Share

20.kembali lagi

Author: Cule Vie
last update Last Updated: 2021-09-26 10:14:15

Zahra kembali ke rumahnya saat adzan magrib berkumandang.ia tak menyua-nyiakan waktu yang di beri sang maha pencipta untuk bisa bersujud.

Meski rasa lelah dan letih hinggap di sekujur tubuhnya Zahra berlalu mengambil air wudhu dan melaksanakan kewajibannya.

" Dari mana kamu ?" Tanya paman Edo yang tadi sore baru kembali dari Sulawesi.

" Oh...itu tadi ... " Zahra berbicara sambil terbata-bata karena bingung apa yang harus ia jelaskan.

Mulutnya seraya terkunci dan otaknya mendadak mengerem untuk memerintahkan mulut supaya tidak mengeluarkan sepatah kata pun.

" Kamu bisa membohongi ayahmu sendiri tapi tidak denganku " Edo berbicara sambil berlalu meninggalkan Zahra yang masih diam mematung dan belum membuka mukenanya.

Sang paman berlalu dan menemui kakaknya yang tak lain ayah Zahra.

" Kau membebaskan Zahra ?" Tanya Edo sambil duduk di samping sang kakak.

" Yang penting tahu batasan saja itu sudah cukup !" 

" Jangan biarkan dia buatpacaran dulu !" Edo memperingatkan kakaknya.

" Lelaki yang berani itu tidak mengajak anak perempuan untuk pacaran tapi untuk di halalkan " sang kakak menimpali ucapan adiknya.

" Tenang...Zahra sudah tahu dan mengerti !"Rama pun sebenarnya merasakan kecemasan yang sama dengan Edo.

" Itu ... Tanah nggak di bangun sekalian ?" Tanya Rama.

" Atur sajalah ! Saya sibuk sedang persiapan panitia juga buat calon anggota TNI yang baru !" Jawab Edo.

" Urusan keuangan tanya langsung sama Rima dia manajernya !" Edo menyerahkan keuangan untuk di atur isterinya.

" Di bikin kontrakan saja lah do !" Rama memberi saran.

" Itu buat bisa masa tua kita nanti !" Tambah Rama.

" Ya,nanti saya ngomong ke isteri.

Edo baru sampai tadi sore dan belum sempat melihat tanahnya yang sudah di beli saat bulan lalu membelinya bersama Rama.

Selama berdinas di kesatuan Edo lebih memilih tinggal di rumah dinas ketimbang mengontrak rumah di luar asrama.

Saat kembali ke tanah Jawa barulah Rama mengingatkannya untuk punya rumah di sini.

" Jangan di bikin kontrakan semua ! Saya juga pengen bikin rumah sekalian " Edo sebenarnya tidak ingin membawa keluarganya untuk tinggal di asrama lagi.

" Atur saja lah ! Isteri saya juga sibuk !" Tambah Edo mengingat isterinya bekerja sebagai seorang guru.

" Ya,sudah jangan banyak mikir ! " Rama menutup sesi pembahasan properti.

Zahra kemudian keluar dari kamar dan ikut duduk bersama kedua lelaki dewasa yang sedang asyik menonton televisi.

" Itu ... Muka kusut gitu ! Kata ayahmu pamit lari ! Lari kemana ? Berapa putaran ?" Edo menanyai Zahra keponakannya.

Zahra masih diam dan bingung karena tadi pagi pemandangan dan kejadian yang tak indah terlihat oleh matanya.

Sang paman bertanya seakan mengingatkan kembali sosok Nico yang telah mengecewakan dirinya.

" Tadi pagi iya lari,habis lari nongkrong dulu trus ngerumpi...makan deh !" Jawab Zahra dengan badan yang masih merasakan pegal di sekujur tubuhnya.

Edo bukanlah sosok orang yang mudah di bohongi terutama oleh Zahra dengan gelagat yang mencurigakan.

" Tapi,kelihatannya kamu kaya kecapean ya !" Selidik Edo.

" Ya,cape lah ! Seharian di luar rumah " jawab Zahra.

Edo sebenarnya tidak mempercayai semua ucapan Zahra berbeda dengan Rama yang seakan - akan bisa di bohongi Zahra.

" Berapa semester lagi kuliah ?" Tanya Edo.

"Empat semester lagi ! " Jawab Zahra.

" Kalau ada kesulitan tanya bibimu ! Dulu dia juga sama satu jurusan denganmu !" Edo memberi Zahra keleluasaan agar Zahra tidak sering berada di luar.

" Iya ..." Jawab Zahra singkat.

Zahra menyadari kalau sang paman sedang mengintrogasinya dan ia pun memilih pamit undur diri dengan alasan besok ada kuliah pagi.

" Tinggal di sini saja lah do ? Sebelum rumahmu dibangun !" Perintah sang kakak .

