Karena jelas-jelas selama ini ia tidak pernah menyentuh wanita bahkan Azalea sekalipun, jadi sudah bisa dipastikan kalau anak perempuan itu adalah putri daddy Isaac, adik tirinya.
Andre baru saja akan membalas ucapan daddy Isaac saat diluar dugaannya, anak perempuan itu mengulurkan kedua tangannya pada Andre untuk meminta Andre menggendongnya,
"Daddy ... Endong Daddy ... "
"Daddy, aku bukan Daddymu, Nak!" sangkal Andre. Sontak saja bibir anak itu mulai bergetar sebelum akhirnya tangisannya pecah, memenuhi ruang kerjanya dengan tangisannya itu,
"Hey, siapa namamu?" tanya Andre pada anak buah yang membawa anak itu masuk,
"Beni Tuan," jawab Anak buahnya.
"Beni, cepat diamkan anak itu! Saya pusing mendengarnya!" perintahnya dengan tidak sabar sambil menunjuk anak yang berada di gendongan daddy Isaac.
"Kau! Diam di tempatmu!" perintah tegas daddy Isaac dengan tatapan tajamnya. Hingga Beni pun seolah terpaku di lantai seketika.
"Dad ... "
"Gendong anak ini, Ndre! Apa kau tega menolak anak secantik ini? Tidak ada salahnya kamu menggendongnya sebentar, siapa tahu anak ini menjadi tenang selama berada di dalam dekapanmu," saran daddy Isaac.
"Tapi Dad ... "
Ucapan Andre kembali terpotong saat daddy Isaac menyerahkan Zee begitu saja padanya. Sama halnya dengan Beni, Andre seolah terpaku ditempat, bahkan untuk bergerak sedikitpun ia merasa takut. Ya, takut menyakiti anak sekecil Zee.
"Dad, aku tidak bisa menimang anak kecil!" desis Andre, dan diluar dugaannya tangisan Zee seketika terhenti saat Andre mengusap lembut punggungnya.
"See? Anak itu langsung terdiam. Yang. berarti benar kamu adalah daddynya."
"Jangan konyol Dad, tidak pernah satu kalipun aku bercinta dengan wanita manapun!" sangkal Andre masih terus mengusap punggung Zee.
"Tidak pernah? Jangan bilang kalau selama ini kamu hanya bercinta dengan sesama jenis!" tukas daddy Isaac dengan dongkol.
Andre memutar kedua bola matanya, kebiasaan yang ia ambil dari Azalea,
"Jaga ucapanmu, Dad! Ada anak kecil di sini," sungutnya.
"Zee belum akan mengerti, dia masih terlalu kecil. Sudah jawab saja, benar atau tidak?"
"Tentu saja tidak Dad, astaga! Aku masih normal dan tidak akan pernah menyimpang!" tegas Andre.
"Lalu kenapa sudah setua ini kamu masih tetap saja perjaka? Bahkan dengan Lea pun kalian tidak pernah melakukannya? Atau jangan-jangan Zee adalah anakmu dengan Lea," tebak daddy Isaac.
"Ya Tuhan, jangan sampai Aaron mendengarnya. Atau saat itu juga aku sudah pasti pindah ke alam lain," desah Andre.
"Jadi dengan Lea pun kamu tidak melakukannya? Padahal kalian sudah sedekat itu, kalian pun pernah bekerja di tempat yang sama, apa kalian tidak terbawa kondisi dan situasi tempat kalian kerja itu?"
"Dad! Tolong jangan sangkut-pautkan Lea denganku lagi. Sekarang Lea telah menjadi milik Aaron sepenuhnya, aku tidak mau hanya karena ucapan Daddy, persahabatan kami menjadi renggang."
"Ah ya maaf, bukankah wanita itu sekarang tengah hamil anak kedua? Menurut Ronald bulan ini adalah perkiraan lahirannya. Apa kamu sudah mengetahui kabar terakhirnya? Apa lea sudah melahirkan?" tanya daddy Isaac.
"Belum, Dad. Lea pasti akan langsung memberitahuku kalau memang ia telah melahirkan," jawab Andre lalu memekik pelan saat tiba-tiba daddy Isaac memukul kencang pundaknya, untung saja tidak mengenai Zee yang baru saja tertidur di bahunya.
"Dan kau! Kapan kau akan memberikan cucu pada daddy? Jangan sampai Thomas yang lebih dulu melangkahimu!"
"Nah, bisa saja Thomas sudah melangkahiku lebih dulu, Dad. Mungkin Zee adalah putrinya."
"Mata anak ini berbeda dengan mata Thomas kita, Ndre! Tapi sama persis dengan matamu,. bahkan mata Daddy saja kalah birunya dengan mata kalian."
