Tak terasa beberapa hari telah berlalu, Nijiro dan lainnya terus berlatih selama beberapa hari itu tanpa henti, kecuali Morine yang cenderung bermalas-malasan. Sekarang sudah tanggal 12 Juli, akhirnya Ujian Masuk akademis Legends telah dimulai.
Pukul 7 pagi di dalam kamar Istana, Nijiro masih tertidur dan mengorok (udah kebiasaan xD)..
“Master, bangun-bangun.. Nanti terlambat, hari ini ada ujian loh..” Ucap Clori yang berusaha membangunkannya.
“Nantilah, aku masih mengantuk.” Nijiro mengingau sambil memeluk Guling dengan erat..
Melihat Tingkah Laku Suami Nina, Clori hanya menatapnya dengan wajah keringat. Kemudian Sirius menghampiri Clori dan berbisik, “Gimana ini, dia gak bangun-bangun juga.”
Kemudian Clori menatap Shuu. kemudian berkata, “Shuu, mu bangunkan dia.”
“Dengan senang hati.” Jawab Shuu dengan senyum Iblisnya.
Seketika Shuu masuk ke dalam baju tidur Nijiro dan memberi rangsangan menyakitkan, maksud author rangsangan
Kembali ke suasana Ujian Tertulis pada ruang 101, Nijiro terlihat semakin panik. Waktu tak terasa sudah berlalu 40 menit. Tersisa 20 menit Kembali. “(Hancurlah sudah masa depanku, kejayaanku),” Pikir Nijiro yang terus menatapi lembaran soal dengan wajah yang sangat menderita. Ada bayangan seperti hantu yang melihat Nijiro, Makhluk yang terlihat sangat samar menghampiri dan memasuki pikirannya. Sesosok itu mulai menelepatinya. || Hey Kamu... jangan menyerah.. Sini izinkan saya bantu. || Ucap suara misterius itu yang menelepatinya. || Benarkah? || Tanya Nijiro yang menanggapi. || Ya, Mari kita lihat daftar pertanyaannya. || Daftar Pertanyaan : Jelaskan Apa yang anda ketahui tentang Mana! Jelaskan peranan dari Morfologi Rule para petualang! Mengapa Mana sihir seseorang dapat habis? Bagaimana cara mengisi kembali? Apa itu Sihir? Jelaskan pembagian Sihir secara umum! Teknologi apak
Pasca Exam Stage 2, semua para peserta tampak memasuki sebuah ruangan khusus yang dirancang oleh Maha Master. Dia mulai merapalkan Mantra sihir khusus. Semua peserta dalam sekejap berpindah ke dalam sebuah Dimensi khusus. Di sana terlihat alat-alat tes kekuatan fisik, Sihir, dan pasukan boneka khusus bersiaga. Kemudian Maha Master muncul di atas panggung. “Selamat datang didunia Virtualku. Kalian semua berada di Virtual Box Land saya. Semua yang terjadi disini adalah kenyataan bukan ilusi. Sekarang, saatnya Ujian Stage 3 Tes Fisik dan Magis.” Ucap Maha Master kemudian memerintahkan para bonekanya untuk bersiaga dalam bertarung. Para Fighter, Assassin, Marksman, dan Tank melakukan tes fisik dengan masing-masing melawan boneka kuat botak berbentuk saitama yang diciptakan Maha Master. Untuk Para Magic dan Support, masing-masing dari mereka diarahkan melawan Boneka Sihir dengan kekuatan Sihir yang sangat kuat.. “Tunjukkan padaku seberapa kuat kalian!! Kalian dipe
Seluruh peserta Akademis mendapat waktu jeda Istirahat untuk persiapan Ujian Stage 4 yang akan diadakan besok. Namun Morine, Ria, Liana, Erina terlihat menghampiri Maha Master yang terlihat sibuk. Ketika mereka menghampirinya, “Hey... Ini Waktu yang tepat. Sebenarnya ada sesuatu yang ingin kubahas bersama dengan kalian.” Ujar Maha Master sambil berjalan.. “Apa itu?” Tanya Morine kepada Maha Master. “Sesuatu hal yang sangat penting.. Kita akan kembali ke Istana terlebih dahulu. Oh iya, Mana si Nijiro dan Saito?” Tanya Maha Master yang tidak melihat mereka. “Aku akan segera mencari mereka.” Ucap Erina kemudian naik tongkat sihirnya dan terbang. “Aku harap mereka secepatnya tiba. Aku seperti merasakan firasat buruk.” Ucap Maha Master yang merasa khawatir. Kemudian dia beserta para rombongan kecuali Erina, naik ke dalam Mobil terbang dan terbang menuju ke Istana Herby. Di sekitar Halaman Akademis, terlihat para Peserta mulai pulang. Saito
Keesokan paginya, sekitar pukul 7.30 Pagi, Semua anggota telah berkumpul di Bukit Herby Field. Terlihat disana sebuah area yang tinggi yang penuh dengan rerumputan hijau. Morine, Ria, Erina, Liana, Saito dan Nijiro beserta para Homies Nina berkumpul disana. Terlihat mereka seperti melakukan hanami (Kegiatan makan bersama di sebuah pohon). “Kalian makanlah dulu... Kita nanti ujian lagi xD.” Ucap Liana yang menikmati sarapan paginya. “Eh... Ujian lagi.. Ujian lagi.. Ujian merupakan hal yang merepotkan. Kalau bisa, aku tak mau ikut ujian..” Morine mengeluh sambil memakan kue kesukaannya. “Janganlah berkata seperti itu, Morine Chan. Ujian itu sangat penting loh untuk mengukur sejauh mana kemampuan kita.” Erina berusaha mengubah persepsi Morine. “Yang dikatakan Erina San itu benar. Lu tak boleh anggap remeh ujian ini.” Imbuh Ria yang mendukung pernyataan Erina. “Gadis pemalas seperti Morine kan memang suka yang praktis aja. xD” Nijiro berkata denga
