Share

22. Gara-gara hujan

Author: Harucchi
last update Last Updated: 2025-08-29 23:51:20

“Buru-buru sekali?” Yuta menatap Sara yang lekas berdiri begitu pria itu mengakhiri kelas.

“Iya, saya harus ke money changer di gedung XY setelah ini.” Sara memeluk bukunya, lalu membungkuk dan berjalan keluar.

“Chotto—ah, Tunggu, Sara!” Yuta berdiri, hampir menyusul Sara. Namun urung karena wanita itu sudah berhenti di ambang pintu.

“Ya?” Sara menaikkan kedua alisnya.

“Mau pergi bersama-sama? Saya juga ada perlu di sana setelah ini.” ujar Yuta setengah terbata.

Sara melipat bibirnya ke dalam. Tampaknya dengan ikut bersama Yuta, dia jadi bisa mempersingkat waktu. “Boleh. Terima kasih, Yuta-san!”

Beberapa saat kemudian, Sara dan Yuta berada di dalam mobil yang sama. Ketika mobil membelah jalan, barulah terlihat langit rupanya menggelap karena awan mendung. Suara guntur bahkan sudah bersahutan.

Sambil mengemudi, kerap kali, Yuta mencuri pandang ke arah Sara. Jarinya mengetuk-ngetuk badan setir, berusaha melenyapkan gugup. Hanya duduk bersebelahan saja, jantungnya

sudah meronta-ronta.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Misi Rahasia : Istri Bayaran CEO Impoten   31. Ketahuan?

    Penerangan di ruangan itu redup, hanya mengandalkan lampu dinding kecil di dua sudut. Sehingga tidak terlalu jelas apa yang berada di sekitar. Sara menelan ludah, ragu untuk masuk. Namun rasa ingin tahunya menang. Langkahnya diayun perlahan seiring daun pintu berderit. Suasana gelap memaksa Sara meraba dinding, mencari saklar. Ketika cahaya lampu menerangi sekitar, Sara membelalak. Ruangan itu diisi beberapa alat musik. Ada gitar klasik, grand piano, biola, juga ada buku partitur dan lemari kaca besar berisi beragam piala dan piagam. Sara berkeliling. Tangannya menyentuh perlahan pintu kaca yang melapisi beragam piala. Dibacanya sebuah ukiran teks pada salah satu piala yang ukurannya paling besar dan elegan. Juara satu kompetisi piano Internasional. Vincent Suryadinata. Senyum Sara mengembang tipis. Tak disangka Vincent menyukai musik. Sara pun begitu. Hanya saja, impian dan minat itu harus padam sejak Sara meninggalkan rumahnya yang dijual, lalu pindah dan hidup ber

  • Misi Rahasia : Istri Bayaran CEO Impoten   30. Menyusun strategi

    Langit sudah gelap saat Sara berjalan keluar menuju balkon kamar. Udara dingin malam menusuk kulitnya yang terbalut gaun malam berlapis kimono panjang.Terbayang kalimat dokter saat siang tadi dia temui setelah waktu jenguknya habis.“Secara garis besar, perkembangan kondisi pasien cukup baik. Jika progresnya terus sebaik ini, sepertinya paling cepat malam ini sudah bisa pindah ke kamar rawat biasa. Semoga saja.”Bagai bongkahan batu besar dipindahkan dari dada, kelegaan merayapi Sara.Walau demikian, Sara yakin, ini perbuatan Deana. Entah dengan cara apa—mungkin menyuap melalui perpanjangan tangannya di dalam lingkungan internal Lapas, membuat skenario keji, hingga Papa berakhir mengalami kekerasan dari rekan satu sel. Atau mungkin dengan cara keji lainnya?Merasakan udara dingin yang kian membuatnya menggigil, Sara memutuskan kembali ke kamar. Langkahnya diayun pelan seraya menutup pintu balkon. Diliriknya jam digital di atas nakas. Pukul sembilan malam. Sudah selarut ini dan Vince

  • Misi Rahasia : Istri Bayaran CEO Impoten   29. Maaf, Pa ...

