Bab 28. Putri manjaPutri Venesa sudah tiba di istana, semua orang menyambut kedatangannya, kabar bahagia terdengar di telinga Kaisar Nirvana, dua sosok duduk berdampingan di singgasana, Kaisar Nirvana ingin mendengar cerita putri kesayangannya, disisi lain semua pejabat Istana dan pelayanan diminta meninggalkan aula utama."Kalian pergi-pergi, aku tidak mau menceritakannya kepada kalian!" ucap Putri Venesa."Baik Putri!""Ayah tidak menyangka kamu bisa masuk 10 besar!""Tentu saja ayah, putrimu ini hebat dan tidak terkalahkan!""Haha… putriku, ayo ceritakan!"Putri Venesa menceritakan tentang An Lan, satu persatu cerita membuat raut wajah Kaisar Nirvana berubah-ubah."Hebat sekali, siapa nama temanmu itu?""An Lan, dari sekte Lembah Nirvana… awalnya aku meremehkan kemampuannya, tapi aku malah tertinggal satu tingkat!""Haha… putriku, jangan sombong dulu kalau belum melihat sebenarnya!""Iya ayah, beberapa kali aku di selamatkan, dia juga menyelamatkan banyak murid dari gajah kuno!""
Bab 29. Batu PermataAn Lan sudah selesai menikmati makanan, ia berencana berkultivasi, itu dilakukan untuk memperkuat pondasi tubuh dan kekuatan spiritual, untuk sekarang An Lan lebih memilih tidak menerobos ke tingkat selanjutnya, ia berfokus pada pengetahuan tentang obat, suara burung menghiasi malam, tiga jam berlalu An Lan mengakhiri kultivasi."Meskipun tidak melakukan terobosan, tapi pondasiku semakin kuat dan aliran energi semakin sempurna!""Benar… kamu tidak perlu terburu-buru menerobos, sekarang kamu harus mempelajari kitab yang diberikan gurumu!""Tentu saja peri!" "An Lan, mungkin aku akan tidur panjang… aku ingin memadatkan inti energi!""Berapa lama?" "Mungkin 3-10 tahun!""Apa… lama sekali!""Tentu saja, semua membutuhkan waktu!""Kalau kamu tidur? Aku dengan siapa… apakah kamu meninggalkanku sendiri!"Peri kecil menghela nafas "An Lan, Apakah kamu lupa? Banyak orang yang mengincarku, mereka ingin mendapatkan kekuatan yang kumiliki, kalau mereka tahu aku bersamamu… k
Bab 30. Ren Shili adik Lain ShiEnam bulan berlalu.An Lan berhasil mempelajari kitab kedua yaitu kitab langit, sosok anak bersandar di punggung seekor singa, mereka baru saja selesai membereskan kerusakan di sekitar, waktu yang dibutuhkan cukup lama karena kerusakan sedikit parah, sekarang An Lan menghafalkan kitab ke-tiga yaitu kitab surga, seekor singa mendengkur sambil tertidur."Akhirnya kita selesai membereskan semua kerusakan ini… apakah kamu akan pergi sekarang?" tanya An Lan."Iya, mungkin saat malam tiba aku akan pergi!"An Lan menghela nafas panjang, sekarang ia akan tinggal sendirian, An Lan mengingat canda tawa saat bermain bersama singa, setelah itu mengingat makan ikan dan menangkap ikan."Dimana kamu tinggal?""Tidak jauh dari hutan ini, di sebelah timur ada sebuah gua… aku tinggal disana!""Baiklah, kapan-kapan aku akan berkunjung kesana!""Bocah, apakah kamu hanya sendirian?""Mungkin sebentar lagi guru akan pulang!""Kamu anak kuat, semoga di masa depan kita bertemu
Bab 31. Kepulauan guruDi halaman rumah An duduk bersila, ia mencoba memurnikan semua energi di tingkat ketujuh, sore hari bersinar matahari kuning, suara langkah kaki terdengar, An Lan membuka matanya melihat ke arah sosok tua, ia langsung berdiri menghampiri gurunya."Guru… akhirnya kamu pulang!""Bagaimana latihanmu?""Aku sudah menguasai tiga kitab yang kamu berikan guru!""Apa…!""Maaf guru, mungkin terlalu lama… aku juga sambil berkultivasi!""Satu tahun, aku saja membutuhkan dua tahun… ini hebat sekali, aku benar-benar menemukan bibit unggul..!" gumam sosok tua."Lama sekali, aku perlu tiga bulan… sekarang duduklah, aku memiliki oleh-oleh!" "Wah….!""Ini adalah jubah Alkemis, aku memesankannya, dan ini kue gandum tiga rasa, asin manis dan pahit!""Pasti enak!""Cobalah jubah ini, aku ingin lihat!""Siap guru!" An Lan melepaskan jubah kusutnya, tidak butuh waktu lama ia sudah menggunakan jubah Alkemis, sosok tua tersenyum hangat melihat muridnya bahagia."Terimakasih guru, ini
