Share

Lembaran Baru

Matahari menyeruak dari balik tirai yang sedikit terbuka. Safiyya menggeliatkan tubuh karena menyadari matahari sudah terik. Ia terkejut saat mendapati lengan kokoh menopang kepalanya. Buru-buru ia mengangkat tubuh dan beranjak ke luar, khawatir Nalen akan terbangun.

Bibir Safiyya melengkung membentuk senyum samar, kala mengingat semalaman ia dan Nalen bersama. Memang tak terjadi apapun, tapi begini saja sudah cukup baginya. Bahkan sangking nyenyaknya Safiyya tak mendengar azan subuh yang berkumandang dari masjid di dekat pesantren.

Dengan gerakan pelan Safiyya turun dari ranjang untuk membersihkan diri. Beruntung ia bangun lebih dulu, sehingga Nalen tak harus melihat muka bantalnya yang pasti tak enak dipandang.

Beberapa saat setelah selesai, Safiyya menyembulkan kepala di pintu, ia ingin memastikan Nalen masih terlelap atau sudah bangun.

Cuaca Bali pagi ini begitu cerah. Suara doa-doa dari para pemeluk agama hindu pun samar-samar terdengar. Di tempat ini semua pemeluk agama hidup be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status