Share

Aku Sudah Mati

Gustavo pun hanya menggeleng lemah melihat hal tersebut.

           Kemudian masuklah lima orang laki-laki dengan memakai setelan jas seperti yang digunakan oleh Gustavo dan para bawahannya tadi. Kelima laki-laki tersebut segera berdiri tegap dan berjejer di dekat ranjang Keanu.

“Hufff.” Keanu menghela napas dalam. “Jadi kalian orang suruhan kakek?” tanyanya sambil tersenyum sinis.

“Benar Tuan Muda, kami diberi perintah oleh Tuan Besar untuk membawa Anda kembali ke mansion.”

Keanu yang tersenyum sinis pun langsung mengambil sebuah gelas yang ada di samping ranjangnya. Kemudian …

PYARRR! Suara gelas itu kini pecah berantakan di lantai setelah menghantam salah satu orang dari ke lima laki-laki tersebut. 

Kelima orang itu pun langsung menundukkan kepalanya, termasuk orang yang terkena lemparan gelas Keanu.

“Mata kalian buta!” teriak Keanu sambil menatap tajam ke arah lima orang tersebut. “Aku ini sedang sakit dan harus dirawat. Apa kalian sengaja ingin aku cepat mati?”

“Bukan seper—”

Kalimat salah satu anak buah tuan Howards pun langsung saja dipotong oleh Keanu. “Apa kalian bisa menanggung semua resikonya, jika aku mati di tengah jalan!” teriak Keanu dengan mata yang menyalang tajam.

Kelima orang itu pun saling menatap, mereka saling bertanya lewat sorot mata satu sama lain.

Dan sesaat kemudian, salah satu dari kelima orang tersebut menjawab, “Tapi Tuan Muda, ini perintah Tuan Be—”

Keanu menatap tajam ke arah laki-laki tersebut dan menjawab dengan sinis, “Berani kamu melawanku? Kamu pikir, kamu itu siapa?” Sebuah kalimat dan nada yang sama dengan nada ancaman kakeknya, tanpa sadar keluar dari mulutnya.

“Tidak Tuan,” sahut laki-laki yang tadi sempat ingin melawan.

“Kalau begitu, kembali ke sana! Katakan pada orang tua itu, aku ingin istirahat. Jangan menggangguku!” ujar Keanu lalu membalikkan badannya dengan santai.

Kelima orang tersebut saling menatap sesaat, lalu mengalihkan tatapan mereka pada Gustavo yang sedari tadi hanya diam saja melihat kejadian tersebut.

Mendapat tatapan dari kelima orang tersebut, Gustavo pun langsung memberi tanda agar mereka meninggalkan ruangan tersebut.

“Baiklah Tuan Muda, kami akan kembali ke Mansion,” ucap salah satu dari kelima orang tersebut setelah mendapat tanda dari Gustavo.

“Ya,” sahut Keanu dingin.

Setelah memberikan hormat, kelima orang itu pun pergi meninggalkan ruangan tersebut.

 *

"Mereka sudah pergi?" tanya Keanu setelah mendengar pintu kamar tersebut tertutup.

"Sudah," sahut Gustavo singkat.

Keanu pun langsung berbalik dan menatap ke arah pintu ruangan tersebut. "Dasar orang tua," gumamnya.

Gustavo cukup terkejut melihat ekspresi Keanu yang belum berubah setelah satu tahun tidak bertemu. “Tuan Muda, Anda ….”

Keanu pun langsung menatap ke arah Gustavo. “Paman kemarilah,” panggilnya pada Gustavo yang saat ini berdiri agak jauh dari ranjangnya.

Gustavo menatap ke arah Keanu sambil mengernyitkan dahinya, seolah sedang bertanya 'ada apa?'

“Tolong Paman kemari, aku ingin bertanya sesuatu kepada kamu,” pinta Keanu dengan lebih halus.

Gustavo kemudian melangkah dan kembali berdiri di dekat ranjang Keanu.

“Duduklah,” pinta Keanu sambil menepuk-nepuk sisi ranjang yang agak luas

“Tidak Tuan Muda, saya berdiri saja,” sahut Gustavo dengan sopan.

“Baiklah terserah kamu saja. Aku hanya ingin mencari tahu tentang masa laluku,” ujar Keanu dengan lebih tenang.