" Saya sih gak masalah ! Nggak tahu kalau isteri ! Belum juga Bowo nakalnya minta ampun " 

" Bowo biar isteri ku saja yang jaga nya ! Toh kalian berdua sama-sama kerja juga !" Rama mencoba memberi solusi.

" Ya,itung - itung saya punya bocah laki dadakan gitu ! " Rama sangat berharap.

" Gampang lah kalau masalah itu ! Senyaman isteri saya sajalah ! Saya nggak mau kena omel sama ibu komandan yang itu !" Edo harus bertanya pada isterinya sebelum mengambil keputusan.

" Benar...kalau isteri ngajak ribut ! Kita para lelaki pasti kalah dan lebih baik mundur ! Dari pada urusan jadi panjang !" Rama membenarkan ucapan adiknya.

_-_-_-

" PING " Albi mengetes Zahra sudah tidur atau belum.

Zahra mendengar suara notifikasi pesan di ponselnya.

" Apa... Bi ...?" Balasan pesan untuk Albi.

" Kena omel nggak ?😁😁😁" Tanya Albi.

" Nggak ... " Jawab Zahra membalas pesan Albi.

" Syukurlah ...🤗🤗🤗" Albi merasa lega .

" Bi,kata pamanku sekarang paman masih persiapan bentuk panitia buat calon anggota TNI yang baru ! Harus siap ya !" Pesan Zahra untuk Albi.

" Tiap hari juga latihan  🏃🏃🏃" jawab Albi.

"Renang ? Kamu bisa renang kan ?" Tanya Zahra untuk memastikan saja .

" Bisa ... Tenang aja !😁😁😁" 

" Minggu depan latihan renang saja ! Mumpung masih ada waktu !" Zahra mengatur jadwal lagi.

" Hmm... Saya ikut mentor saja " Albi membalas pesan Zahra dan kemudian Albi menyudahi dunia Maya nya.

_-_-_-

" sudah ketemu .... Masih di lanjut di dunia Maya " seloroh Ridwan yang masuk namun tidak terdengar Albi saatmembuka pintu.

" Datang ngucap salam ! Bukan usil !" Albi memprotes sikap Ridwan.

" Lah ,saya ngucap salam ! Kamu sibuk sama hp !" Ridwan membela diri.

" Mana oleh - oleh dari pantai ?" Ridwan meminta oleh-oleh.

" Nih,badan cape ! Pegal semua ! Kalau mau pijitin ! Nih...disini...di sini " Albi menunjukkan bagian badannya yang sakit.

" Cepet...biar dapat pahala..." Tambah Albi lagi.

Ridwan yang merasa kasihan akhirnya memijit tangan,kaki dan juga badan Albi.

" Untung punya teman kaya gue ! Ada upah nya gak nih ! Cewek juga boleh !" Ridwan berbicara sambil cengengesan.

" Hush...ngomong tuh sembarangan !" Albi tidak menyukai cara bicara Ridwan namun badannya menjadi rileks karena mendapat pijatan yang enak.

" Lah,kamu enak ada Sari,Zahra terus...saya gimana ?"Ridwan terus mengoceh.

" Saya nggak pacaran ! Baik sana Sari atau Zahra dan saya juga bingung harus menjelaskannya bagaimana ? Saya ada urusan sama mereka titik tapi bukan pa....ca....ran..." Albi sedikit menekan kata-katanya.

" Lagian siapa juga cewek yang mau sama model tukang kuli bangunan macam kita ! Saya juga mikir kesana kali buat deketin anak orang ! Ia anaknya demen dan mau sama kita ! Orang tuanya belum tentu terima kita !tetap ajaujung-ujungnys masalah restu orang tua ! Sakral itu !" Albi bercerita panjang lebar.

" Bener juga ! Apa yang kamu bilang !"Ridwan membenarkan semua ucapan Albi .

" Kamu pintar masak ! Mending kumpulin duit dulu ! Coba bangun usaha biar gak di pandang sebelah mata ! Di mana - mana juga orang Memandang dari status bukan macam kita ini " 

" Iya kita kalau sudah bersih di pantes-pantesin juga muka menang ! Tapi kalau mereka lihat kita pas lagi kotor sama Senen ! Apa mereka masih mau terima kita jadi anak mantunya ?" Albi memandang ke depan cara berpikirnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Militer Mengangkat Surgaku   50.Rumah tangga

