Share

Lembur

Julius memandang wajah wanita yang dicintainya melalui video saat melakukan panggilan lewat ponsel, wajah andalannya sangat menggemaskan bagi Julius dengan perlahan menceritakan rencananya yang gagal bersama Yusuf karena pekerjaan kantor. Pernyataan yang Julius katakan membuat Grace terkejut namun tidak berlangsung lama karena menampilkan senyuman indahnya membuat Julius ingin menemuinya, pembicaraan mereka terhenti saat melihat Grace tampak kelelahan.

“Cinta banget sama janda satu itu” Wilson menatap Julius dengan tatapan mengejek.

Julius tersenyum simpul mendengar perkataan Wilson “kamu belum mengenal Grace dengan baik coba kalau kenal pasti akan berubah pikiran.”

Wilson hanya mengangguk malas “mending sama Nathalie sana yang lebih daripada Grace, belum nikah pula.”

“Justru karena sudah pernah menikah lebih pengalaman dan asal kamu tahu bagaimana panasnya dia di ranjang tapi aku gak akan bagi karena hanya konsumsi pribadi.”

“Mau bahas cewek sampai kapan?,” sindir Laura menatap kedua pria tersebut malas.

Julius memutuskan melanjutkan pekerjaannya karena memang sudah melebihi jam kerja, entah kenapa ada beberapa kendala di lapangan saat mereka akan memasarkan pada publik dan harus menyelesaikan semua yang telah dalam perjanjian salah satunya pameran. Dana yang dikeluarkan cukup banyak sehingga harus berusaha mengembalikan semuanya dalam waktu tidak lama, beberapa kali mereka menghubungi pihak sponsor di mana ada beberapa yang setuju tapi ada yang meminta hanya setengah. 

Julius menatap Laura dan Wilson yang berusaha keras di mana mereka berdua adalah orang kepercayaan Julius, bisa menyelesaikan masalah dalam keadaan apa pun bahkan mereka selalu ada setiap Julius mengalami masalah seperti saat ini. Julius menghembuskan nafas mencoba ikut serta kembali bersama mereka menyelesaikan permasalahan ini, beberapa kali mereka terlibat perdebatan kecil dengan pihak sponsor saat menghubunginya.

“Sebenarnya bisa saja kita mengadakan pameran tapi jelas tidak mungkin jika perijinan tidak kunjung diadakan,” sahut Laura yang diangguki Julius “kalau alasannya itu bukannya seharusnya dari awal gak perlu mengadakan pameran?.”

“Big boss meminta agar banyak dana yang masuk terlebih dahulu sehingga kita bisa mengeluarkan sejumlah uang untuk perijinan,” jawab Julius “aku sudah berkali-kali menolak tapi tetap bertahan dengan pendapatnya dan tadi pagi minta semua diselesaikan dan uang yang telah keluar dikembalikan.”

“Enak banget jadi boss” Laura tampak emosi mendengar jawaban Julius.

“Enak buktinya kamu pernah tidur sama dia” Laura menatap tajam Wilson yang tertawa simpul “meski tua tapi tenaganya wow itu katamu, masih sama dia?.”

“Kurang berapa lagi yang harus dihubungi?” Julius mengalihkan perhatian.

“Sudah tu yang dihubungi Wilson terakhir,” jawab Laura yang membuat Julius bernafas lega “kalau gitu kita pulang.”

Mereka bertiga merapikan berkas yang ada di atas meja sebelum pulang dengan meletakkan pada meja Julius untuk diperiksa kembali besok mengenai dananya masuk atau belum, Julius bernafas lega karena pekerjaan selesai perlahan mengirim pesan pada Grace jika merindukannya dan berharap bertemu. Merapikan semua berkas setelah kedua orang tersebut keluar dari ruangannya dan tidak lupa merapikan diri sebelum pulang siapa tahu bisa bertemu dengan Grace malam ini, Julius menutup pintunya dengan melangkah ke tempat parkir bersama kedua sahabatnya dan kondisi kantor sudah sangat sepi.

“Ke mana?” Wilson menatap kedua orang sekilas “kayaknya kamu pulang sama aku aja secara udah malam.”

Laura menggelengkan kepala “big boss jemput” mengarahkan dagunya ke depan.

