Share

Kakekku Yang Keras

            Keanu dan laki-laki yang sudah berumur itu pun saling menatap beberapa saat. Ada rasa familiar di pikiran Keanu saat menatap laki-laki berkacamata tersebut, tapi ia tidak tahu itu dari mana.

“Tuan Muda,” panggil laki-laki tersebut sekali lagi sambil mengernyitkan keningnya, menatap heran ke arah Keanu. 

“Kamu siapa?” tanya Keanu pada laki-laki berusia lanjut tersebut.

Laki-laki penuh uban itu pun langsung mengarahkan pandangannya pada dokter yang sedang berdiri di samping ranjang Keanu.

Dokter itu mengangguk pelan, lalu bertanya pada Keanu, “Tuan Muda, apa Anda kehilangan ingatan sebelumnya?”

Keanu pun terdiam.

"Tolong Anda menjawab pertanyaan ini agar saya bisa melakukan perawatan yang tepat,” imbuh Dokter tersebut.

“Hufff …." Keanu menghela napas dalam. “Iya benar. Sekitar satu tahunan yang lalu saya memang mengalami amnesia," terangnya.

Lalu laki-laki berumur 60 tahunan itu pun berkata kembali, "Tuan Muda, saya Gustavo.” 

“Gustavo,” gumam Keanu sambil terus memperhatikan wajah laki-laki beruban tersebut.

Cukup lama Keanu menatap laki-laki tadi, hingga akhirnya ada beberapa gambaran terlintas di kepalanya.

"Akhh," pekik Keanu ketika merasakan kepalanya berdenyut keras seiring gambaran-gambaran yang makin banyak muncul di kepalanya.

Orang-orang di dalam ruangan itu pun terkejut melihat Keanu berteriak kesakitan.

"Apa yang terjadi?" tanya Gustavo sambil menatap bingung ke arah Dokter yang saat ini sedang memegangi tangan Keanu.

Dokter itu pun tak menjawab dan langsung saja menyuntikkan sebuah cairan yang sempat dibawanya tadi.

Gustavo langsung menatap tajam ke arah dokter tersebut. "Apa yang kamu berikan?"

Dokter itu pun menghela napas panjang. "Tenanglah Tuan, ini hanya obat penenang tidak akan ada masalah untuk Tuan Muda," jawab Dokter tersebut sambil menunjukkan botol obat yang ia gunakan tadi.

Gustavo pun langsung mengambil botol obat tersebut dari tangan dokter itu dan memberikan benda tersebut pada orang yang ada di belakangnya. "Keluarga kamu akan menjadi taruhannya, jika kamu berbuat macam-macam," ancamnya dengan tatapan tajam mematikan.

Dokter itu pun menelan ludahnya kemudian mengangguk dengan cepat. 

*

 Sore harinya.

           Di dalam ruangan tersebut terlihat Gustavo yang tengah duduk di dekat ranjang Keanu, menungguinya. Sedangkan orang-orang berjas  hitam yang merupakan bawahan Gustavo kini berjaga di luar ruangan tersebut.

“Akhhh,” keluh Keanu ketika sadar sambil memegangi kepalanya.

“Anda sudah sadar Tuan?" tanya Gustavo yang masih terjaga duduk di samping Keanu.

'Dia menjagaku,' batin Keanu saat melihat Gustavo yang saat ini dengan sigap membantunya untuk duduk.

"Kenapa, apa ada yang terasa sakit lagi?" tanya Gustavo ketika Keanu terus memandanginya.

"Tidak. Ini hanya efek dari semuanya," ujar Keanu yang berubah dingin.

"Efek?" tanya Gustavo yang sedikit banyak bisa menebak apa yang terjadi.

"Iya, aku sudah ingat tentang kamu dan kecelakaan itu," jawab Keanu lalu mengepalkan tangannya menahan amarah yang pernah hilang ketika ia hilang ingatan.

