" kita mau kemana ?" Tanya Zahra.
Albi hanya diam tidak menjawab pertanyaan gadis yang sedang di bonceng dirinya.
Albi menghentikan motornya mendadak di pinggir jalan karena ia baru saja melihat toko jaket.
Albi sendiri tidak memakai jaket saat akan bertemu dengan Zahra karena Albi berpikir hanya akan berolahraga saja.
" Gak mungkin juga bawa anak orang dengan seperti ini " Albi sejenak berpikir melihat Zahra yang sama dengan dirinya tidak memakai jaket.
" Beli jaket dulu " perintah Albi.
Albi sudah selesai membeli jaket dan celana panjang untuk dirinya tapi,Zahra masih mematung menunggu Albi.
" Kamu gak pilih jaket ?" Tanya Albi.
" Nggak " jawab Zahra sambil menggelengkan kepalanya.
Tanpa banyak tanya Albi langsung memilihkan jaket untuk Zahra dan membayarnya.
"Ini... Pakailah !" Perintah Albi
" Pakai motor harus pakai jaket !" Perintahnya lagi.
Sejenak Zahra berpikir kalau yang di katakan Albi memang benar dan ia pun segera meraih jaket berwarna hijau army untuk di pakainya.
Mereka pun kembali melakukan perjalan walaupun Zahra masih tetap merasa bingung .
" Kita mau kemana sih ?" Tanya Zahra.
" Yang pasti naik gunung terus turun gunung lagi "Albi hanya menjawab dengan simple.
" Kebun teh " Zahra berkata dengan kegirangan.
" Diam ... Kita gak akan turun disini mengerti !" Albi masih fokus dengan jalanan di depannya.
" Bi...cape..." Rengek Zahra setelah hampir dua jam perjalanan namun belum beristirahat juga .
" Ya,sudah kita istirahat di warung saja " jawab Albi.
Mereka pun beristirahat di kios warung yang berada di pinggir jalan dan menikmati beberapa cemilan dan air mineral di dalam botol.
" Istirahat cuman lima belas menit ! Masih dua jam perjalanan lagi dari sini ! Ini rute jalan yang tak biasa kita akan melewati bukit lagi sehabis perkebunan teh ini habis !" Albi memberi informasi pada Zahra.
Zahra hanya menganggukkan kepalanya walaupun ia sendiri tudak tahu Albi akan membawanya kemana ?
Di rasa sudah cukup beristirahat Albi dan Zahra kembali menaiki motor.
Zahra bergumam sendiri dalam hatinya "benar yang di katakan Albi kita akan melewati bukit lagi "
Tapi exspresi Zahra menjadi berubah tak kala melihat fair pantai dari atas bukit.
" Indah ..." Zahra berkata melihat ketakjuban pemandangan di depan matanya.
" Bi...kok berhenti !" Tanya Zahra heran.
" Aku mau lihat pantai beneran " rengek Zahra.
" Isi bensin dulu !" Jawaban yang keluar dari mulut Albi.
Antara malu dan senang karena Albi akan membawa dirinya melihat pantai yang asli bukan yang hanya di lihat dari layar televisi atau ponsel.
Albi dan Zahra sudah sampai di antrean tiket untuk masuk ke pantai.
Kini tiba giliran Albi tiba untuk membayar karcis dan Albi pun segera merogoh dompetnya dari dalam tas pinggang miliknya.
Albi memarkirkan motornya dan Zahra langsung pergi berlari menuju pantai tanpa menunggu Albi terlebih dahulu.
" Yey..." Zahra berlari layaknya anak kecil yang sedang merasa kebahagiaan karena bisa berada di pantai.
Albi hanya tersenyum saat menyusul Zahra di lihatnya exspresi Zahra yang kini sudah berubah menjadi ceria lagi.
Albi membeli dua buah kelapa dan menyusul kembali Zahra yang sedang asyik bermain pasir tanpa menghiraukan orang-orang di sekitarnya.
" Minum dulu !" Albi menyodorkan kelapa yang sudah ada sedotan di kelapa tersebut.
" Sebentar cuci tangan dulu !" Zahra berlari ke tepian pantai untuk mencuci tangannya.
Zahra kemudian meminum air kelapa yang di sodorkan Albi.
" Segerrr" Zahra meminum air kelapanya dengan merasakan kenikmatan.
" Baru pertama ke pantai ?" Tanya Albi.
" Hmmm ..." Jawab Zahra sambil terus menyeruput air kelapanya.
" Pantesan senang banget "
" Terima kasih Bi ... " Jawab Zahra tulus.
" Hmmm" jawab Albi singkat.
" Lapar gak ?" Tanya Albi lagi .
" Lapar tapi aku gak bawa duit " jawab Zahra.
" Patungan berapa nih ? Nanti bayarnya besok !" Tambah Zahra lagi.
" Kamu sudah patungan ! Itu motor !" Albi menunjuk motor yang sudah terparkir.