    “Dini hari tadi, sempat terjadi keributan di dalam sel. Pak Henry mengalami luka pukul yang cukup parah di kepala. Saat ini masih dalam perawatan di ICU.”Kalimat itu terngiang bagai mimpi buruk di kepala Sara. Menghantam kesadarannya hingga fokusnya buyar.Setelah panggilan telepon berakhir, Sara bergegas menyiapkan diri untuk menjenguk Papa. Napasnya terengah. Kepanikan membuat pikirannya membuat beragam bayangan buruk yang akan terjadi dengan Papa. Papa baik-baik saja. Pasti baik-baik saja.Berkali-kali Sara mengucapkan sugesti itu agar emosinya lebih terkendali. Karena jika sesuatu yang buruk terjadi pada Papa …Sara yakin dia akan menyesal seumur hidup.Sara menemukan Bi Laila sedang menyapu di ruang tengah. Sara pamit sekilas dan lekas menghambur ke luar. Rupanya petugas keamanan yang berjaga di sekitar gerbang menghentikannya.“Non Sara, maaf. Tuan Vincent sudah menitipkan pesan kalau Non Sara tidak diizinkan kelu—”“—Ini darurat. Kalau sampai kamu kena masalah, aku tanggung

  • Misi Rahasia : Istri Bayaran CEO Impoten   28. Vincent melunak?

    Wajah Vincent bergerak turun. Hembusan napas hangatnya menyapu ceruk leher Sara. Sara menggeliat merasakan sensasi yang menggetarkan tubuhnya. Hingga … Dering ponsel memecah sunyi. Bagai meretakkan kesadaran Vincent dan Sara yang lekas berhenti, saling menatap dengan ritme napas yang berantakan. Hening. Vincent mengusap perlahan pelipis Sara yang berpeluh. Badannya berangsur menegak. “Vin ….” Sara menarik ujung kemeja Vincent yang keluar dari pinggangnya. Wanita itu menggeleng. Ekspresinya meneriakkan ‘jangan pergi’. Sebenarnya kenapa? Apakah karena Vincent tak ingin harga dirinya hancur jika Sara mengetahui kelemahan kejantanannya? Sungguh, Sara bahkan tak mementingkan hal itu. Dia hanya ingin pria ini berada di sisinya. Sepanjang hidup, memiliki seseorang yang peduli padanya bukanlah hal yang mudah bagi Sara. Maka ketika dia mengenal Vincent dan menerima semua perhatiannya, Sara tak ingin semuanya berakhir. Namun, Vincent bangkit. Hembusan napas beratnya menderu.

  • Misi Rahasia : Istri Bayaran CEO Impoten   27. Ingin memiliki

    Dalam pandangan yang memburam, Sara menemukan sosok Vincent berdiri di ambang pintu. Guratan panik sekaligus murka terpatri nyata di wajahnya, terlebih saat matanya menelusuri jejak merah di keramik, dan berakhir pada Sara yang terduduk lemah di lantai.Tergesa dia menghampiri Sara. Pandangannya memindai cepat setiap jengkal tubuh wanita itu, hingga mulutnya mendecak berang kala menemukan luka di telapak kaki Sara.“Tunggu di sini.” Vincent bergumam dengan suara rendahnya yang bergetar.Belum sempat Sara menjawab, pria itu berdiri. Berjalan cepat menghampiri Yuta yang sedang mendekat.“Bagaimana anda—”BUG!!! Satu bogem mentah mendarat telak di sisi wajah Yuta. Pria itu terpelanting, tersungkur di lantai.“Vincent!” Sara memekik. Jantungnya berdegup tak terkendali. Antara lega dan cemas berpadu di hatinya.Seakan terpantik bara yang belum padam, Vincent mendekati Yuta—yang tengah mencoba bangkit sambil meringis. Sorot matanya gelap, menyimpan kemurkaan yang menggelegak. Tangannya kemb

  • Misi Rahasia : Istri Bayaran CEO Impoten   26. Terjebak

    “Bermalam?” Sara menggeleng tak percaya. Ditatapnya Yuta penuh curiga. Berkelebat dalam pikirannya beragam skenario buruk yang mungkin terjadi bila dia menurut. Mulai dari kemarahan Vincent, sampai …Alasan mengapa Yuta menahannya di sini.Wajah pria itu kini tampak berbeda. Sinar matanya yang hangat, senyumnya yang lembut, semuanya lenyap, berganti raut tanpa ekspresi dengan sorot lekat yang memindai sekujur tubuh Sara. Intens, seakan di sana tersimpan sesuatu yang dia inginkan.Sara mendengus pelan. Inikah sosok Yuta yang sebenarnya? “Aku harus pulang. Orang tuaku pasti khawatir.” tegas Sara, tentunya dusta.Dengan tangan gemetar, wanita itu menyibak selimut, lalu bergegas turun dari ranjang. Mati-matian ditahannya rasa pening yang menyerang kepala. Sekujur tubuhnya masih lemas. Napasnya sendiri masih tersengal sesak. Pandangannya lantas menemukan tas kecilnya berada di sisi ranjang. Gegas dia mengambilnya, lalu mengeluarkan ponsel untuk segera menghubungi Vincent.“Tinggalah hany

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status