 Mendengar hal itu, Gustavo pun bertanya beberapa hal dan memperjelas semua yang terjadi. Keanu pun menjawab semua pertanyaan-pertanyaan tersebut dan kemudian mulai menanyakan keadaan ibu angkatnya.

"Tenang saja Tuan, Nyonya Reina sudah aman," jawab Gustavo dengan jelas.

 "Baguslah. Lalu, apa dia sudah tahu keadaanku?"

"Saya sudah memberitahunya," jawab Gustavo dengan cepat.

Keanu pun menghela napas dalam. "Setidaknya dia tidak akan mengkhawatirkanku saat ini," ujarnya sambil menatap ke arah langit-langit kamar tersebut.

Suasana di ruangan itu pun kembali sunyi, tak ada percakapan yang terjadi selama beberapa saat. Hingga akhirnya terlintas sebuah pertanyaan di hati Keanu.

“Paman, apa kamu diperintahkan kakek untuk mencariku?” tanyanya sambil mengarahkan pandangannya kembali pada Gustavo.

Gustavo terdiam cukup lama ketika mendengar pertanyaan dari Keanu tersebut.

"Katakan saja Paman, aku hanya ingin mendengar semuanya dengan jelas," ucap Keanu dengan santai.

“Tuan Besar sangat menyayangi Anda. Selama satu tahun ini, beliau terus mencari Anda, hingga akhirnya kemarin saya bisa menemukan Anda.”

“Sudahlah jangan melebih-lebihkan, aku ini mengingat semuanya.”

“Itu semua adalah kesalahpahaman. Anda harus menjelaskan semuanya pada tuan besar. Saya yakin jika Anda menjelaskannya, tuan besar akan mengerti,” ujar Gustavo mencoba membujuk Keanu dengan lembut.

Keanu pun tersenyum kecut, “Kenapa harus aku yang menjelaskannya? Aku tidak sepenuhnya salah dalam hal ini. Paman, wanita sialan dan anak-anaknya itu yang merencanakan semua ini. Pastinya kakek sadar tentang semuanya, hanya saja dia memilih untuk menutup mata.”

“Tapi Tuan Muda, jika Anda tidak kembali … maka mereka akan semakin merasa menang.”

Keanu pun berkeras hati. “Biarkan saja mereka menang, aku tidak peduli pada benda mati itu.”

Gustavo pun menghela napas dalam. “Begini saja, bagaimana kalau Anda kembali ke rumah besar. Tu—”

Keanu langsung menatap ke arah Gustavo dengan tajam. “Aku tidak akan pernah kembali ke rumah itu.”

 

“Tolong ... hanya untuk menengok tuan besar saja. Beliau sedang—” Kalimat Gustavo terhenti ketika ponsel yang ada di dalam jasnya berbunyi cukup nyaring.

Ekspresi wajah Gustavo pun langsung berubah seketika, saat menatap layar ponsel yang baru saja ia ambil dari saku jasnya. 

Keanu yang melihat perubahan tersebut pun langsung bertanya, “Siapa?” 

“Itu …” Gustavo terlihat ragu-ragu ketika akan menjawab pertanyaan Keanu tersebut.

Keanu pun menengadahkan tangannya di hadapan Gustavo, memberi isyarat agar laki-laki beruban itu memberikan ponselnya.

“Hufff,” Gustavo menghela napas, lalu memberikan ponselnya tersebut.

"Tuan Besar," gumam Keanu.

Ia pun langsung mengangkat panggilan tersebut, lalu mengaktifkan loud speaker dan memberikan ponsel tersebut pada Gustavo kembali.

Dan pada akhirnya Gustavo pun mengambil kembali ponselnya dan mulai berbicara, “Halo, selamat siang Tuan,” sapa Gustavo.

“Ya. Bagaimana dengan anak itu?” tanya Tuan Howards, kakek Keanu.

Gustavo lalu melirik ke arah Keanu. “Itu Tuan, e …,” ucap Gustavo yang terdengar ragu.

“Kenapa dengan dia?” tanya Tuan Howards dengan nada cemas.

