Share

Justru Karena Itu

Penulis: Fin Nabh
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-25 17:09:10

Lampu gantung kristal memantulkan cahaya hangat ke sekeliling ruang makan yang luas namun terasa sunyi. Di tengah meja makan berlapis marmer, dua piring hampir bersih. Hanya bunyi sendok dan garpu dari sisi kanan meja yang memecah keheningan.

Nicholas menyuapkan potongan daging ke mulutnya tanpa benar-benar merasa lapar. Tatapannya kosong. Tapi tangannya tetap bekerja, seolah rutinitas makan malam ini adalah satu-satunya hal yang masih bisa ia kontrol.

Papi Bayu duduk di seberangnya, mengamati diam-diam. Ia bersandar, meletakkan serbet makan di pangkuannya sebelum membuka percakapan.

“Kamu beneran nggak mau tahu kabar dari istrimu?”

Nicholas tak menjawab. Hanya mengunyah pelan, lalu meneguk air putih.

“Rora gak pulang ke rumah kalian. Ke rumah orang tuanya juga nggak. Kamu nggak penasaran dia di mana?”

“Dia udah dewasa. Bukan tanggung jawabku kalau dia mutusin pergi tanpa bilang.” Ucap Nicholas acuh tak acuh.

Meskipun terdengar dingin, Papi Bayu tahu… ketenangan putranya hanya alibi u
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Misi Menggoda Hati   Justru Karena Itu

    Lampu gantung kristal memantulkan cahaya hangat ke sekeliling ruang makan yang luas namun terasa sunyi. Di tengah meja makan berlapis marmer, dua piring hampir bersih. Hanya bunyi sendok dan garpu dari sisi kanan meja yang memecah keheningan.Nicholas menyuapkan potongan daging ke mulutnya tanpa benar-benar merasa lapar. Tatapannya kosong. Tapi tangannya tetap bekerja, seolah rutinitas makan malam ini adalah satu-satunya hal yang masih bisa ia kontrol.Papi Bayu duduk di seberangnya, mengamati diam-diam. Ia bersandar, meletakkan serbet makan di pangkuannya sebelum membuka percakapan.“Kamu beneran nggak mau tahu kabar dari istrimu?”Nicholas tak menjawab. Hanya mengunyah pelan, lalu meneguk air putih.“Rora gak pulang ke rumah kalian. Ke rumah orang tuanya juga nggak. Kamu nggak penasaran dia di mana?”“Dia udah dewasa. Bukan tanggung jawabku kalau dia mutusin pergi tanpa bilang.” Ucap Nicholas acuh tak acuh.Meskipun terdengar dingin, Papi Bayu tahu… ketenangan putranya hanya alibi u

  • Misi Menggoda Hati   Tingkah Aneh

    “Kak Rora bikin rencana apa lagi buat ngelindungin psikopat itu?”Pertanyaan itu menusuk seperti sembilu. Tanpa basa-basi. Tadinya Adelia ingin berbicara tentang kekhawatiran keluarga mereka pada Aurora. ingin membujuk perempuan itu untuk memberi kabar pada orang tuanya. tapi saat mendengar pembicaraan Aurora dengan seseorang di telfon, Adelia merasa kecewa dan marah pada adik dari kakak iparnya ini.Aurora tidak langsung menjawab. Tangannya mengepal di sisi tubuhnya, tapi ekspresinya tetap tenang. Seolah ia sudah mengantisipasi pertanyaan semacam itu sejak lama.“Gue gak ngelindungin dia, Del.” Tapi bohong. Mana bisa Aurora membiarkan cinta pertamanya menderita di penjara?“Kakak masih percaya dia bisa sembuh. Itu sama aja.”“Del—”“Dia nyakitin Kak Ave. Kakak tau itu, kan? Dan dia... nyakitin Bang Ian juga.” Suara Adelia mulai bergetar, meskipun wajahnya tetap dingin. &ldquo

