"Sial! Apa aku punya adik lagi?" geramnya.
Menghadapi keliaran Thomas saja Andre sudah dibuat pusing, ditambah lagi satu orang adik yang masih batita.
Apa anak ini hasil hubungan daddynya dengan Kitty?
Mengetahui hal itu Andre semakin terbakar emosinya. Ia seolah tidak dapat menerima memiliki adik dari wanita yang pernah kedapatan mencoba menggoda dirinya.
"Jo! Segera hubungi Tuan Beaufort!" perintahnya dengan nada tajam.
Tepat pada saat itu, pintu ruang kerja Andre kambali terbuka. Dan masuklah pria tua yang baru saja andre minta Joshua untuk menghubunginya, Isaac Beaufort, daddynya.
"Apa ada masalah hingga kau meminta Jo untuk menghubungi Daddy?" tanya daddy Isaak.
Tanpa basa-basi lagi Andre menunjuk anak perempuan yang masih asik bermain di dekat sofa santai Andre,
"Apa dia anakmu, Dad? Apa kau diam-diam memiliki seorang putri dengan Kitty?" Andre balik bertanya dengan emosi yang bergolak di dalam dirinya.
Entah emosi itu karena ia yang tiba-tiba memiliki adik lagi, atau karena daddy Isaac yang ternyata benar-benar memiliki hubungan khusus dengan Catherine?
"Putri?" Kedua kening daddynya mengkerut dalam.
Lalu saat menyadari nama panggilan yang Andre sematkan pada Catherine membuatnya memberikan tatapan penuh teguran pada putranya itu,
"Kitty? Mau sampai kapan kamu memanggilnya dengan sebutan itu, Ndre? Apa kamu mau terus bersikap tidak sopan seperti itu padanya?"
"Sebutan apapun yang aku berikan untuk wanita itu tidak penting, Dad. Sekarang ada yang jauh lebih penting, ada yang mengantarkan seorang anak perempuan ke kantor ini untuk diserahkan keoada Mr. Beaufort. Daddy kan yang pria itu maksud?"
Daddy Isaac segera mengalihkan perhatiannya dari Andre yang sedang marah ke seorang anak perempuan yang ditunjuk putranya itu,
"Astaga, anak ini cantik sekali!" puji daddy Isaac sambil melangkah mendekati anak itu.
"Jadi siapa Mommynya? Kitty kah? atau ada wanita lainnya? Aku harap wanita lain yang menjadi Mommy dari anak itu!" geram Andre.
Mengabaikan Andre, daddy Isaac malah menggendong anak itu,
"Siapa namanya?" tanyanya pada anak buahnya.
"Pria tadi memanggil anak ini dengan sebutan Zee saja, Mr. Beaufort. Dan meminta saya untuk menyerahkannya pada Mr. Beaufort. Tapi ... Saya tidak tahu Mr. Beaufort mana yang pria itu maksud," jawab anak buahnya.
"Ah, Baby Zee. Nama yang cantik, secantik wajahnya."
Seolah memahami pujian dari daddy Isaac, Zee tertawa lebar sebelum menunjuk ke arah jendela kaca lagi untuk melihat lalu-lalang mobil di jembatan layang,
"Kamu mau ke sana?" tanya daddy Isaak dan anak itu mengangguk penuh antusias.
"Yah, sesuai dugaanku kalau anak itu adalah anakmu Dad. Apa selama ini Daddy menelantarkannya? Kenapa wanita itu sampai bilang sudah tidak sanggup mengurus anak kalian lagi?" tanya Andre dengan dongkol.
Mendengar pertanyaan Andre, daddy Isaac balik badan untuk menatap kesal putranya itu,
"Apa Daddy terlihat tidak waras dengan memiliki anak diusia setua ini?" tanyanya.
"Daddy emmang sudah tua, tapi tidak dengan Kitty!" jawab Andre.
"Kau selalu saja emosi tiap kali menyebutkan nama Kate. Apa kamu memiliki dendam pribadi padanya? Atau kamu pernah menggodanya dan Kate menolak?"