Tidak mau terlalu lama berdebat dengan daddy Isaac perihal Zee, Andre pun mulai mengeluarkan perintahnya pada asisten pribadi yang masih setia berdiri tidak jauh darinya,
"Jo, tolong lakukan tes DNA kami berdua, supaya tidak akan ada lagi yang menuduh saya telah menghamili seseorang hingga melahirkan anak ini!"
"Baik, Tuan."
Perlahan Joshua mendekati Andre untuk mengambil rambut Zee. Anak itu bergumam tidak jelas sebentar sebelum mulut kecilnya kembali menutup rapat lagi.
"Stop! Jangan beraninya kau mencabut rambut saya!" geram Andre saat Joshua akan menarik rambutnya.
"Ah ya saya lupa,saya ambil dari sisir anda saja, Tuan."
Setelah mengatakan itu, Joshua membuka laci meja Andre untuk mengambil beberapa helai rambutnya di sisir itu.
"Pastikan hasilnya langsung keluar! Bayar berapapun yang mereka minta, saya tidak mau terus dibebani dengan anak yang sudah pasti bukan milik saya!" tegas Andre.
Setelah mengangguk pelan, Joshua pun melangkah keluar, lalu merasa tidak diperlukan lagi Beni juga turut keluar dari ruang kerja bossnya itu.
"Kamu akan merasa bersalah kalau ternyata anak ini adalah benar anakmu, Ndre. Sebaiknya kau ingat-ingat lagi, siapa wanita yang kau tiduri tiga tahun lalu?"
"Astaga, Dad. Harus berapa kali aku katakan kalau aku sama sekali belum pernah melakukan itu. Selama ini aku hanya bersolo karir saja, dan tidak mungkin kan hal itu dapat membuat seorang wanita hamil? Memangnya pasukanku bisa terbang dan memilih rahim wanita tertentu?" cecar Andre dengan sengitnya.
"Mungkin saja kamu pernah melakukannya saat mabuk," kata daddy Isaac sambil lalu.
"Meski mabuk pun aku tidak akan melakukan hal itu, Dad. Lagipula, tidak pernah satu kalipun aku mabuk hingga lupa diri," sanggah Andre.
Ya, ia yakin betul tidak pernah menyentuh wanita lain. Hanya dengan Azalea saja ia pernah melakukannya, itu pun hanya di dalam mimpi saja. Dan Andre selalu terbangun dengan tubuh yang berpeluh keringat, dan senjatanya yang lengket akibat dari cairannya yang keluar karena mimpi basahnya itu dengan wanita yang telah terlarang untunya.
"Sudahlah, lebih baik sekarang kamu rebahkan Zee ke sofa, kasihan badannya pasti sakit kalau tidur dengan posisi yang tidak nyeman seperti itu," saran daddy Isaac.
Ia melangkah lebih dulu ke arah sofa panjang dan meletakkan bantalan sofa kecil sebagai bantalan kepala Zee.
"Pelan-pelan, nanti dia bangun."
"Bagaimana kalau Daddy saja yang meindahkannya, aku takut kalau Zee akan terbangun nantinya. Atau parahnya lagi aku takut menjatuhkannya."
"Daddy juga tidak bisa memindahkannya. Lagipula tangan Daddy tidak sekuat tanganmu."
"Jadi, siapa yang akan memindahkannya selain kita Dad? Lagipula Daddy lebih berpengalaman dengan dua anak, apa Daddy lupa caranya?" tanya Andre dengan putus asa.
Daddy Isaac mendesah pelan sebelum menjawab,
"Sejak kamu lahir, Daddy sama sekali tidak berani memindahkanmu ke tempat tidurmu, pun demikian dengan Thomas. Mommy kalian yang selalu melakukannya untuk Daddy. Tunggu sebentar!"
Daddy Isaac mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang,
"Ke ruangan Andre sekarang, kami membutuhkan bantuanmu!" serunya sebelum mengakhiri panggilan teleponnya dan memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana panjangnya.
"Daddy minta bantuan siapa?"
"Kate. Sebagai seorang wanita, dia pasti bisa membentu kita."
"Astaga, apa tidak ada wanita lain di kantor ini, Dad? Batalkan, aku tidak mau gundikmu itu memasuki ruanganku! Lebih baik aku meminta Jo saja untuk mencari karyawan wanita yang sudah memiliki anak untuk membantu kita!" sungut Andre.