Bab 32. Pil Penguasa Langit TIGA TAHUN KEMUDIAN.Tidak terasa sudah tiga tahun An Lan berjalan membuat pil, semua teknik pembuatan dan jenis pil baru berhasil diciptakan, di halaman rumah dua sosok melihat satu butir pil berwarna hitam pekat, aura ganas menyelimuti pil, gabungan biru dan api hitam membuat warna pil hitam pekat dan corak kebiruan seperti sisik naga, An Lan dan gurunya tidak tahu pil apa yang mereka lihat sekarang."Guru, menurutmu… pil apa yang baru aku buat ini?""Aku tidak tahu, tapi pil ini seperti bahan peledak!""Guru, apakah kamu ingin mencobanya?""Hei bocah, apakah kamu ingin meracuniku!""Hehe… tidak guru… baiklah, biar aku saja mencobanya!" ucap An Lan menelan pil."Em… tidak ada reaksi apapun?""Mungkin tunggu sebentar lagi!""Gawat, aku merasakan energi di tubuhku bergejolak!""Aaaaaaa!" teriak An Lan memutahkan api hitam."Panas sekali, guru tolong aku..!" "Cepat duduk berkultivasi, aku akan membantumu memadatkan energi ini!" Sosok tua merapalkan segel
Bab 33-34. Tinggal di kota LiontinKota Liontin adalah kota yang berhiaskan manik-manik setia bangunannya, keindahan kota sangat berbeda dengan kota lainnya, kota tersebut memiliki cerita tentang kisah seorang pasangan, dan sebuah Liontin menjadi saksi bisu perjalanan cinta mereka berdua, Jianzhong terus menceritakan kepada muridnya perjalanan hidup sepasang kekasih."Dulunya kota ini di pimpinan oleh sepasang kekasih, kekuatan mereka sangat kuat, mereka terbunuh saat kota di serang berbagai pihak, perjuangan dan jasa mereka membuat semua penduduk menamakan kota ini adalah kota Liontin.""Oh begitu ya guru!""Muridku, hidup ini harus pandai-pandai memilih.. salah sedikit saja maka kita sendiri yang akan celaka!""Iya guru, untuk sekarang aku harus menjadi kuat agar bisa mencari kedua orang tuaku!""Guru yakin suatu saat kamu akan bertemu, teruslah mencari!" "Guru, apakah selama ini kamu tinggal di hutan.?""Untuk sekarang belum waktunya memberitahumu, berfokuslah berlatih, sebentar l
Bab 35. Acara LelangTujuh hari berlalu, kota Liontin kedatangan banyak pengunjung, tentunya mereka mendengar kabar jenis pil baru yang bisa membuat sayap energi, namun pil tersebut hanya satu, di alun alun kota dua sosok berjalan menuju rumah lelang, di sekeliling beberapa murid sekte dan petarung tingkat tinggi berlalu lalang."Minggir pangeran Morin mau lewat!" teriak prajurit menunggangi kuda.Sosok tua menarik tangan muridnya kesamping, kereta kuda melewati mereka, setelah itu sebuah kereta kuda kembali terlihat."Minggir Putri Venesa ingin lewat, yang menghalangi jalan akan aku tabrak!" teriak prajurit berkuda memegang kapak."Putri!" Gumam An Lan.Kereta kuda melalui dua sosok, Jianzhong dan An Lan kembali berjalan kaki, tidak butuh waktu lama mereka sudah berada dirumah lelang, pemilik rumah lelang meminta mereka duduk di kursi VIP, tapi Jianzhong memilih duduk di kursi umum, itu dilakukan agar tidak menimbulkan kecurigaan. "Siapkan makanan di ruang VIP 2!" ucap Venesa memeri
Bab 36. Kerinduan Sedikit LagiAcara Lelang sudah selesai, di bawah kegelapan malam dua kereta kuda dan pasukan meninggalkan kota Liontin, di atas langit dua sosok melayang di kehampaan, sosok tersebut adalah An Lan dan gurunya, pil tingkat tinggi berhasil di dapatkan pangeran Morin, tapi putri Venesa berencana merebut pil penguasa langit."Yun Zhi, kita harus mendapatkan pil itu!""Iya!"An Lan melihat ke arah gurunya "Apa yang harus aku lakukan, mereka akan bertempur dengan pasukan Pangeran, disisi lain juga terlibat beberapa kelompok yang melindungi putri dan pangeran?"Dua belah pihak saling melesat satu sama lain, saat pedang hampir berbenturan, suara tua terdengar."Hentikan…!" teriak Jianzhong memperlihatkan tingkat kekuatan."Dia Alkemis yang tadi berada di rumah lelang, untuk apa dia ada disini!""Aku tidak tahu putri!""Aku perintahkan untuk hentikan semua ini!""Tuan, maafkan aku lancang… tapi ini semua untuk mendapatkan Pil punguasa langit!""Aku mengenal orang yang membu