Beranda / Thriller / Misteri Rumah Nomor 13 / Bab 18 Sosok siapa itu?

Share

Bab 18 Sosok siapa itu?

Penulis: Maylafaisha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-05 19:37:19
"Duh, Gusti. Tolong bantu kami supaya bisa menemukan teman kami Amar," batin Baim.

Setelah beberapa lama berada dalam tekanan rasa takut, akhirnya gangguan-gangguan itu pun berhenti begitu saja, suasana kembali tenang meski masih mencekam.

Untuk meyakinkan diri bahwa tidak akan ada lagi gangguan dari makhluk-makhluk tak kasat mata, Andin, Alma, Aldi, Rusdi, dan Baim kembali melanjutkan pencarian.

Di depan sebuah ruangan, Rusdi yang berjalan paling depan melihat ada sebuah kain yang tertinggal di paku yang ada di pintu. Dengan penuh rasa ingin tahu, Rusdi bergegas mendekati pintu itu dan mengambil sobekan kain yang terkait di sana.

"Gaes, ini kain baju Amar, bukan, sih?" tanya Rusdi seraya menunjukkan sobekan kain di tangannya.

Merasa penasaran dengan yang ditunjukkan oleh Rusdi keempat remaja itu menghampiri Rusdi dan mengambil sobekan kain yang dimaksud.

"Iya, bener, Rus. Ini memang sobekan pakaian yang dipakai Amar, kenapa bisa sobek begini? Dan, ini...sepertinya ini adalah nod
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Misteri Rumah Nomor 13   bab 40

    Melihat hal itu, Baim tidak dapat lagi menahan rasa mual yang dia rasakan. Di detik berikutnya, Baim memuntahkan semua isi perutnya yang sudah tidak terlalu banyak. Setelah berhasil menguras habis semuanya, dengan tenaga yang hanya tersisa sedikit, pemuda itu mengajak Alma dan Aldi keluar dari tempat itu. "Tunggu, apa itu? Kalian berdua keluar saja terlebih dahulu, aku menyusul. " Aldi yang melihat beberapa buah gulungan di bawah tumpukan pakaian Andin dan Rusdi pun bergegas mengambilnya dan membawanya keluar menyusul adik dan sahabatnya sambil menatap nanar ke arah mayat kedua sahabatnya yang begitu mengerikan. Setelah Aldi dan dua temannya bergegas keluar dari rumah nomor tiga belas, mereka merasa gemetar dan cemas. Aldi memegang gulungan-gulungan tersebut, dan begitu mereka berada di luar, dia membukanya. Gulungan-gulungan itu berisi sejumlah dokumen dan catatan rahasia. Dalam catatan-catatan itu, terkuaklah rahasia besar yang selama ini tersembunyi di dalam rumah tersebut.Merek

  • Misteri Rumah Nomor 13   bab 39

    "Astaga, Al! Lihat ini, kalian harus melihat ini sekarang! Kalian tidak akan mempercayainya!" Baim berteriak memanggil Alma dan Aldi, sementara Rusdi terkulai lemas di atas jasad Andin dengan darah yang terus mengucur keluar dari luka menganga di lehernyaAlma dan Aldi yang sempat saling pandang satu sama lain langsung mendatangi Baim yang masih heboh menunjuk ke sebuah arah, lebih tepatnya ke bawah tubuh kedua teman mereka tersebut. Kedua remaja tujuh belas tahun itu tersentak kaget, Andin bahkan berteriak lalu menangis saat dirinya melihat apa yang terpampang di depan matanya. "Astaga, Rusdi! Kenapa kamu dan Andin bisa melakukan hal semenjijikan ini di sini, bahkan kalian berdua menjadi gancet dan tidak bisa dipisahkan lagi." Aldi mengusap wajahnya kasar sambil mengentakkan kaki kanannya geram. "Terus bagaimana ini, Al? Apa yang harus kita lakukan untuk memisahkan mereka berdua?" tanya Baim pada Alma yang masih terlihat syok dengan apa yang sudah dilakukan kedua sahabat mereka.