“Masa lalu Anda?”

Keanu pun menggangguk cepat. “Aku memang mengingat kamu, kakek dan beberapa orang lainnya. Tapi aku tetap tidak mempunyai gambaran yang jelas tentang orang tuaku.”

“Tapi bukannya Anda tahu kalau paman dan bibi Anda yang menyebabkan semua itu."

Keanu pun menjawab dengan cepat, “Iya, aku ingat tentang hal itu dan semuanya. Justru yang tidak aku ingat adalah orang tuaku. Aku hanya ingat jika sebelum aku pergi aku menanyakan tentang ayahku pada kakek, dan orang tua itu langsung marah besar."  

Gustavo menggeleng pelan, ia masih ingat dengan jelas bagaimana pertengkaran hebat yang dibicarakan Keanu tersebut terjadi. Dan pada kenyataannya, pertengkaran tersebut tidak sesederhana yang dikatakan oleh Keanu. Namun ia tak ingin membantah perkataan ringan Tuan Mudanya tersebut.

“Baiklah Tuan Muda. Tapi apakah Anda percaya pada saya, saya ini hanyalah—”

“Tenang saja Paman. Dalam ingatanku Anda adalah salah satu orang yang selalu mendukungku sejak aku dibawa kembali dari panti asuhan," sahut Keanu dengan santai.

Mata Gustavo pun langsung berkaca-kaca mendengarkan kalimat tersebut. “Tuan Muda  Anda ….”

“Memangnya siapa yang bisa meragukan seseorang yang mau  merawat anak orang lain (Keanu) seperti anaknya sendiri,” ucap Keanu dengan sebuah senyum hangat melekat di wajahnya.

“Terima kasih Tuan Muda, ini sudah menjadi tugas saya,” sahut Gustavo dengan sebuah senyum hangat di wajah yang sudah mempunyai banyak keriput halus itu.

Keanu pun menyahut, “Aku yang harusnya berterima kasih pada kamu, Paman. Karena kamu orang yang pertama menemukanku dan bukan mereka,” ujar Keanu lalu menghela napas dalam-dalam.

Setelah itu kalimat-kalimat mengharukan tersebut, Gustavo pun menceritakan semua  masa lalu Keanu, tentang kedua orang tuanya dan juga kecelakaan nahas yang membuat Keanu menjadi yatim piatu dan semua yang berkaitan dengan hal tersebut.

            Setelah bercerita cukup lama, akhirnya Gustavo mengahiri ceritanya. Keanu yang terus manggut-manggut ketika mendengarkan cerita dari Gustavo pun ikut berhenti dan mulai termenung.

Ia pun mulai mendapatkan gambaran tentang apa yang terjadi di masa lalu, termasuk tentang kebencian kakeknya pada ayah kandungnya dan juga siapa sesungguhnya paman yang selalu membuat masalah untuk dirinya itu.

 “Anggap saja Keanu sudah mati," gumam Keanu sambil mengepalkan tangannya.

“Maksud Tuan Muda?” tanya Gustavo sambil menatap Keanu penasaran.

Keanu pun tersenyum menyeringai. “Aku yang cuek dan bodoh itu sudah mati saat kecelakaan. Anggap saja Keanu itu benar-benar masuk ke jurang."

“Tuan Muda, Anda ….”

Keanu lalu tersenyum kembali ke arah Gustavo, “Iya Paman, beberapa tahun itu aku lupa dari mana asalku. Dan setelah setahun ini aku sadar, ada banyak hal yang harus aku perjuangkan dan tak bisa aku pertahankan hanya dengan berdiam diri dan menikmati tanpa melawan.”

‘Anda sudah semakin dewasa Tuan Muda, aku harus segera memberitahukannya pada Tuan Alex. Dia pasti senang mendengar hal ini,’ batin Gustavo sambil tersenyum senang.

“Kamu kenapa Paman?” tanya Keanu ketika  menatap Gustavo yang  sedang tersenyum dan setengah melamun.

Gustavo tersentak kaget. “Ah tidak apa-apa Tuan Muda, aku sangat senang sekarang Anda lebih dewasa.”

“Tentu Paman, pengalaman memang guru terbaik untuk manusia,” jawab pemuda yang masih duduk di ranjang dengan tangan yang masih tertancap infus itu.

