Pria itu sekarang lagi mengalami masa efek jera dari ngidamnya Jasmine. Di mana kondisi sedang fase "pergi sulit namun bertahan sakit"Yah, semenjak Jasmine mengalami fase mood swing nya seorang wanita hamil kembar. Wanita itu seperti dan memang mengalami kepribadian ganda. Layaknya dan memang pun Midea dan Jasmine ada di situ.Justin menjadi bulan-bulanan dari kemarahan dan juga kemanjaannya Jasmine. Oh, tidak. Wanita itu lebih banyak mode juteknya ketimbang manja. Apa lagi jika keinginan idam nya tidak di penuhi saat itu juga. Meskipun pun tawaran bantuan di sekitarnya Jasmine banyak.Namun tetap saja, Justin lah yang selalu menjadi sasarannya. Terlambat memenuhi saja bisa membuat wanita itu marah dan mengomel-ngomel sepanjang waktu. Apa lagi j

  • Merebut kembali Cinta Istriku    OMG My D

    Justin turun ke lantai bawah, dan langsung menuju dapur. Mencari sesuatu yang bisa di makan oleh Bumil itu. Ia melihat ke atas meja makan, di mana sisa makanan kenduri telah di susun rapi di sana."Mm, lumayan juga ni, Masih ada sisa daging rendang kesukaan gue dan juga Jasmine," ucapnya senang.Ia pun segera mengambil piring dan nasi secukupnya. Namun ia teringat pada Jasmine yang berisi dua nyawa di perut istrinya itu."Makanan segini pastilah tak cukup untuknya, dia pasti butuh banyak makan," gumamnya seraya mengambil nasi dan lauk lebih banyak lagi.Ia teringat pada ucapan Satria saat sedikit mengeluh pada Retha yang selalu saja kekurangan jika menyangkut soal makan. Adik iparnya itu banyak makan saat mengandung si kembar. Bahkan hingga sekarang pun masih begitu, lantaran masih proses menyusui.Justin tersenyum, dan teringat Jasmine yang kini juga tengah mengandung bayi kembar mereka. Justin yakin, istrinya itu pasti akan mengalami proses yang sama seperti yang Retha alami.Jus

  • Merebut kembali Cinta Istriku    Perjalanan takdir

    Denting jam dinding klasik yang terletak di sudut ruang tamu, terdengar tujuh kali hingga ke lantai atas. Jasmine membuka matanya perlahan bersamaan detak jam klasik yang terdengar di telinganya. Entah karena rasa kantuk dan lelah yang mendera tadinya, sehingga jam tersebut berbunyi beberapa kali. Tetap saja Jasmine terlelap dalam tidurnya. Larut dalam mimpinya yang acak.Wanita itu menetralisir matanya saat mendapati kamarnya yang gelap, dan hanya sedikit bias cahaya yang masuk dari kaca jendela yang belum di tutup dengan gorden.Jasmine terdiam sejenak, saat merasakan sesuatu yang hangat berhembus di tengkuk nya. Bukan itu saja, ia merasakan perut dan tubuhnya di dekap oleh sebuah tubuh yang kekar. Ia terdiam di tempat, demi merasakan kehangatan yang sudah lama ia rindukan sebenarnya.Entah, karena bathin nya atau bawaan si jabang bayi. Jasmine merasa nyaman saat ini. Suara dengkuran halus yang terdengar di telinganya menjadi nyanyian merdu tersendiri bagi wanita itu.Sayup terdenga

  • Merebut kembali Cinta Istriku    Acara kehamilan

    Justine mengernyitkan dahinya saat tamu undangan terus bermunculan datang. Ia menoleh ke Papanya dan bertanya lewat matanya, "mengapa semakin banyak saja tamu yang datang,".Sedangkan Arfan yang di tatap begitu oleh putranya hanya bisa mengangkat bahunya. Seolah memberitahukan," Entahlah Mamamu,"Justin memutar bola matanya, bahwa sebenarnya ia sudah lelah menerima dan menyambut tamu. Apalagi ia melihat Jasmine sudah kewalahan tersenyum dan bersalaman dengan orang-orang yang tidak dikenalnya.Justin segera mencari dan mendekati Mama nya yang ternyata sedang berbincang dengan para ibu-ibu entah dari perkumpulan mana, ia pun berbisik," Ma, kenapa mengundang banyak orang, sih. Kan, udah di bilangin jangan banyak-banyak ngundang orang,".Mona menoleh ke Justin dan menjawab," Gak. Mama ga undang banyak-banyak, kok, Tin. Cuma saudara dan ibu-ibu yang ada di sekitar komplek aja. Udahlah kamu tuh ga usah panik gitu, semua udah di handle sama ibu-ibu komplek," sahut Mona santai."Hah? Apa? Se

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status