Share

Bab 22

"Hei jal*ng jangan pernah ganggu mas Wira lagi". Teriaknya tanpa malu sedikitpun.

Aku terhenyak dan terdiam menahan amarah yang menuncak

Aku yang sudah berada diambang tangga, berbalik badan dan mendekatinya lagi. Dada ini sangat bergemuruh.

Plak.....tamparan kecil mendarat dipipinya. Diapun mengaduh kesakitan. Pesta mendadak gaduh dengan ulah mempelai wanita itu sendiri. Aku melawan karena tidak mau harga diriku di injak-injak.

"Hemila Mutiara, sesungguhnya apa yang keluar dari mulutmu itu lah dirimu, tidak ingatkah bagaimana kau mendapatkan mas Wira, dengan cara yang sangat licik, lupa kamu hal itu?" Sahutku berapi-api.

Aku turun dari panggung pelaminan dengan diiringi tatapan dari para tamu undangan. Aku tak menyangka jika Mila akan berbuat seperti itu.

Aku berjalan cepat menuju parkiran diikuti mbak Gita dari belakang. Tak kuhiraukan lagi orang-orang yang membicarakanku.

"Mbak aku lapar, kita jemput Dimas dulu ya, dah tu makan diluar."

"Ternyata menahan emosi bisa menguras te
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status