/ Romansa / Muda dan Liar / Chapter 7 - Adu Mulut

공유

Chapter 7 - Adu Mulut

작가: Pentol2
last update 최신 업데이트: 2021-07-03 19:58:39

"Bagaimana bisa aku terus melangkah disaat semua itu terjadi?”

**

“Semua pria selalu mengatakan hal yang sama. Aku tahu itu,” balasku tanpa menatap wajahnya.

Aku lalu mencoba pergi, tapi pria ini mencekal lenganku. Ia takkan melepasku jika terus begini. Apa yang harus kulakukan? Padahal ini sudah waktunya masuk ke kelas?

“Beri aku kesempatan, baru aku akan melakukan!” 

Lagi-lagi dia mengatakan hal yang aneh, memangnya kesempatan apa yang harus kuberikan? 

“Kesempatan? Aku tidak paham. Memangnya apa yang bisa kau tunjukkan? Rasa sayangmu kepadaku? Atau sesuatu yang lain?” balasku yang terkesan meremehkan.

“Apa kau bisa memegang kata-kataku? Aku hanya ingin mendengarnya,” celetuknya yang masih belum menyerah.

“Baiklah. Aku bisa memegang kata-katamu. Jadi apa yang mau kau katakan?” balasku yang terus melirik jarum jam.

Aku benar-benar telat hanya karena berbicara dengannya. Apa lebih baik aku bolos dan mengikuti pelajaran jam selanjutnya? 

“Kau akan menyukaiku! Pegang kata-kata itu!”

Aku terdiam sejenak setelah mendengar ucapannya yang mendadak. Aku jelas merasa bingung dan aneh bersamaan. Mengapa selalu saja perkataannya mengarah kepadaku? Mengapa tidak pada dirinya sendiri?

“Emm … kau ingin aku memegangnya saja kan? Ok kalau begitu.”

“Tidak! Aku akan membuktikannya juga. Setelah itu, kau takkan lepas dariku.” 

Ucapannya begitu berani dan mampu membuat sudut bibirku terangkat. Sungguh, ini sangat menyenangkan. Aku suka dengan kepribadiannya.

“Bisakah aku bertanya sesuatu padamu?” ucapku yang masih belum beranjak dari posisi.

“Apa? Aku akan menjawab semua pertanyaanmu,” jawabnya dengan senang hati.

“Apa kau melakukan ini ke semua cewek? Atau hanya diriku saja?”

“Aku melakukannya hanya pada dirimu saja. Kau puas?”

Ia menjawabnya dengan tegas, seakan itu memang benar dan tidak ada kebohongan yang ditutupi. Tapi, haruskah aku langsung percaya? Karena semua orang bisa saja melakukan hal yang sama. Apalagi dimatanya sekarang, ia sedang mengejar Wanita yang diinginkan, pasti ia takkan membongkar kedoknya Bersama Wanita lain.

“Baiklah. Aku puas mendengarnya. Jadi, apa kita bisa Kembali ke kelas masing-masing?” tanyaku yang malas terus berada di toilet.

“Kau tahu kan, sekarang Guru-guru sudah pada masuk ke kelas. Bagaimana jika kita membolos saja?” tawarnya dengan muka santai.

Sejujurnya itu terdengar seru, tapi aku takut jika ia malah membawa masalah lagi seperti kemarin. Aku mungkin akan beradu mulut dengan Ibu.

“Aku tidak bisa terus bolos seperti ini, Ibuku akan memarahiku jika ketahuan. Mungkin aku akan meminta izin untuk masuk ke kelas,” balasku.

“Apa kau ingin terkena masalah? Itu hanya akan membuat Ibumu mengetahuinya. Lebih baik tetap diam dan para Guru takkan menyadarinya.” Nasehat Nicky yang membuatku terhasut.

Lalu, apa yang harus kulakukan? Ikut bolos bersamanya? Seperti kemarin? Tapi aku takut dia membawaku pulang lagi.

“Hei! Kenapa kau suka sekali berpikir? Apa otakmu tidak capek?” tanyanya yang sadar aku sedang melamun.

“Ah, aku sama sekali tidak berpikir kok! Lagi pula jika kita membolos, kau mau mengajakku kemana?” 

“Kemana pun.”

Aku hanya diam mendengarnya sebelum ia menggandeng tanganku dan mengajakku keluar toilet. 

“Hei! Kita mau kemana? Kenapa kau terus mengajakku tanpa berbicara apa pun?” tanya yang kesal.

“Sudahlah, ikuti saja.”

“Tapi kan katamu ta–“

“Jangan berisik!”

