Mataku membulat sempurna dengan penuturan Kak Yuda yang sangat mendadak ini. bagaimana tidak laki-laki yang dulu menyatakan cinta dan aku tolak sekarang datang melamarku tanpa basa-basi. Bapak tak kalah terlejut, lelaki cinta pertamaku itu garuk-garuk kepalanya yang tak gatal. Matanya melirik kearahku, seolah memberi pertanyaan."Maaf pak, kalau saya terlalu terburu-buru, saya mencintai Naya dari Naya SMA, dulu Naya pernah saya minta untuk jadi pacar, namun dia menolak karena tidak mau pacaran dan akan fokus sekolah, sayapun bilang akan menunggu sampai dia tamat, namun ketika Naya tamat kuliah saya berniat melamar Kanaya, tapi apalah daya saya mendengar Kanaya sudah dipersunting orang, dengan patah hati saya kubur impian saya meminang Kanaya dan sampai sekarang saya belum bisa melupakan Kanaya."Jadi ini alasan kak Yuda belum menikah? Tapi kenapa dia tidak pernah sekalipun menghubungiku, kenapa dia tidak pernah bilang ingin melamarku? Aku benar-benar dibuat bingung."Maaf nak Yuda, ap
Video berdurasi hampir sepuluh menit menampilkan pemandangan yang membuat hatiku diremas sakit."Ma Wira inikah kamu?" Aku tak mampu lagi melihat adegan demi adegan. Tampak jelas pemain video itu tak lain mas Wira dan Mila tengah melakukan hal tak senonoh dan didalam video itu mas Wira benar-benar menikmati. Kuhempaskan gawaiku diatas ranjang. Air mataku tak mampu lagi dibendung.Baru saja aku akan menerimanya kembali, ternyata Allah menunjukkan sesuatu yang lain. Apakah ini jawaban dari sholat istikharah-ku selama ini."May, mbak nitip Dimas bentar ya, mbak ada urusan, kalau kamu capek, toko ditutup aja.""Mbak mau kemana?" Gadis itu nampak penasaran."Ada urusan bentar.""Iya mbak."Maya hanya terpaku melihat kepergianku, akupun tak ada awaktu menjawab rasa penasarannya. Segera kulajukan mobilku kesuatu tempat. Rumah Kiki adalah tujuanku, gadis itu ahli ITE, alu akan tanyakan perihal keaslian video ini. Semoga video ini hasil editan.Aku masih berfikir positif, karena tak jarang za
Sinar jingga menggelayut diufuk barat. Lalu lalang kendaraan disekitaran Jl. Pariwisata menambah bisingnya suasana. Ditambah deburan ombah kian memecah pantai. Bertukar cerita dengan kak Yuda membuatku sedikit lega, aku pulang menuju rumah mbak Gita untuk menjemput Maya dan Dimas."Nay sebenarnya ada apa, kok kamu aneh gitu, Maya tadi udah cerita.""Mas Wira mbak, entahlah aku harus gimana, padahal sore tadi sebenarnya aku ketemu dia mau nerima dia untuk rujuk, tapi Allah nunjukin sesuatu yang membuatku untuk berfikir ulang.""Apa itu Nay?""Sebuah video mbak, video mas Wira dengan Mila."Aku memilih untuk tidak menunjukkan video itu karena ada Maya, tapi aku yakin mbak Gita pasti mengerti. Mbak Gita mengangguk faham."Wira itu penuh misteri Nay, mbak juga tidak bisa memberimu saran apapun, tapi mbak yakin, kamu pasti tahu mana yang harus kamu pilih, jika harus hidup tanpa Wira, mbak rasa kalian akan baik-baik saja.""Iya mbak, aku juga bingung, aku batalkan rencana rujuk dengan mas W
Misteri Bedak Wa*dah di Mobil SuamikuPart 32"Mila ayo katakan apa yang terjadi dengan mas Wira?" Aku terus mengintimidasi Mila agar bicara. Wanita yang sebenarnya tak mau aku lihat itu memilin ujung bajunya, dia tampak gemetar. Tangisnya tak mampu ia reda."Mas Wira tertabrak mobil ketika mengejarku."Tangisnya pecah."Maksud kamu apa?" Aku menggoncong badannya."Tiga hari yang lalu aku menemui mas Wira, aku meminta mas Wira untuk kembali padaku, namun mas Wira menolak dan aku mengancam untuk bun*h diri, aku berlari menyebrangi jalanan yang ramai, mas Wira mengejarku, namun na'as ada mobil dengan kecepatan tinggi menabraknya." Mila menjalaskan kronologi kecelakaan mas Wira dengan sesenggukan. Berkali-kali dia mengusap air matanya yang mengalir deras."Hah..." Aku menutup mulutku seolah tak percaya. "Nay, maafkan aku, aku juga yang mengirim video itu ke kamu, aku berhasil membuat kalian tidak jadi rujuk, namun aku tak berhasil merebut mas Wira." Mila menggoncang tubuhku yang masih