Lalu Keanu pun berkata kembali, “Oh iya Paman, kalau begitu tolong bantu aku.”

“Iya Tuan Muda?”

“Tolong bantu aku ….” Keanu membisikkan sebuah rencana yang baru saja terlintas di dalam pikirannya.

Gustavo yang menyimak baik-baik semua rencana tersebut, tiba-tiba mengerutkan keningnya. “Tuan, tapi ini—”

“Sudah tenang saja Paman, aku akan berhati-hati. Dan tolong jalankan rencana ini seperti yang aku katakan,” pinta Keanu dengan sungguh-sungguh.

Gustavo pun terdiam memikirkan semuanya.

"Bagaimana, apa kamu bersedia atau tidak?" 

Gustavo pun menghela napas pendek. "Baiklah Tuan Muda saya akan menjalankan semua perintah Anda.”

“Terima kasih Paman, kalau begitu kita jalankan rencananya malam ini,” ujar Keanu yang terlihat penuh semangat.

        Akhirnya mereka melewati hari tersebut dengan santai. Tak ada satu hal aneh pun yang mereka lakukan, karena mereka tahu  kalau saat ini mereka sedang diawasi oleh orang-orang suruhan Tuan Howard.

*

       Malam pun tiba, Keanu segera mengganti pakaian khas pasien yang digunakannya dengan pakaian santai. Ia pun segera memakai masker dan topi yang telah disiapkan oleh Gustavo.

Setelah memastikan keadaan aman, Keanu pun segera keluar lewat jendela yang ada di dekat ranjangnya. Ia pun dengan hati-hati melewati balkon demi balkon setiap ruangan di rumah sakit itu.

Semuanya berjalan lancar, hingga ia sampai di salah satu balkon yang ada di lantai tiga gedung rumah sakit tersebut. Dan tak di duga, saat ia melompat ke balkon selanjutnya terdapat sebuah botol kaca di lantai balkon yang dituju. Dan tentu saja apa yang harus terjadi  pasti akan terjadi, kaki Keanu dengan tepat menginjak botol kaca tersebut hingga membuatnya terjungkal di balkon itu.

"Brugh! Ish ...," desisnya saat kepalanya terbentur pembatas balkon.

Kemudian ….

SRAKK! Jendela yang ada di dekat balkon tersebut terbuka.

"Hei! Siapa kamu?" tanya seorang gadis yang tiba-tiba keluar lewat jendela itu.

Keanu pun menatap gadis tersebut dari ujung kepala sampai ujung kaki. Ia melihat wanita tersebut memakai pakaian khas pasien rumah sakit, namun terdapat sebatang rokok di tangannya.

"Kenapa Kamu melihat aku seperti itu?" tanya gadis tersebut dengan mata yang membulat tajam.

"Aku tad—"

Kalimat Keanu pun terputus ketika mendengar ada suara yang aneh di sekitar mereka berdua.

"Ah! Ah! Ih! ehmm!" Terdengar suara desahan dan erangan di sekitar mereka berdua.

"Suara apa ini?" gumam gadis yang ada di dekat Keanu tersebut.

Keanu dan gadis itu pun menatap sekitar, mereka mencari suara-suara yang terdengar tidak asing itu. Dan beberapa saat kemudian, tatapan mata Keanu pun terhenti dan tertuju pada ponsel yang ada di tangan gadis yang berdiri di depannya tersebut.

Gadis itu tersentak, ia pun langsung menatap ponsel di tangannya dan langsung mematikan suara dari ponselnya tersebut.

"Ternyata," gumam Keanu sambil menatap aneh ke arah gadis itu.

"Kenapa, kamu nggak pernah lihat film ena-ena,” tandas gadis tersebut sambil menatap tajam ke arah Keanu

Lalu ...

"Menyebar! Cepat cari tuan muda, jangan sampai hilang!" teriak orang-orang yang saat ini ada di halaman rumah sakit itu.

"Gawat," gumam Keanu.

Gadis tersebut langsung menatap ke arah Keanu, lalu ...

"Hoe!" teriak gadis itu pada orang-orang yang ada di halaman rumah sakit tersebut.

"Gadis sialan," gumam Keanu dan ...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status