Andre memutar kedua bola matanya,
"Menggoda pelacur itu? Yang benar saja!" sanggahnya.
Yang ada Catherine yang pernah menggoda Andre, hanya saja Andre malas membahas masalah itu pada daddy Isaac.
"Jaga bicaramu, Ndre! Kate bukan wanita murahan seperti itu!" tegur daddy Isaac.
"Wanita yang rela menyerahkan dirinya pada pria tua sepertimu tanpa adanya ikatan pernikahan, kalau bukan pelacur maka apa nama yang tepat untuknya, Dad?"
Alih-alih menjawab, daddy Isaac malah mengibas tangannya seolah meremehkan pertanyaan putranya itu,
"Sudahlah kembali ke topik masalah yang sekarang. Siapa anak ini?" tanyanya.
"Kenapa Daddy malah bertanya padaku? Jelas-jelas aku belum pernah melakukan hubungan intim dengan siapapun, bagaimana aku bisa memiliki seorang anak? Dan aku tidak pernah mendonorkan spermaku satu kalipun, jadi jangan gunakan alasan itu untuk membuatku mengakui anak yang bukan darah dagingku!" tegas Andre.
"Apa kamu yakin?"
"Apa Daddy yakin kalau anak itu bukan anak Daddy?"
"Setelah Mommymu melahirkan Thomas kita, rahimnya bermasalah hingga dokter menyarankan untuk tidak hamil lagi. Dan Daddy tidak mau memberatkan Mommymu dengan mengorbankan rahimnya, hingga Daddy bersedia melakukan vasektomi," aku daddy Isaac.
Yang berarti, daddy Isaac tidak akan dapat menghamili wanita manapun. Tapi ...
"Bisa saja Daddy menyambungkan kembali saluran sperma Daddy agar dapat menghasilkan anak dari wanita yang sekarang Daddy cintai itu!" tukas Andre mengutarakan keraguannya.
"Kita bisa bersama-sama ke rumah sakit sekarang untuk memeriksa apakah dalam beberapa tahun ini Daddy sudah menyambungkan lagi saluran itu atau belum," saran daddy Isaac dengan santai sambil melangkah mendekati putranya itu,
"Apa kau pernah melihat Kate hamil?" tanya daddy Isaac.
"Bagaimana aku bisa melihatnya hamil? Apa Daddy lupa kalau baru setahun belakangan ini aku kembali ke rumah itu! Dan itu pun setelah aku memastikan kalau Daddy tidak menempatkan pelacur Daddy itu di sana!"
Dan setelah Andre mendapatkan kepastian kalau Azalea tidak akan pernah berpaling padanya. Alih-alih berpaling, wanita yang sangat Andre cintai itu malah hidup bahagia dengan Aaron dan juga putri mereka.
Padahal Andre telah bersedia menjadi ayah untuk bayi yang sedang Azalea kandung itu. Bayi yang dihasilkan dari pemaksaan diri Aaron pada Azalea hanya supaya pria itu dapat memiliki Azalea sepenuhnya. Yang justru membuat Azalea murka dan menuntut perceraian dari Aaron.
Sejak saat itu Andre selalu ada untuk menemani Azalea di saat-saat terpuruknya. Andre yang selalu membasuh airmatanya dan membalut luka hatinya. Andre rela menerima Azalea yang tengah berbadan dua itu dengan segenap hati dan juga jiwanya.
Namun saat hati Azalea mulai membaik dan bisa tersenyum ceria lagi, Azalea malah kembali lagi pada pria yang telah menyakitinya itu. Sehingga andre merasa dirinya hanyalah rumah singgah saja untuk wanita itu.
Bukan berarti Andre tidak ikhlas melakukannya, ia sungguh-sungguh ikhlas melakukannya untuk Azalea. Bahkan jika wanita itu tersakiti lagi oleh Aaron, ia akan bersedia menjadi rumah singgahnya lahi dan lagi.
"Ndre!" Suara daddy Isaac menyadarkan Andre dari lamunannya mengenai cinta sejatinya itu,
"Ada apa lagi, Dad?" tanyanya dengan malas.