"Ke ruangan Andre sekarang, kami membutuhkan bantuanmu!" serunya sebelum mengakhiri panggilan teleponnya dan memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana panjangnya."Daddy minta bantuan siapa?""Kate. Sebagai seorang wanita, dia pasti bisa membantu kita.""Astaga, apa tidak ada wanita lain di kantor ini, Dad? Batalkan, aku tidak mau gundikmu itu memasuki ruanganku! Lebih baik aku meminta Jo saja untuk mencari karyawan wanita yang sudah memiliki anak untuk membantu kita!" sungut Andre.Untungnya Joshua sudah kembali lagi ke ruangannya setelah menyerahkan sample Andre dan Zee untuk tes DNA.Daddy Isaac melotot tajam pada Andre,"Mau sampai kapan kamu mencari karyawan wanita yang bisa membantumu? Daddy tidak setuju kalau harus melibatkan karyawan kita dalam hal ini, belum lagi spekulasi yang akan beredar nantinya.""Memangnya wanita sialanmu itu sedang berada di kantor ini alih-alih menunggumu di rumah?" tanya Andre."Oh ya ada, Kate sedang menunggu Daddy di Lobby bawah. Tidak lama
"Zee putrimu, Ndre! Bagaimana bisa kamu melarang putrimu sendiri masuk ke dalam sana?""Dad ... ""Duduklah! Kita bahas masalah Zee sampai hasil tesnya keluar. Selama hasilnya itu belum keluar dan menyatakan kalau Zee memang benar bukan putrimu, maka Daddy akan terus menganggap sebaliknya!" potong Daddy Isaac tegas.Setelah Andre duduk, Daddy Isaac kembali melanjutkan, ia akan membuka kedua mata putranya itu yang masih saja tidak dapat melihat kemiripan antara dirinya dengan putrinya."Dengar, dari penampilan Zee saja sudah terlihat jelas kalau dia adalah anakmu, Ndre. Mau sampai kapan kamu menyangkalnya? Coba lah diingat-ingat lagi, kamu melakukannya dengan siapa saja?"Dan sama seperti pertanyaan daddy Isaac sebelumnya, Andre meresponnya dengan setengah frustasi, seolah ia tengah dihadapkan pada hukuman atas dosa yang tidak pernah ia lakukan."Astaga, Dad. Harus dengan apa lagi aku meyakinkan Daddy kalau aku sama sekali belum pernah melakukan itu? Tuhan, aku bahkan tidak malu mengak
"Siapa yang bilang Lea akan melahirkan? Kami cuma memeriksa rutin kandungan Lea," tanya Aaron dengan nada dongkol.Pasalnya tanpa angin tanpa hujan, Andre masuk begitu saja ke ruang praktek dokter Hera dan mengira Azalea telah melahirkan."Sial, jadi Daddy menipuku!" geram Andre, matanya menatap sayu saat bersitatap dengan Azalea, wanita yang sangat ia cintai itu, meski kini terlarang baginya untuk terus mencintainya."Kamu kenapa Ndre? Kelihatannya kuyu sekali, apa kamu ada masalah?" tanya Azalea dengan lembut.Berniat memberikan privasi untuk mereka, dokter Hera melangkah keluar ruangan, dan Andre mneyadari hal itu."Kuyu? Ah, mungkin karena debu jalanan, aku menuju rumah sakit ini secepatnya dengan mengendarai motor begitu Daddyku memberi kabar kalau kamu sudah melahirkan," jawab Andre sebelum menyeringai lebar.Namun Azalea telah berteman lama dengan Andre. Jadi ia tahu kalau pria itu sedang memiliki masalah."Apa kamu sedang membohongiku, Ndre? Aku tahu mengenal kamu dnegan sanga
"Tuan hasilnya sudah keluar!" lapor Joshua saat Andre baru saja memasuki ruang kerjanya lagi.Ia menyapu pandangannya ke seluruh ruang kerja itu untuk mencari sosok daddy Isaac, dan Joshua pun mengerti siapa yang tengah tuannya itu cari,"Tuan Isaac langsung pulang ke rumah setelah melihat hasil tes itu, Tuan. Beliau ingin menyiapkan kamar anak untuk Nona Zee.""Kamar anak? Jangan bilang kalau hasilnya benar-benar ... "Bahkan untuk melanjutkan pertanyaannya sendiri saja Andre merasa ngeri. Ya, ia takut pada jawaban yang akan ia dapatkan itu. Namun sepertinya mau tidak mau Andre tetap harus mendengarnya, padahal Joshua sudah menjelaskan padanya di telepon tadi,"Hasil DNA anda dengan Nona Zee cocok, Tuan. Hasil itu menegaskan kalau memang andalah ayah dari anak itu."Dengan tidak sabar Andre merebut tab yang tengah Joshua pegang. Kedua matanya membola saat membaca hasil tes yang asisten pribadinya itu jelaskan tadi."Tidak, ini tidak mungkin," desahnya."Coba anda ingat-ingat lagi, Tu
