Share

Chapter 19 : Jihoon's Sofa

Guntur dan angin mengiringi derasnya hujan di luar rumah.

Dita duduk di depan cermin yang tertempel pada pintu lemari kamarnya.

Posisi tubuhnya seperti janin Meringkuk memeluk kedua tempurung lututnya.

Kedua bola mata berkantung dan sembab yang Dita lihat sekarang.

Dita belum pernah menatap keduanya selama ini. Tidak semenjak kejadian itu.

Dita harus berbicara kepada pemilik bola mata itu. Dia sudah lelah. Dita berkata kepada dirinya sendiri. Memandangi wajahnya yang lelah.

Kau ... Sampai kapan kau seperti ini.

Bibir mungilnya dia katupkan erat.

Pipinya memerah.

Rasa sakit di hatinya tergambarkan jelas di wajahnya.

Mereka mengambilnya darimu ...

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status