Di bagian Timur Arena, terlihat Aldo sedang melawan peserta lainnya. dia menyerang seorang peserta dan terhempas. Ketika Natasha melewatinya, peserta Fighter yang terhempas menabraknya. Bruk.... Natasha dan Fighter Samurai Wanita itu terhempas dan menabrak sebuah batu dengan keras... “Aduh-aduh-aduh... Aku terlalu ceroboh. Hey Kamu, apa kamu baik-baik saja?” Tanya Natasha. Gadis Samurai tersebut akhirnya pingsan dan tak sadarkan diri. Kemudian Aldo menuju ke dalam hutan dan melihat Natasha.. “Sekarang giliran kamu. Akan kucabit-cabit kau. Hahahahahah...” Ucap Aldo yang sangat bergairah dengan mata yang berwarna merah. Pria tersebut terlihat kehilangan kendali dan telah dikontrol oleh seseorang. “Orang ini sangat berbahaya, aku harus cari akal lain.” Natasha berdiri sambil membahu Gadis samurai tersebut. “Stealth Magic : Invisible.” Kemudian Natasha dan Gadis Samurai itu menghilang dan kabur. “Sial, aku harus segera mengalahkan mereka.. Tidak a
Di Puncak Bukit Herby Field, Maha Master duduk termenung melihat layar di dalam Tenda. Dia bergumam, “(Sialan, mereka bisa berbuat sejauh ini. Memanipulasi pikiran orang lain untuk menjadi pengkhianat. Tidak bisa di maafkan. Nina Chan, aku harap kamu segera bangun. Kami hanya bisa mengandalkanmu di saat situasi seperti ini).” Maha Master terus memikirkan solusi penyelesaiannya. Kemudian Tanpa pikir panjang Maha Master segera meninggalkan Akademis dan menuju ke rumah sakit untuk membawa perawat ke lokasi, Ria dan Saito hanya berbaring. Lalu dia menelepon Erina. Erina yang sedang dalam perjalanan mendapat panggilan telepon. “Erina, kamu langsung ke Arena, bantu evakuasi para peserta.” Ujar Maha Master di dalam panggilannya. “Baik, Master.” Jawab Erina yang kemudian menutup panggilan. “Morine, Nijiro... Aku mau pergi dulu ya...” Ujar Erina yang kemudian terbang dengan menggunakan tongkat sihir (Naik sapu sihir gitu) menuju ke Arena, meninggalkan
Di rumah sakit Gorry Herby Maha Master sudah sampai dan ingin menemui Kepala Perawat disana. “Maha Master, kenapa anda bisa disini?” Tanya Robot Security yang menjaga keamanan rumah sakit. Robot itu melihat Maha Master yang tiba-tiba berada di hadapannya. “Ini Darurat, Ada sesuatu hal yang harus saya bicarakan dengan Kepala Perawat. Bisakah kamu antar saya ke sana?” “Siap pak.” Kemudian Robot itu yang berjalan dan menuju Ruang kepala Perawat. Kemudian Maha Master berjalan menuju ruang kepala perawat.. Disisi bagian Barat Arena Bukit Herby Field, Erina merasakan Aura yang sangat kuat dan pekat. “Liana Chan, kau bawa gadis iblis ini ke Penjara Herby, jelaskan situasinya kepada mereka. Aku akan ke Arena Timur, aku merasakan firasat buruk.” Kata Erina dengan raut wajah khawatir. ==OK== Liana menulis dan menampilkan papan. Kemudian Liana kembali menggunakan sihir Imajinasi Wool Trap untuk mengunci musuh dengan bulu domba dan
Di ruang bawah tanah Istana Glory Peretas yang berada di Ruang Bawah Tanah Istana Herby bergerak mundur selangkah. “Tak akan kubiarkan kau menyentuh Nina Chan.” Ujar Ria dengan serius. “Dimension Manipulation : Other World Teleport,” Seketika dengan sihir Ruang Ria memindahkan penyusup itu kedimensi planet lain yang sebelumnya sudah ditandai olehnya (Planet Toksin) di Hutan Goa Timur. Peretas itu terbingung melihat keadaan sekitar di tengah hutan. “Aku tak perlu lagi menahan kekuatanku,” Ucap Ria yang terlihat tanpa ragu sembari memancarkan energi manazone. Peretas yang bermasker itu kemudian beteriak, “SIALAN, MATILAH KAU. Hacking Tool : Iron Bullet Storm.” Dengan sihir hackingnya, Peretas itu menciptakan gunner dan menembak. “Aku tidak akan masuk ke lubang yang sama lagi.. Dimension Manipulation : Permeation.” “Rasakan itu. Hahahaha...” Ucap Peretas itu dengan tertawa. Beberapa jeda waktu terlihat Ria berada diudara d