“Tuan muda selamat dari bahaya," jawab Gustavo dengan tenang.

“Bagus kalau dia masih hidup. Lalu bagaimana, apa kamu sudah menawarinya?”

“Sudah Tuan,” jawab Gustavo dengan cepat.

“Lalu?” 

“Tuan muda menolaknya,” jawab Gustavo lirih.

“Dasar cucu sialan! Sulit sekali menaklukkan anak itu. Apa hidupnya  begitu enak setelah meninggalkan rumah ini, sampai-sampai tidak mau kembali ke sini.” geram Tuan Howards.

Keanu yang mendengar ucapan kakeknya pun langsung menengadahkan tangannya kembali.

“Kakek,” panggil Keanu setelah Gustavo memberikan ponselnya.

Suasana pun menjadi hening seketika di dalam panggilan tersebut.

“Apa kakek mendengarku?” tanya Keanu.

“Ya,” sahut Tuan Howards dengan nada dingin.

“Aku sudah mendengar perkataan Kakek. Keputusanku tidak akan berubah, aku tidak akan kembali ke rumah itu jika kakek terus memaksaku,'' tegas Keanu. ''Kamu nikahkan saja wanita itu dengan Jordan atau Andro. Dan berikan saja perusahaan itu pada siapa pun yang Kakek mau, aku tidak peduli.”

“Dasar cucu tidak tahu diuntung!” maki Tuan Howards.

“Dan satu lagi, kamu masih berhutang satu penjelasan padaku,” ujar Keanu yang terdengar menuntut sesuatu pada kakeknya.

“Oh, jadi kamu masih penasaran dengan ayah sialanmu itu,” ujar Tuan Howards dengan nada mengejek.

Keanu pun mengepalkan tangannya kuat-kuat ketika mendengar kalimat hinaan dari kakeknya. “Jangan pernah menghina orang tuaku!”

“Aku merasa benar-benar sial karena harus memiliki menantu seperti dia. Dan cucuku satu-satunya harus mempunyai gen dari laki-laki itu,” imbuh Tuan Howards.

“Kakek, kamu itu sangat menyedihkan. Aku rasa tidak ada kakek di dunia ini yang lebih menyedihkan dari pada kamu,” ujar Keanu berbalik menghina.

“Sudah pintar ya kamu, Berani menghina Kakekmu ini, kamu pikir siapa yang membesarkan kamu dari kecil sampai sekarang?”

“Huh! Apa Kakek lupa, aku sejak kecil berada di panti asuhan. Lalu tiba-tiba saja muncul Anda di depan mataku, dan dalam sekejap menjadi kakekku,” Keanu mengatakan semua hal itu dengan sinis. “Satu tahun lalu kamu yang mengusirku dari rumah itu dan sekarang kamu juga yang menginginkan aku kembali ke sana. Apa Kamu pikir aku ini sebuah benda yang bisa kamu lempar dan pungut kembali?”

“Ck, ck, ck,” Tuan Howards berdecak meremehkan. “Kamu pikir kamu itu siapa? Kamu itu hanya seekor ayam sekarang,” hina Tuan Howards.

Tuan Howards pun langsung mematikan panggilan tersebut.

Lalu Keanu mengembalikan ponsel itu pada Gustavo sambil berkata, "Apa seperti itu yang kamu sebut dengan menyayangi?"

"Dasar, kakek dan cucu sama saja," gumam Gustavo sambil menyimpan ponselnya kembali.

         Setelah itu Gustavo pun kembali membujuk Keanu dan mencoba memberi pengertian pada pemuda yang sama-sama keras kepala seperti Tuan Besarnya itu. Dan di tengah-tengah perbincangan mereka, tiba-tiba ...

“Brakkk!!”

Keanu dan Gustavo pun langsung menatap ke arah pintu yang baru saja terbuka dengan kasar itu.

Keanu pun tersenyum sinis. "Paman, apa seperti itu contoh yang kamu katakan?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status