Share

Part 24

"Saya tak ubahnya sebongkah batu yang bersemayam dalam lumpur, tampak hina dan keberadaannya tak dipedulikan."

~Lena Anastasya~

"Dalam hidup kita tidak pernah benar-benar bisa memahami takdir. Saya ingin mengangkat batu itu lalu membersihkan dan menjadikan dia dihargai layaknya berlian."

~Khairul Anam~

***

Lena membuka mata setelah beberapa saat tak sadarkan diri. Tubuhnya masih terasa lemah, dia menoleh dan memandang lelaki di sebelahnya.

Khair duduk bersila di atas sajadah menghadap ke arah kiblat. Dia mengenakan baju koko dan sarung lengkap dengan peci berwarna hitam. Kepala lelaki itu sedikit menunduk dengan mata terpejam, jemarinya menguntai tasbih mutiara berwarna putih terlihat berkilau diterpa cahaya lampu yang menggantung di bawah langit-langit rumah. Bibirnya menggumamkan sesuatu begitu lirih dan khusyuk.

Melihat semua itu bola mata Lena serasa panas dan berkaca-kaca. Dia tidak ingin menangis, sudah terlalu banyak air mata y

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status