"Lihat baik - baik wajah anak ini, apa kau tidak melihat replika kecil dari dirimu? Anak ini mirip sekali denganmu saat masih batita dulu, Ndre!"
Sejak anak itu memasuki ruang kerjanya, Andre memang hanya fokus pada matanya saja. Mata yang juga Andre miliki tapi juga daddy Isaac miliki.
Karena jelas-jelas selama ini ia tidak pernah menyentuh wanita bahkan Azalea sekalipun, jadi sudah bisa dipastikan kalau anak perempuan itu adalah putri daddy Isaac, adik tirinya.
Andre baru saja akan membalas ucapan daddy Isaac saat diluar dugaannya, anak perempuan itu mengulurkan kedua tangannya pada Andre untuk meminta Andre menggendongnya,
"Daddy ... Endong Daddy ... "
"Kenapa? Kamu takut aku akan menyakitimu? Aku tidak akan menggigitnya."Astaga, bisakah seseorang mati karena menahan gairahnya sendiri? Bahkan dengan hanya membayangkan Catherine melakukan itu saja sudah membuat Andre semakin tersiksa.Satu-satunya yang ingin ia lakukan sekarang hanyalah menghujamkan dirinya dalam-dalam ke gua kehangatan Catherine yang baru saja ia rasakan itu."Berjanjilah, kamu akan berhenti kalau kamu sudah mulai merasakan sakit," pinta Andre."Katamu tadi, hanya sakit untuk yang pertama kalinya saja, sementara untuk yang selanjutnya aku sudah bisa menikmatinya.""Memang benar seperti itu, Kitty. Hanya saja, sudah tiga tahun lebih tidak ada yang memasukimu, rasanya pasti akan sedikit menyakitkan juga untukmu.""Aku percaya padamu, Ndre."Melihat keraguan di wajah Andre, Catherine kembali menegaskan,"Sepenuhnya!"Catherine memekik pelan saat dalam sekejap mata Andre sudah kembali mengungkungnya di bawahnya,"Biarkan aku memberikan kenikmatan lagi untukmu.""Ndre,
"Untuk yang pertama memang akan sakit, Sayang. Tapi tidak untuk selanjutnya. Kamu boleh bertanya pada wanita manapun yang telah berkali-kali melakukan hubungan intim, atau kamu mau aku sambungkan ke Loli atau Monic sekarang? Mumpung mereka juga bermalam di hotel yang sama dengan kita.""Astaga, tidak perlu, Ndre. Aku tidak mau mengusik mereka malam-malam begini," tolak Catherine."Kalau begitu berbaringlah sekarang, ada yang akan aku lakukan padamu. Dan tenang saja, aku hanya akan memuaskanmu. Kalau pun kamu tetap tidak nyaman dengan yang aku lakukan, kamu bisa memintaku untuk berhenti."Dari raut wajah Catherine, terlihat jelas kalau wanita itu tengah berperang dengan batinnya. Sesekali helaan napas panjang menghembus keluar dari mulutnya, sementara matanya terus tertukju pada mata Andre, seolah mencari jawaban dari sorot Andre yang terlihat teduh, menandakan keseriusan dengan setiap kata yang pria itu ucapkan sebelumnya."Baiklah. Tapi ... Kalau aku memintamu untuk menghentikannya,
"Alvin terlalu baik untuk aku, Ndre. Alvin berhak mendapatkan yang jauh lebih baik dariku.""Tidak ada yang lebih baik darimu, Sayang. Kamulah yang terbaik! Dan aku beruntung karena telah mengikatmu dengan pernikahan dan juga seorang putri. Ah ya, akan segera hadir juga adik Zee, putri kedua kita!" tegas Andre. Entah kenapa ia benci tiap kali mendengar Catherine tidak percaya dengan dirinya sendiri.Apa wanita itu selalu insecure dalam hal apapun?"Baru sekarang ini kamu bilang aku yang gterbaik. Sebelumnya ... " Keluhan Catherine terhenti saat jari Andre menutup bibirnya,"Dulu aku memang bodoh karena telah menghabiskan waktuku dengan terobsesi pada seseorang. Mau bagaimana lagi, saat itu aku belum bisa membedakan perasaan sayang sebagai seorang sahabat atau sayang karena cinta."Catherine menjauhkan tanga Andre dari bibirnya, "Malam itu, kamu mengira aku sebagai Lea. Itu apa namanya kalau bukan cinta?""Aku akui malam itu aku memang sangat kecewa pada Lea karena dengan bodohnya kem
