Share

Bab20_Kepergian Ratih

BAB 20

“Tih, lo, enggak papa?” tanya Airin demi melihat sahabatnya seperti tak selera makan.

“Maksudnya?”

“Lo, kek enggak selera gitu makannya, atau mau pesan yang lain? Bentar, kita pesan—“

“Eh, enggak usah ... cukup, kok,” Ratih memotong ucapan Airin yang bersiap melambaikan tangannya pada pelayan.

“And then? Ada apa? Kita bukan baru kenal. Gue udah paham banget sifat lo dan begitu juga sebaliknya. Please, tell me why?”

“Hmm ... makan dulu, ya? Gue janji pasti cerita.”

“Oke, tapi lo juga harus makan,”

“Oke ... oke, Tuan Puteri,” jawab Ratih seraya memajukan badannya ke arah Airin yang seketika mencebikkan mulutnya.

Akhirnya dengan susah payah Ratih mencoba menelan suap demi suap makanan demi tak mengecewakan Airin yang telah memesan begitu banyak makanan untuk lunch mereka.

Setelah merasa cukup, mereka menyudahi makan siang mereka dan masih ada beberapa menu yang tak tersentuh, Airin berinisiatif untuk membungkusnya dan menambah beberapa menu ikan goreng juga nasi putih untuk dib
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status