" Tapi,kan tadi kamu beli jaket,bensin,terus cemilan di tambah sekarang makan " jawab Zahra karena merasa sungkan.
" Berisik ! Itu cacing di perut minta di isi !" Albi mendengar jelas suara perut Zahra yang sudah mengeluarkan bunyi.
" Ayo..." Ajak Albi.
Albi pun mengitari beberapa tempat makan hingga Albi memutuskan untuk bakar ikan sebagai menu santap siangnya.
" Mau makan apa ? Pilih sendiri !" Albi mempersilahkan Zahra untuk memilih menu yang di inginkannya.
Zahra memilih udang segar dan meminta sang pelayan untuk memasaknya dengan bumbu asam manis favoritnya .
Mereka berdua duduk menunggu pesanan yang sedang di masak terlebih dahulu.
Zahra sibuk membalas chat WA yang masuk di ponselnya.
Hingga suara telepon masuk yang memaksanya untuk segera mengangkat telepon tersebut.
" Kamu dimana ?" Suara dari sang penelepon .
" Masih di luar " jawab Zahra.
" Cepat pulang pamanmu kembali berdinas di tanah Jawa lagi " sang ayah yang menyuruh putrinya untuk pulang.
" Sore pulang nya yah !" Jawab Zahra.
" Ya,sudah hati-hati jangan bikin ulah "jawab sang ayah dari sambungan telepon kemudian mengakhiri percakapannya.
" Hufff..." Terdengar suara helaan nafas Zahra karena kaget di telepon oleh ayahnya sendiri.
" Kenapa ? Harus cepat balik ya ?" Tanya Albi cemas.
" Ya,sudah makan dulu !" Albi menyantap hidangan di atas meja yang sudah di pesannya tadi.
Zahra pun tidak banyak bicara dan lebih fokus pada hidangan di depan matanya.
" Bi...aku masih mau main dulu ! Paling tidak foto-foto deh "Zahra merengek lagi karena merasa belum puas.
" Habiskan dulu minumnya " Albi berkata seraya menghabiskan minumannya juga.
Setelah selesai Albi dan Zahra kembali ke pantai dan berfoto.
Zahra lebih banyak mengabadikan foto dirinya ketimbang Albi.
" Ayo...foto bareng " ajak Zahra .
" Buat apa ? Buat takut - takutin tikus di rumahmu !" Tanya Albi dengan nada bercanda.
" Yey...ko gitu sih ! Buat kenang-kenangan aja karena ini moment pertama aku ke pantai " Zahra berkata sambil tersenyum.
Tanpa banyak berbicara lagi kini tangan Zahra sudah berhasil mengambil beberapa foto Albi dan dirinya dengan latar pantai di belakangnya.
Di rasa cukup mengambil foto kemudian Zahra sedikit menggulung celananya ke atas dan mulai berjalan di atas pasir yang sudah basah oleh air laut.
" Gimana senang " tanya Albi sambil berjalan mengikuti Zahra.
" Terima kasih Albi untuk hari ini " Zahra berteriak sambil berlari dan sesekali kakinya menendang-nendang air laut yang datang menghampirinya.
Albi hanya mengulam senyum di bibirnya.
Dalam benak Albi sesaat berpikir saat Zahra hadir di saat dirinya dalam keadaan terpuruk dan tidak tahu solusi apa yang harus ia perbuat sampai tuhan mengirimkan gadis bernama Zahra yang membantunya dengan tulus tanpa melihat siapa dirinya dan dari mana asal usulnya.
Dan di saat Albi melihat Zahra yang terluka hatinya oleh Nico.
Albi berpikir untuk bisa mengembalikan wajah ceria Zahra.
