Share

Chapter 18. Kesedihan

     Clak. Sabrina pulang kerumah disaat hari belum gelap. Jam masih menunjukkan pukul empat sore. Jam kerja pun belum berakhir. Jam kerja? Sabrina tertawa dalam hati. Rumah dalam keadaan kosong saat ia pulang. Bunda sedang arisan dengan tetangga sedangkan Ayah belum pulang dari kantornya. Ia menghempaskan tubuhnya kasar ke atas sofa. Ia memandang kosong langit-langit rumahnya. Kejadian dua hari terakhir membuat kepalanya pening bukan main.

     “Brengsek!” Sabrina mengumpat marah. Matanya terasa panas. Ia berkaca-kaca. Mengapa dunia tidak adil padaku? Apa kesalahanku hingga diperlakukan oleh dunia sekeji ini? Air matanya jatuh.

     Dalam sekejab ia mendapatkan pekerjaan dan dalam sekejab pula ia kehilangan pekerjaan. Yang lebih menyebalkan, ia kehilangan pekerjaan atas alasan yang tidak bisa ia terima. Performa kerja yang

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status