Share

sebuah firasat

Rutinitas harian telah selesai, hanya tinggal menunggu jam untuk berjualan. Entah kenapa, aku merindukan Azam. Ah, harusnya aku merindukan Mas Bo'eng, bukan adiknya! Hubunganku dengan Mas Bo'eng semakin menjauh, kemarin mertuaku datang dan memaki seperti biasanya.

Mengata-ngatai aku sebagai pelakor yang mencoba menggoda Azam. Ya, pesan WA yang ada di ponsel Azam, tak sengaja terbaca oleh Lisa. Mungkin saja, Lisa baru mengetahuinya. Karena, beberapa hari yang lalu saat kami bertemu di jalan itu, mereka tak membahas soal pesan itu.

Aku hanya diam saat nyonya besar itu memaki, lontaran kata-kata kasarnya tidak membuatku terkejut. Para tetangga pun sempat melihat kami. Malu! Tentu saja aku malu. Terlebih, tetangga sebelah pernah melihat Azam membawakan barang-barang belanjaan untukku.

"Lihat aja, akan aku buat jadi kenyataan ketakutan kalian!" umpatku kesal.

Dengan malas, aku memainkan ponsel pemberian Azam. Tanpa sengaja membaca postingan dari Lisa. Mem-posting fotoku dengan caption "Pel
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status