  • Misteri Rumah Nomor 13   bab 38

    Aldi yang berada paling depan otomatis bergerak mundur dengan perlahan, diikuti oleh Alma dan Baim yang sempat terhipnotis dengan sosok bayangan hitam tersebut"Al, kita balik aja, yuk. Aku takut," bisik Baim pada Alma yang berada di depannya. "Ssstt, aku juga takut, Im. Tapi, kita tidak bisa balik lagi, kalau kita balik bagaimana nasib Andin dan Rusdi," kata Alma yang juga berbisik. Baim menghela napasnya dalam, di dalam hatinya membenarkan apa yang dikatakan oleh sahabat karibnya itu. "Ya, sudah kalau begitu. Ayo, kita lanjutkan lagi," sambung Baim masih dengan berbisik. "Sabar, kita tunggu dulu sampai bayangan itu menghilang, baru kita bergerak lagi." Kali ini Aldi ikut menimpali. Alma dan Baim menganggu, mereka kembali bergeser mundur dengan sangat perlahan hingga akhirnya makhluk tak kasat mata yang mengerikan itu menghilang dari pandangan.Setelah memastikan makhluk astral itu benar-benar tidak ada lagi, barulah mereka bergerak maju kembali dengan langkah tak kalah pelan de

  • Misteri Rumah Nomor 13   bab 37

    Alma dan Aldi spontan memelototkan mata mereka ke arah BaIm yang masih tertawa konyol. Tatapan tajam kedua sahabatnya, rupanya mampu membuat tawa Baim hilang dari bibirnya. Pemuda yang terkadang gemar bergaya seperti wanita itu kontan menunduk dan meminta maaf karena kekonyolan yang sudah baru saja dia lakukan. "Sekarang bukan waktunya bercanda, Im. Kami tau kamu pasti merasa tertekan dengan semua tekanan ini. Kami pun sama sepertimu tapi tolong jangan pernah menganggap remeh dunia tak kasat mata jika kau ingin selamat," tandas Alma. "Maafkan aku, Al. Aku hanya ingin kita bertiga tidak terlalu tertekan dengan semua ini, apalagi jika nantinya kita menjumpai Andin dan Rusdi dalam keadaan tidak seperti yang kita inginkan," ucap Baim lirih. "Maafkan aku, ya.""Huft, ya. Maafkan kami juga, Im. Sekarang lebih baik kita kembali fokus mencari Andin dan Rusdi, semoga saja mereka berdua dalam keadaan selamat."Baim dan Aldi mengangguk setuju, sebelum masuk ke dalam ruang bawah tanah lebih j

  • Misteri Rumah Nomor 13   bab 36

    Alma, Aldi, dan Baim terus menyusuri ruang bawah tanah rumah mewah itu, mencari tahu keberadaan Andin dan Rusdi. Di tengah gelapnya lorong, suara aneh bergema di sekitar mereka, dan udara terasa semakin dingin. Mereka merasa bahwa sesuatu yang jahat mengintai di sana.Terdengar suara langkah mereka bergema di koridor gelap ruang bawah tanah. Lampu redup bergetar, menciptakan bayangan yang menakutkan di dinding. Alma, Aldi, dan Baim terus berjalan, hati-hati memeriksa setiap sudut ruang.Saat mereka mendekati pintu yang terbungkus oleh aura misterius, Baim merasa bulu kuduknya merinding. "Apa yang kita cari di sini?" tanyanya, suaranya gemetar.Aldi yang mencoba menjaga ketenangan menjawab, "seperti rencana awal, kita mencari di mana Andin dan Rusdi. Kita sudah terlalu lama terpisah dari mereka berdua, semoga saja tidak terjadi apa-apa pada mereka berdua."Mereka meraih gagang pintu dengan perasaan waspada. Saat pintu terbuka, mereka dihadapkan pada pemandangan yang mengejutkan. Di dal

  • Misteri Rumah Nomor 13   bab 35

    Andin berusaha keras memisahkan diri dari Rusdi tetapi semuanya sia-sia belaka, sebab bukannya terlepas, mereka berdua malahan semakin menempel satu sama lain, milik Rusdi seakan terhisap begitu kuat oleh inti tubuh Andin. Mereka berdua bergerak ke sana-ke mari berusaha melepaskan inti tubuh masing-masing, tetapi hisapan itu semakin kuat seolah tidak ingin melepaskan milik Rusdi. Kedua manusia berbeda jenis kelamin itu terus bergerak liar maju mundur, ke atas dan ke bawah berharap bisa terlepas. Erangan, desahan, dan desisan bercampur baur menjadi satu dengan keringat yang mengalir di tubuh mereka berdua. Keinginan untuk melepaskan diri, timbul tenggelam oleh kenikmatan haram yang mereka reguk bersama-sama. "Ugh, gila, Ndin. Kenapa ini rasanya enak sekali, meskipun agak sedikit sakit tapi rasa nikmatnya sungguh luar biasa," ucap Rusdi dengan napas tersengal oleh kenikmatan duniawi. "Huh, iya, Rus. Enaknya sungguh tak terperikan," jawab Andin. "Gerakan pinggulmu sedikit lebih cepa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status