    Selesai melaksanakan ijab qobul dan resepsi mereka menikmati bulan madu selama satu Minggu. " Masih,sisa satu Minggu lagi nih ! Aku kan cuti dua Minggu jadi gimana kalau mulai petsiapan pindah ke rumah dinas ?" Tanya Albi pada Zahra. " Ya,sudah ayo " Zahra mengiyakan ajakan suaminya. Mereka berdua pun menyempatkan diri untuk berbelanja kebutuhan terlebih dahulu untuk bisa memenuhi kehidupan mereka nantinya di sana. " Ayo" Albi mengajak Zahra untuk masuk. " Maaf,ya untuk sementara waktu tinggal dulu di rumah dinas dulub! Bukannya gak pengen punya rumah sendiri tapi terkadang tugas saya sebagai prajurit bisa di pindahkan sewaktu-waktu !" Albi menjelaskan agar Zahra tidak salah paham nantinya. " Iya,aku paham " Zahra memasukkan semua belanjaan ke dalam kulkas dan mulai menata barang - batang yang di belinya

  • Militer Mengangkat Surgaku   49 Dag Dig dug

    Sekarang waktunya untuk menjalani prosedur nikah kantor.semua di lalui Zahra dengan hati yang dah Dig dug der. Bertemu dengan banyak orang bukanlah hal baru tapi jika mengurus sesuatu yang menyangkut dengan masa depan inilah yang harus di hadapinya sekarang bersama Albi. "Gimana,capek ?" Tanya Albi. " Iyasih capek ! Tapi,ya mau gimana lagi !aturan nya sudah begini ! Mau gak mau ya harus di lewati !" Jawab Zahra dengan rasa lelahnya. " Nyesel gak ?" Albi bertanya takut saja kalau Zahra merasa menyesal harus melewati prosedur seperti ini. " Anggap saja saya sedang menyusun skripsi !" Zahra menjawab demikian karena teringat dengan harus mengumpulkan beberapa berkas dan masuk ruangan sana sini. " Kalau,ditanya nanti tolong jangan bilang saya punya usaha sendiri ya Bi...!" Pinta Zahra. " Tergantung ! Alasannya apa

  • Militer Mengangkat Surgaku   48.bicara terbuka 2

    " berapa nominal yang biasa kamu setor per bulannya ?" Tanya Zahra. " Biasanya sih........!" Albi membisikkan nominal jumlahnya. " Karena tadinya usaha yang saya bangun tersebut awalnya hanya buat mengusir rasa kebosanan saja selepas dinas !" Albi mengingat awal usahanya di bangun. " Kenapa merasa bosan dengan dunia militer ?" Tanya Zahra. " Ya,bosan saja ! Karena saat tinggal di dalam asrama banyak ibu - ibu untuk menjodohkan saya ! Setiap hari harus menghindari mereka semua ! Ya,menghindar terus kan percuma juga ! Dari pada melakukan hal yang gak benar mendingan bikin usaha biar fokus saja gak suntuk gitu !" Albi mulai membuka masa lalunya. " Memang,di sana kamu gak pacaran gitu ?" Tanya Zahra dengan polosnya karena penasaran Albi memiliki mantan atau tidak. " Kalau yang ngejar saya sih banyak ! Cuman masalahnya saya yang pengen ngejar kamu ! Tapi,waktu itu ka

  • Militer Mengangkat Surgaku   47.bicara terbuka

    " jadi selama ini kamu mencemburui Sari ! Tanpa tahu Sari itu siapa ?" Pertanyaan dari Albi yang mengintimidasi Zahra langsung. " Karena , kamu yang bilang sendiri ! Sari dan saya sama pentingnya dalam hidup kamu !" Zahra kembali mempertegas kalimatnya. " Kamu tahu siapa itu Sari ?" Tanya Albi untuk memastikan. " Tidak tahu " jawab Zahra . " Sekarang diam dan jangan menyela !" Albi ingin agar saat dirinya bicara tidak ada yang menyelanya. " Sari dan Zahra sama pentingnya dalam hidup saya ! Mereka berdua hadir dan memberi saya motivasi untuk bisa melanjutkan hidup kembali dan menasehati saya agar tidak menyakiti banyak orang ! Terutama menyangkut keluarga !" " Sari yang kamu maksud adalah ibu kandung dari Azizah isteri dari Ridwan" "Terus kenapa kamu waktu itu kirim pesan ! Dan dalam ketikan jelas sekali menuli

  • Militer Mengangkat Surgaku   46.dadakan

    Siang ini pesawat Albi akan berangkat pukul 02.00. Albi masih memiliki waktu di rumah keluarga kandungnya selama lima jam lagi sebelum ia benar - benar pergi ke pulau seberang lagi. " Kak,nanti di anterin siapa ?" Tanya sang adik. " Biasa...sendiri juga jadi !" Jawab Albi dengan santai. " Berarti sebelum berangkat ! Kita makan di luar dulu ya !" Pinta sang adik. " Di rumah juga bisa dek !" Albi sedang malas. " Ya,ini kan beda moment nya beda ! Kakak jarang ada di rumah juga ! Kan kakak cuti dua Minggu ! Ini baru juga tiga hari ! Kok,sudah mau balik lagi ?" Sang adik merasa heran. " Ada tugas dadakan ! " Jawab Albi dengan biasa padahal sebenarnya dia sedang berbohong . " Berarti nanti siang bisa kan ! Itung - itung makan siang juga ! Sebelum pergi lagi !" Pinta sang adik dengan manja. &nbs

