Share

BAB 43 : MAFIA

Si pemimpin para korban pencemaran Orin menatapku cemas. Ia masih ragu.

“Minimal,” ujarku kini dengan suara lirih. “Tuntaskanlah apa yang ingin anda sampaikan hingga membuatku harus datang ke tempat ini. Anda bisa bicara pelan sehingga mereka tidak bisa mendengar kita.”

Melihat keyakinanku, Doni yang sebelumnya tampak ragu mulai mengangguk. Sebutir keyakinanku tampaknya bisa mempengaruhinya.

“Baiklah,” ujarnya dalam suara pelan.

“Ceritalah. Tapi..” Aku berusaha menahannya ketika Shandi, pelayan berwajah oriental bak  artis K-Pop menghampiri kami. Ia membawa dua cangkir kopi.

Sambil tersenyum Shandi berkata, “Permisi, Kak, ini kopinya kami ganti. Kakak tidak usah bayar lagi. Hanya..” Ia tersenyum. “Cangkir tadi saja yang diganti.” Shandi tampak membawa nampan kecil berisi buku tagihan, padahal aku belum memintanya. Mungkin ini kebijakan kedai kopi, memberikan bill

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status