Mereka terhenti dengan berbicara singkat pada big boss yang bernama Raymond menatap mereka dengan tersenyum, Julius dan Wilson menghentikan langkah untuk berbicara singkat dengan Raymond mengenai perkembangan dari pekerjaannya dengan bantuan Laura. Raymond hanya mendengarkan tidak mengeluarkan pendapat apa pun, sampai akhirnya Julius memutuskan untuk berpamitan diikuti oleh Wilson. Dari sudut mata Julius di mana Raymond menarik pinggul Laura agar bisa mendekat dengan dirinya, melihat pemandangan tersebut membuat Julius semakin ingin bertemu dengan Grace, tepukan bahu dari Wilson menyadarkan Julius yang akan berpamitan dan hanya dijawab dengan anggukan.

Mengecek ponsel adalah kegiatan pertama setelah menyalakan mesin melihat balasan pesan dari Grace, tapi sayangnya tidak ada balasan sama sekali yang berarti sudah masuk ke dalam alam mimpi. Julius menghembuskan nafas panjang yang berarti malam ini dirinya tidak mendapatkan kehangatan dari wanita yang dicintainya tersebut, memutuskan membeli makan terlebih dahulu sebelum pulang ke apartemen. Julius bukan pemilih makanan maka itu Grace mudah jika memasak di tempat Julius ditambah semua kebutuhan tersedia lengkap, memilih makanan siap saji karena malas untuk antri dengan keluar dari mobil.

Suasana apartemen yang sepi menyambut Julius saat masuk ke dalam, meletakkan makanan sebelum memutuskan untuk membersihkan diri di kamar mandi. Langkah Julius terhenti saat membuka pintu kamar di mana Grace tidur dengan nyenyak, meyakinkan diri Julius melangkah pelan dan ternyata benar Grace berada di ranjangnya sedang tidur nyenyak. Tidak ingin mengganggu Julius memutuskan untuk membersihkan diri dengan tidak mengganggu Grace yang sudah tidur, menikmati makanan di luar sambil melihat iPad barangkali ada hal terlewat ketika bekerja tadi. Setelah memastikan semuanya Julius memutuskan untuk mengakhiri semuanya dengan bergabung bersama Grace di ranjang, posisi tidur Grace yang tidak berubah membuat Julius gemas karena pasalnya Grace jika tidur tidak memakan tempat banyak serta tidak banyak bergerak sehingga memudahkan Julius untuk memeluknya.

Grace bangun terlebih dahulu melihat sepasang tangan yang memeluknya erat, semalam entah mengapa dirinya memutuskan untuk datang ke tempat Julius dan malah tertidur padahal niat awalnya adalah memasak makan malam, tapi semua sia-sia saat sampai melihat ranjang lebih memilih ranjang daripada dapur. Menghabiskan waktu bersama Ramond sangat melelahkan meski hanya dua kali klimaks, buat Grace sangat melelahkan lebih baik melayani Julius dibandingkan Ramond. Melepaskan tangan Julius perlahan dari tubuhnya memang membutuhkan tenaga besar karena pelukannya terlalu erat, setelah berhasil melepaskan diri memilih mengambil ponselnya menghubungi Olla karena harus berangkat sekolah dan Grace beruntung ibunya mau merawat Olla di saat dirinya sibuk. Melakukan panggilan dengan Olla sambil membalas pesan dari Marcus dan Ramond setelah memastikan Olla tidak ada masalah serta membalas semua pesan tindakan yang Grace lakukan adalah mengunci ponselnya agar Julius tidak membukanya, Julius sendiri tidak pernah membuka ponsel Grace begitu juga sebaliknya hanya saja berjaga agar tidak terjadi pertikaian, bagaimana pun Grace masih membutuhkan uang mereka semua.

“Naik kendaraan online semalam?” Julius duduk di kursi dapur menatap Grace yang memasak dan pertanyaan hanya dijawab dengan anggukan “kenapa gak bilang kan aku bisa jemput?.”

“Kasihan kamu lagian banyak kerjaan ampe pulang malam begitu.”

Julius berdiri dari tempatnya berjalan mendekati Grace memeluknya dari belakang dengan mencium tengkuk lehernya membuat Grace mematikan kompor, berbalik memandang Julius yang menatapnya penuh dengan kasih sayang membuat Grace merasa bersalah dan tidak tega secara bersamaan karena sampai sekarang perasaan pada Julius tidak pernah hadir sama sekali di dalam hatinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status