  • Misi Menggoda Hati   Melindungi Lagi

    Nicholas didorong masuk dengan paksa di ruang kerja Papi Bayu. Ruangan itu terasa lebih dingin dari biasanya. Aroma kayu tua dan cerutu menggantung di udara.Papi Bayu berdiri membelakangi jendela, tangan di balik punggung. Ia tak menoleh saat mendengar langkah masuk."Keluar semua," ucapnya, pelan tapi tajam.Rey dan anak buahnya mengangguk, meninggalkan ruangan. Pintu ditutup rapat.Nicholas berdiri kaku, napasnya masih berat. “Papi mau apa sekarang? Mau ikut-ikutan ngehajar aku kayak mereka?”Papi Bayu perlahan berbalik. Sorot matanya tajam, tapi bukan kemarahan yang terpancar, melainkan kekecewaan yang mendalam.“Papi udah tahan. Berkali-kali.” Suaranya nyaris berbisik, tapi tajam seperti belati. “Tapi kali ini… kamu benar-benar sudah melewati batas.”Nicholas mencibir. “Jadi papi percaya mereka? Bukannya anak kandung sendiri?”“Pap percaya bukti.”&l

  • Misi Menggoda Hati   Ingkar Janji

    “—Kita jalanin rencana kedua,” potong Cassian, tenang tapi tegas.Ada keheningan singkat sebelum Papa Vincent berdiri. Ia mengambil jasnya yang tergantung di belakang kursi.“Papa mau percayakan ini ke cara yang damai dulu, Ian. Kita dateng bukan buat cari musuh. Tapi juga nggak akan pulang tanpa kepastian.”Cassian ikut berdiri. “Aku ngerti, Pah.”Papa Vincent menatap Cassian, menepuk bahunya pelan. “Kamu udah lebih dari sekadar menantu. Terima kasih udah jagain anak-anak Papa.”“Ini bukan apa-apa dibanding yang udah Papa lakuin buat keluargaku. Dan sejak menikah dengan Sera, aku juga udah jadi anak Papa.”Papa Vincent hanya tersenyum kecil, walau wajahnya masih tegang. “Ayo. Kita berangkat sebelum Papa berubah pikiran dan pengin langsung nyeret Nicholas sendiri.”Cassian mengangguk, lalu mengikuti langkah Papa Vincent keluar dari ruang keluarga.Mob

  • Misi Menggoda Hati   Hukuman untuk Nicholas

    Kini di dalam kamar hotel tersisa Aurora dan Nicholas. Tadi, Hans sudah membantu membawa Nicholas kembali ke ranjang. Pria itu masih tak sadarkan diri, napasnya lambat namun teratur, sementara tubuhnya dipenuhi memar dan darah kering di sudut bibirnya.Aurora duduk di sisi ranjang dengan baskom air hangat dan kain bersih. Tangannya gemetar saat ia memeras kain itu dan mulai mengusap lembut pelipis Nicholas yang lebam.“Apa sih sebenernya yang kamu cari?” bisiknya nyaris tak terdengar.Meskipun baru saja mengetahui segalanya, rasa cintanya yang sangat dalam itu tidak bisa membiarkannya mengacuhkan suaminya. Tak tega rasanya meninggalkan sang suami dalam keadaan tidak baik-baik saja.Tangan Aurora bergerak ke dada Nicholas yang penuh luka pukulan. Perlahan, ia membersihkannya dengan kain basah.“Kamu tahu gak?” ucapnya lirih, “aku bisa saja ninggalin kamu detik ini juga. Tapi kenapa hatiku tetap milih buat tinggal?”Nicholas bergeming.Aurora menunduk. Air matanya akhirnya jatuh, satu p

  • Misi Menggoda Hati   Tidak Mau Berubah

    “Lo… sialan!”BUG.Cassian menghantamkan kepalan tangannya tepat ke wajah Nicholas. Aurora menjerit tertahan.Cassian menarik tubuh Nicholas ke bawah tempat tidur, memukul pria itu membabi buta untuk meluapkan kemarahannya. Bahkan Nicholas tidak sempat menghindar, apalagi melawan.“Berani-beraninya lo rencanain itu, breng**k!”“Bang, stop!” Aurora meraih Cassian, menarik kerah bajunya dengan panik. Tapi Cassian tak bergeming. Nafasnya menggebu, seperti binatang buas yang baru saja mencium darah.“Bang, please! Jangan kayak gini!” suara Aurora pecah. “Lo bisa bunuh dia!”Cassian tetap menghantam. Sekali. Dua kali. Sampai buku jarinya memerah, dan Nicholas terbatuk keras, tubuhnya meringkuk dalam usaha melindungi diri.Aurora mengguncang bahu Cassian, air matanya meluruh deras. Ia sungguh tidak tega melihat suaminya dipukuli seperti ini. “Kita udah sepakat gak ada lagi yang kayak gini, Bang.”Tanpa repot membalas ucapan Aurora, Cassian bergeming. Baginya, meluapkan emosinya dengan mengh

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status