Share

Lamaran di Tengah Malam

"Sekarang katakan, Mas, kenapa Mas bilang ke orang-orang jika aku ini calon istrimu. Perasaan Mas belum pernah ngelamar aku?" tanyaku, mencoba mengalihkan pembicaraan. 

"Memang kamu nggak mau jadi istriku?" 

Bukannya menjawab dia malah ganti bertanya padaku, membuatku jadi geregetan.

"Aku nggak mau ini hanya mimpi dan begitu terbangun, hanya ada kekecewaan di hati," ucapku. 

"Kamu nggak mimpi. Ini nyata. Kamu mau aku mendatangi orang tuamu untuk melamar? Sekarang juga kamu minta, aku akan segera berangkat," ucapnya dengan wajah yang serius. 

Tiba-tiba dia bangun lalu memakai baju lengkap. Berdandan rapi bahkan menyemprotkan parfum segala. Dia berdiri di dekat ranjang dan tanpa kuduga dia menyanyikan sebuah lagu dari Hoobastank. 

Lagu itu setiap hari diputar di kantor. Membuatku curiga, mungkin dia yang menyuruh untuk memutarnya. Aku pun duduk di tepi ranjang untuk menyimak. 

I'm not a perfec

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status