Setelah Joshua menutup pintunya, perlahan Andre berdiri dan melangkah ragu ke arah pintu rahasia yang akan menuju kamarnya yang sedikit terbuka.Ia mengira kalau Catherine ikut gtertidur di samping Zee, tapi ternyata kedua wanita beda generasi itu sedang bercanda di atas tempat tidurnya. Tawa melengking Zee terdengar saat Catherine menggelitiki pinggangnya,"Geli ... Geli, Mimi!" pekik Zee.Baik Catherine maupun Zee sama-sama tersentak kaget saat pintu kamar terbuka lebar,"Tempat tidurku bukan arena bermain untuk kalian!" keluh Andre dengan dongkol.Andre mengumpat pelan saat melihat wajah Zee yang semula ceria menjadi sedih. Bibir bawahnya mulai maju, sebelum akhirnya memeluk Belinda,“Mimi … ” isaknya.“Sst, tenang sayang. Mimi ada di sini kamu jangan nangis ya. Bagaimana kalau kita keluar untuk membeli ice cream? Kamu suka ice cream kan?” bujuk Catherine.Namun Zee masih terus terisak sambil menggelengkan kepalanya, sementara Catherine melihat Andre yang alih-alih ikut membujuk Ze
"Sial aku lupa! Aku ke sini menggunakan motor!""Aku bawa mobil.""Apa aku bertanya padamu?""Aku hanya peduli pada Zee, anak itu pasti akan masuk angin kalau kamu tetap ngotot ingin menggunakan motormu alih-alih mobilku."Andre menghela napas kasar sebelum akhirnya menyerah,"Ya sudah, parkir di mana mobil sialanmu itu?"Catherine melangkah ke arah parkir mobilnya. Lumayan jauh dari pintu keluar, hingga membuat Andre kembali emosi,"Kenapa jauh sekali? Zee sudah kepanasan!" keluhnya.Cukup sudah bersabar menghadapi sikap Andre yang selalu ketus padanya, Catherine pun memutar badannya ke arah pria itu. Meski kesal ia memelankan sedikit suaranya karena Zee kembali tertidur dengan menyandarkan kepalanya di pundak Andre,"Kamu kan tahu sendiri kalau ini bukan area parkir tamu, Ndre. Jadi aku parkir sedikit lebih jauh. Kalau kamu kelelahan karena harus menggendong Zee, serahkan saja Zee padaku!" desisnya."Sudah terus jalan, jangan banyak bicara!" seru Andre.Bulir-bulir keringat mulai me
Ternyata benar dengan yang dikatakan orang-orang selama ini, jika ada uang, maka sesuatu yang terlihat mustahil akan dapat terwujud juga.Seperti yang tengah Catherine lihat saat ini, kamar tidur anak yang menyatu dengan tempat bermainnya terlihat begitu indah. Semuanya terlihat tertata rapi pada tempatnya, dengan tata letak yang tepat, yang pastinya hasil dari desain interior ternama.Padahal Baru hari ini keluarga Andre mengetahui keberadaan Zaa yang merupakan cucu pertama mereka. Namun kamar untuk anak itu telah tersedia dalam waktu sekejap. Hanya dalam hitungan jam saja.“Kenapa diam saja, cepat rebahkan Zaa di tempat tidurnya, Kitty!” perintah Andre yang membuyarkan lamunan Catherine.Dan Catherine pun segera merebahkan Zaa yang masih terlelap sejak di dalam mobil. Dengan hati-hati ia menyelimuti anak itu agar tidak terbangun.“Kamu boleh pulang sekarang!” “Catherine akan tetap di sini! Daddy hanya percaya pengawasan Zee pad Catherine sepenuhnya! Sebaiknya, kamu saja yang kembal
“Ke kamarku Sekarang!” Perintah Andre pada Joshua melalui ponselnya.Tidak membutuhkan waktu lama untuk Joshua memasuki kamar Andre setelah sebelumnya mengetuknya terlebih dahulu.“Jika ini mengenai identitas Ibu dari Nona Zee, saya nelum mendapatkannya, Tuan. Saya mohon anda bersabar sebentar,” tebak Joshua yang memahami betul leinginan tuannya itu.“Kenapa lama sekali? Biasanya informasi apapun kamu akan dengan cepat mendapatkannya!” sungut Andre.Sekembalinya ia dari rumah daddy Isaac, pikirannya terus berkelana ke putrinya. Dari tiga hasil tes DNA semuanya menyatakan kalau ia adalah ayah biologis Zee, namun ia sama sekali tidak pernah menyentuh satupun wanita, apalagi sampai menyetubuhinya dan menghasilkan seorang anak.Mau sekeras apapun Andre mengingatnya hasilnya tetap sama, ia sama sekali tidak menemukan jawabannya.“Sepertinya informasi sekecil apapun mengenai Nona Zee, mampu ditutupi dengan sangat sempurna hingga tidak memiliki celah sama sekali, Tuan. Dan saya menduga kalau