Misteri Bedak W**dah di Mobil SuamikuPart 33"Halo, Nay, tolong.""Mila ada apa?" Tak ada jawaban dari sebrang telefon, aku khawatir terjadi apa-apa dengan Mila, karena terakhir kudengar menjerit dan meminta tolong.[Mila kamu dimana?] Kukirim pesan melalui aplikasi hijau. Namun hanya centang dua abu-abu. Walaupun bagaimanapun dia sahabat dekatku dulu, aku harus berdami dengan keadaan, mungkin sebagian orang akan abai jika seseorang yang telah merebut suami kita mengalami malasah, ya walaupun tidak akan seperti dulu lagi. Walaupun nantinya aku tidak bisa bersahabat seperti dulu lagi.[Lokasi terkini]Mila mengirimkan lokasi dimana dia berada sekarang, setelah aku telusuri melalui map, loksai dimana Mila berada tempatnya dibekas pasar yang sudah lama tidak dioperasikan lagi."Kak lihat lokasi ini ini bukannya bekas pasar ya? Gedung disana bukannya tidak dipakai lagi, jangan-jangan Mila dalam bahaya kak?" Tanyaku khawatir."Iya bener ini Nay, lokasi ini bekas pasar yang lama terbengkal
Misteri Bedak Wa*dah di Mobil SuamikuHai Temen- temen terimakasih sudah dukung karya recehku ❤️❤️❤️Part 34"Hai udah bangun." Sapa kak Yuda tengah menyeruput kopinya diberanda rumah."Aku harus ke rumah sakit.""Sepagi ini?""Iya, Dimas tak biasa bangun tanpa aku.""Bareng aku aja, aku mau berangkat kerja sekalian.""Bagaimana dengan Mila?" Aku menoleh kearah kak Yuda."Kan ada pak Karyo sama bu Sarmi, aku sudah berpesan kepada mereka untuk tidak pulang hari ini.""Baiklah, ayo berangkat." Ajakku sambil membetulkan jilbab yang kukenakan.Kami menyusuri jalanan kota Bengkulu yang digenangi air hujan. Bahkan aku tak sadar jika semalam turun hujan. Sejurus kemudian mobil kak Yuda sudah sampai di pelataran depan rumah sakit, kak Yuda tidak ikut turun, karena ada yang harus dia kerjakan."Kalau mau kerumah tunggu aku saja, jangan pesan ojek online atau semacamnya, oke."Aku mengangguk "kakak hati-hati dan..."Aku menggantung kata-kataku."Aku paling tidak suka dibuat penasaran.""Makasih
Misteri Bedak Wa*dah di Mobil SuamikuPart 35Kepalaku terasa pusing, bagian pundak hingga leher terasa sakit apabila digerakan. Kuedarkan pandangan keseluruhan ruangan yang didominasi warna putih. Jarum infus tertancap ditangan kiriku. Aku berusaha memulihkan ingatan terakhir yang menimpaku. Aku segera sadar jika aku sedang berada dirumah sakit.Krieet...pintu ruangan terbuka, muncul sesorang berseragam warna biru muda dengan jilbab warna senada."Ibu sudah sadar? Sebentar ya, saya panggilkan keluarga ibu." Aku tak menjawab hanya tersenyum lemah.Tak berapa lama, perempuan berjilbab biru tadi muncul dengan seseorang yang sangat aku kenal, kak Yuda, wajahnya nampak kacau, luka memar disudut bibirnya."Kak apa yang terjadi?" Tanyaku khawatir."Nay kamu udah sadar?" Aku mengangguk dan menunggu jawaban dari kak Yuda."Maafin aku yang gak bisa mgelidungi kamu Nay.""Aku gak apa-apa kak." jawabku menenangkan."Sebenarnya apa yang terjadi kak?""Pak Herman yang melakukan semua, setelah kamu
Rintik hujan masih membasahi bumi hingga langit menggelap. Tiga bulan telah berlalu pasca berpulangnya Mila ke pulukan Ilahi. Selama itu juga aku tak tampak mas Wira membuka tokonya. Bahkan dia tak pernah berkirim pesan sekedar menayakan kabar Dimas. Pesan yang kukurin juga tak pernah dia balas. Begitupun dengan Gina, tak biasanya gadis itu mengabaikan pesanku. Ada apa dengan mas Wira? Mungkinkah sangat terpukul dengan kepergian Mila? Entahlah.[Assalamualaikum mas] Pesanku untuk mas Wira, aku hanya ingin tahu bagaimana mana kabar ayah dari anakku. Walaupun Dimas juga sudah jarang merengek untuk sekedar berbincang dengan papanya. Terlebih ketika dia ikut Maya ke rumah omanya, sudah dua minggu ini Maya pulang, karena sekolah sudah mulai aktif belajar.Sudah hampir satu jam, pesanku hanya terkirim saja. Belum ada tanda-tanda mas Wira membacanya.[Walaikumsalam Nay, kamu sama Dimas sehat?] Tanyanya.[Alhamdulillah sehat mas, mas sendiri gimana? Kok beberapa kali aku lewat depan toko gak