  • Militer Mengangkat Surgaku   45.konfirmasi

    " jadi maksudmu ? Kamu cemburu ?" Tanya Rama sekali lagi. " Jujur iya ! Dan Albi sangat membanggakan Sari ! Terbukti saat tadi siang Albi datang ke toko Zahra dan ia masih tetap membahas Sari ! Jika Sari memang lebih penting dalam hidupnya ! Maka Zahra lebih baik mundur ! Dan Albi selalu bilang bahwa Sari dan Saya sama pentingnya !" Zahra bercerita lagi. " Mungkin Sari itu ibunya " Rama menengahi arah pembicaraan Zahra. " Sari bukan ibu nya Albi ! Zahra tahu semua keluarga Albi entah itu ibunya,ayahnya ataupun adiknya ! Zahra tahu semua ! Bahkan cerita Albi yang identitasnya di palsukan semua ! Itu ulah keluarga besarnya !" Zahra bercerita lagi. " Kamu,sudah selidiki siapa itu Sari ?" Tanya Rama. Zahra hanya menggelengkan kepalanya. " Ya,sudah tidak usah di pikirkan lagi ! Jika memang bukan jodohmu ! Ayah juga tidak akan memaksamu untuk menerima A

  • Militer Mengangkat Surgaku   44.harusnya bisa

    Ningsih dan Wawan kembali lagi ke rumah mereka dan mereka melihat ke empat pengawal yang khusus yang di kirim Albi tinggal percis di seberang rumah mereka. " Kalau ada apa - apa ! Jangan sungkan ! Kalau mendesak berteriak lah ! Rumah kalian sudah di pasang kamera cctv !" Salah satu pengawal berucap tegas. " Ya,sudah istirahat saja dulu !" Titah Wawan kepada ke empat pengawalnya. Albi sebenarnya sudah tahu laporan dari para pengawalnya mengenai Ini Tia dan Hari namun,Albi belumbisa beranjak dari tempat Zahra karena urusannya dengan gadis itu masihnwlum selesai. Beruntung Albi meletakkan para pengawalnya di depan rumah keluarga kandungnya untuk menghalau sesuatu yang tidak di inginkan !mengingat dirinya harus berdinas luar yang jauh dari pantauan matanya. Albi masih belum bisa melepaskan Zahra begitu saja dan ia berpikir untuk datang ke rumah Zahra.

  • Militer Mengangkat Surgaku   43.di hari yang sama

    Ningsih dan Wawan pergi ke rumah sakit di jam yang sama saat Albi hendak keluar rumah untuk urusan Zahra. Wawan dan Ningsih masih terus dalam pengawasan melalui orang suruhan Albi dan Albi memerintahkan untuk selalu tetap waspada mengingat kelicikan Tia dan Hari sudah tidak perlu di ragukan lagi. Wawan dan Ningsih masih menikmati perjalanan selama enam puluh menit lamanya karena mereka sengaja tidak tinggal dalam satu kota bersama dengan kota yang di tempati Hari dan Tia. Manik mata Wawan terus mengawasi orang di samping dan kanan kiri mobilnya dan ia melihat dua motor yang sedari tadi terus bersamaan dengan dirinya melaju di jalanan. Insting seorang lelaki selalu benar jika ada orang yang terus mengawasi mereka namun,Wawan masih bersikap santai saja karena ia tidak ingin membuat sang isteri cemas dengan keadaan sekitarnya. Saat sampai di rumah sakit Wawan dan Hari berg

  • Militer Mengangkat Surgaku   42. Jika saja

    Albi menjadi pusat perhatian para pengunjung dan itu membuat Zahra semakin kesal. Albi tahu jika kehadirannya sangat tidak di inginkan oleh Zahra namun,ia tidak ingin menumpuk masalah yang sudah bertahun - tahun terutama mengenai Sari yang dialah artikan oleh Zahra karena saat Albi sebelum masuk ke dunia militer lewat Bi Sari lah Albi bisa mendapatkan info tentang perlakuan keluarga besarnya terhadap keluarga kandungnya. Zahra lebih memilih fokus mengeluarkan baju dari gudang untuk di masukkan ke dalam keranjang yang sudah tersedia. Albi membantu Zara dengan melobby para pengunjung yang datang ke toko Zahra dan pada hari itu juga toko Zahra menjadi ramai sekali dan mendapatkan omset yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya. Jika saja kesalah pahaman itu tidak pernah terjadi maka dapat di pastikan Albi dan Zahra pasti sudah bersatu bahkan mungkin udah pnya anak di tengah - tengah mereka.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status