Selesai melaksanakan ijab qobul dan resepsi mereka menikmati bulan madu selama satu Minggu. " Masih,sisa satu Minggu lagi nih ! Aku kan cuti dua Minggu jadi gimana kalau mulai petsiapan pindah ke rumah dinas ?" Tanya Albi pada Zahra. " Ya,sudah ayo " Zahra mengiyakan ajakan suaminya. Mereka berdua pun menyempatkan diri untuk berbelanja kebutuhan terlebih dahulu untuk bisa memenuhi kehidupan mereka nantinya di sana. " Ayo" Albi mengajak Zahra untuk masuk. " Maaf,ya untuk sementara waktu tinggal dulu di rumah dinas dulub! Bukannya gak pengen punya rumah sendiri tapi terkadang tugas saya sebagai prajurit bisa di pindahkan sewaktu-waktu !" Albi menjelaskan agar Zahra tidak salah paham nantinya. " Iya,aku paham " Zahra memasukkan semua belanjaan ke dalam kulkas dan mulai menata barang - batang yang di belinya
Sekarang waktunya untuk menjalani prosedur nikah kantor.semua di lalui Zahra dengan hati yang dah Dig dug der. Bertemu dengan banyak orang bukanlah hal baru tapi jika mengurus sesuatu yang menyangkut dengan masa depan inilah yang harus di hadapinya sekarang bersama Albi. "Gimana,capek ?" Tanya Albi. " Iyasih capek ! Tapi,ya mau gimana lagi !aturan nya sudah begini ! Mau gak mau ya harus di lewati !" Jawab Zahra dengan rasa lelahnya. " Nyesel gak ?" Albi bertanya takut saja kalau Zahra merasa menyesal harus melewati prosedur seperti ini. " Anggap saja saya sedang menyusun skripsi !" Zahra menjawab demikian karena teringat dengan harus mengumpulkan beberapa berkas dan masuk ruangan sana sini. " Kalau,ditanya nanti tolong jangan bilang saya punya usaha sendiri ya Bi...!" Pinta Zahra. " Tergantung ! Alasannya apa
" berapa nominal yang biasa kamu setor per bulannya ?" Tanya Zahra. " Biasanya sih........!" Albi membisikkan nominal jumlahnya. " Karena tadinya usaha yang saya bangun tersebut awalnya hanya buat mengusir rasa kebosanan saja selepas dinas !" Albi mengingat awal usahanya di bangun. " Kenapa merasa bosan dengan dunia militer ?" Tanya Zahra. " Ya,bosan saja ! Karena saat tinggal di dalam asrama banyak ibu - ibu untuk menjodohkan saya ! Setiap hari harus menghindari mereka semua ! Ya,menghindar terus kan percuma juga ! Dari pada melakukan hal yang gak benar mendingan bikin usaha biar fokus saja gak suntuk gitu !" Albi mulai membuka masa lalunya. " Memang,di sana kamu gak pacaran gitu ?" Tanya Zahra dengan polosnya karena penasaran Albi memiliki mantan atau tidak. " Kalau yang ngejar saya sih banyak ! Cuman masalahnya saya yang pengen ngejar kamu ! Tapi,waktu itu ka
" jadi selama ini kamu mencemburui Sari ! Tanpa tahu Sari itu siapa ?" Pertanyaan dari Albi yang mengintimidasi Zahra langsung. " Karena , kamu yang bilang sendiri ! Sari dan saya sama pentingnya dalam hidup kamu !" Zahra kembali mempertegas kalimatnya. " Kamu tahu siapa itu Sari ?" Tanya Albi untuk memastikan. " Tidak tahu " jawab Zahra . " Sekarang diam dan jangan menyela !" Albi ingin agar saat dirinya bicara tidak ada yang menyelanya. " Sari dan Zahra sama pentingnya dalam hidup saya ! Mereka berdua hadir dan memberi saya motivasi untuk bisa melanjutkan hidup kembali dan menasehati saya agar tidak menyakiti banyak orang ! Terutama menyangkut keluarga !" " Sari yang kamu maksud adalah ibu kandung dari Azizah isteri dari Ridwan" "Terus kenapa kamu waktu itu kirim pesan ! Dan dalam ketikan jelas sekali menuli
Siang ini pesawat Albi akan berangkat pukul 02.00. Albi masih memiliki waktu di rumah keluarga kandungnya selama lima jam lagi sebelum ia benar - benar pergi ke pulau seberang lagi. " Kak,nanti di anterin siapa ?" Tanya sang adik. " Biasa...sendiri juga jadi !" Jawab Albi dengan santai. " Berarti sebelum berangkat ! Kita makan di luar dulu ya !" Pinta sang adik. " Di rumah juga bisa dek !" Albi sedang malas. " Ya,ini kan beda moment nya beda ! Kakak jarang ada di rumah juga ! Kan kakak cuti dua Minggu ! Ini baru juga tiga hari ! Kok,sudah mau balik lagi ?" Sang adik merasa heran. " Ada tugas dadakan ! " Jawab Albi dengan biasa padahal sebenarnya dia sedang berbohong . " Berarti nanti siang bisa kan ! Itung - itung makan siang juga ! Sebelum pergi lagi !" Pinta sang adik dengan manja. &nbs
" jadi maksudmu ? Kamu cemburu ?" Tanya Rama sekali lagi. " Jujur iya ! Dan Albi sangat membanggakan Sari ! Terbukti saat tadi siang Albi datang ke toko Zahra dan ia masih tetap membahas Sari ! Jika Sari memang lebih penting dalam hidupnya ! Maka Zahra lebih baik mundur ! Dan Albi selalu bilang bahwa Sari dan Saya sama pentingnya !" Zahra bercerita lagi. " Mungkin Sari itu ibunya " Rama menengahi arah pembicaraan Zahra. " Sari bukan ibu nya Albi ! Zahra tahu semua keluarga Albi entah itu ibunya,ayahnya ataupun adiknya ! Zahra tahu semua ! Bahkan cerita Albi yang identitasnya di palsukan semua ! Itu ulah keluarga besarnya !" Zahra bercerita lagi. " Kamu,sudah selidiki siapa itu Sari ?" Tanya Rama. Zahra hanya menggelengkan kepalanya. " Ya,sudah tidak usah di pikirkan lagi ! Jika memang bukan jodohmu ! Ayah juga tidak akan memaksamu untuk menerima A