Padahal itu hanyalah sekedar ucapan Andre saja, tapi anehnya Catherine merasakan darahnya yang berdesir, tubuhnya sendiri seolah terbujuk oleh kata manis suaminya itu. Oleh janji-janji memabukkan pria itu. Dan meleleh sepenuhnya ketika Andre menurunkan kepalanya untuk mengulum salah satu puncak bukitnya.Refleks tangan Catherine menelusup masuk ke rambut Andre, ia sendiri tidak yakin ingin menghentikan pria itu, atau ingin menahannya seperti itu agar ia dapat terus merasakan kenikmatan demi kenikmatan yang dihasilkan dari permainan lidah Andre di sana.Tanpa memutuskan ciuman mereka, Andre membantu Catherine berdiri, membiarkan gaun pengantin Catherine turun hingga menumpuk di kaki mereka, dan hanya menyisakan G-String yang tidak dapat menutupi sepenuhnya bagian inti Catherine.Andai saja Andre tidak mengenal Catherine, mungkin ia akan mengira kalau wanita itu sengaja menggodanya. Ia pun menanggalkan juga G-String berwarna hitam itu hingga Catherine sepenuhnya polos."Ndre, ka ... kam
"Kamu yang telah berubah menjadi jauh lebih baik, itu sangat membuatku bahagia, Ndre. Sesuatu yang dulu aku anggap mustahil, kini telah menjadi kenyataan, aku tidak pernah sebahagia ini sebelumnya. Maafkan aku yang sempat meragukan ketulusanmu."Senyuman lembut mulai terukir kembali di wajah Andre, ia cukup lega mendengar pengakuan istrinya itu, "Apa itu tandanya kamu sudah jatuh cinta padaku, Sayang?" tanyanya penuh harap."Kenapa kamu memanggilku dengan sebutan Sayang? Apa kamu sudah mulai jatuh cinta padaku?" Catherine balik bertanya, meski rasanya mustahil untuk ia mendapatkan cinta Andre sepenuhnya. Even ia pernah mendengar Andre mencintainya sekalipun."Mungkin,"Hanya itu jawaban yang Andre berikan, satu kata yang dapat mengandung dua maksud. Mungkin Andre mencintainya, atau mungkin juga tidak. Sedikit kecewa, tapi memang seperti itulah Andre.Catherine membiarkan Andre mengusap puncak kepalanya, lalu turun ke belakang kepalanya untuk menarik lepas aksesoris rambut yang Cather
Duduk di kaki tempat tidur, tanpa sadar jemari Catherine memutar cincin kawin yang tersemat di jari manisnya, selama ia menunggu Andre mengunci pintu kamar mereka. Berkali-kali ia menghela napas berat saat rasa takut, cemas dan bingung membaur menjadi satu. Meski Andre adalah daddy putrinya dan mereka juga telah resmi menikah, Andre tetaplah orang asing bagi Catherine. Kegugupan masih bisa menyiksa dirinya saat membayangkan seperti apa berbagi tempat tidur dengan pria asing.Penyatuan mereka dulu tidak bisa dijadikan acuan untuk Catherine, karena dulu hanya rasa sakit yang luar biasa saja yang dapat Catherine rasakan. Ia bahkan berniat menghindar dari penyatuan seperti itu lagi. Rasanya sungguh menyiksa.Ya, nanti Catherine akan mencari alasan agar Andre tidak bisa melakukan penyatuan lagi, setidaknya sampai ia siap."Apa yang sedang kamu lamunkan di malam pengantin kita?" Pertanyaan Andre menghentak Catherine dari lamunannya. Tatapannya seketika tertuju pada suaminya itu,"Ti ... T