Aku pun diam dan mengikutinya meski aku bisa melepas tangannya dengan kasar, aku enggan melakukannya. Kuharap pria ini tidak membawaku ke tempat yang aneh.

“Kau kemana saja?” tanya suara itu Ketika kami sampai ke kantin.

Suara yang sangat kukenal, yaitu Alexi. Mengapa gadis ini juga ada disini? Tapi untung saja hanya ada Alexi disini, karena kupikir Liza juga akan berada bersamanya. 

“Aku baru menemukan temanmu di toilet,” ujar Nicky yang setelah itu melepaskan gandengannya dan menuju bangku kantin yang kosong.

Wah, pria ini sama sekali tidak mengajakku untuk duduk bersamanya? Dia malah membiarkanku berdiri begitu saja. Lalu, mengapa pula Alexi menatapku dengan tajam? Apa ia kesal karena Nicky membawaku kesini?

“Aku tidak menyangka kau juga bisa bolos,” ucap Alexi yang sedikit tersenyum, namun tetap dingin.

Sungguh, gadis ini benar-benar tidak menyukaiku dekat dengan sepupunya. Memangnya siapa yang mau ikut mengganggu hubungan kalian? Aku bahkan tidak tertarik.

“Hei! Duduklah dan pesan sesuatu! Aku tahu kau belum makan,” suruh Nicky kepadaku.

“Emm … aku sedang tidak nafsu,” balasku.

“Alexi! Belikan camilan!” perintah Nicky yang membuat Alexi langsung berhenti memainkan ponselnya.

Gadis itu lalu pergi setelah menerima uang dari Nicky. Sejujurnya aku tidak tahu, apa Nicky memang sengaja menyuruh Alexi? Atau ia sudah sering menyuruh-nyuruh seperti ini?

“Hei! Apa kau akan terus berdiri disitu?” tanya Nicky yang sadar aku masih berada diposisiku semula.

Aku pun beranjak ke bangku kosong yang jaraknya agak jauh dari Nicky. Aku memang sengaja memilih tempat yang jauh supaya bisa memberi sedikit ruang kepada kedua saudara sepupu itu.

“Aku tidak mengerti, kenapa kau pergi ke bangku lain dari pada ke sebelahku? Apa kau sengaja?” tanya Nicky yang sudah duduk disebelahku.

“Hah … kenapa kau terus mengikutiku? Aku kan hanya ingin duduk sendiri,” keluhku.

“Kenapa kau ingin sendiri jika aku dan Alexi ada bersamamu?”

“Karena aku tak nyaman.”

“Pada Alexi?”

“Entah.”

Aku lalu memilih diam karena Alexi sudah datang dengan beberapa snack ditangannya. Apa dia mendengar pembicaraan kami? Semoga saja tidak.

“Makanlah cemilannnya, aku tidak menerima penolakan,” ucap Nicky dengan senyum manisnya.

“Emm … tapi ak–“ 

“Jangan banyak bicara!”

Aku pun mengunyah snack yang ia suapkan ke mulutku. Dan sekarang, Alexi terus menatap kami. Entah apa yang sedang ia pikirkan, aku hanya tak ingin ia salah paham.

“Oh ya, kudengar ada pertandingan basket. Apa kau akan ikut?” tanya Alexi pada Nicky yang sedang fokus memainkan game di ponselnya.

“Mungkin. Kenapa? Kau mau bertanya siapa saja yang ikut?” 

“Ssstt … diamlah!”

Aku tidak mengerti apa yang kedua orang ini bicarakan? Memangnya ada pertandingan basket? Atau aku terlalu lama berada di kelas sampai tidak pernah membaca pengumuman yang ada di papan?

“Tenang, aku pasti akan memberitahumu jika dia ikut.”

“Janji?”

“Janji.”

Sekarang aku mengerti, mengapa mereka begitu mirip. Padahal mereka bukanlah saudara kandung. Tapi, aku sangat iri.

“Hei! Kau sudah kenyang ya? Kenapa tidak makan lagi?” tanya Nicky yang lagi-lagi menyuruhku untuk melahap semua makanan di meja.

“Kenapa kau tidak makan juga? Kenapa terus menyuruhku?” balasku yang kesal.

“Aku kan hanya mau melihatmu makan dengan baik, kenapa kau terus mengomel?”

“Aku kan bilang sedang tidak nafsu makan.”

“Tapi kau harus tetap makan.”

Ah … pria ini terus saja membalas. Kapan dia akan berhenti dan mengalah kepadaku? 

“Kalian sangat cocok,” ucap Alexi yang langsung membuatku melotot tak percaya kearahnya.

“What?”

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Muda dan Liar   Chapter 22 - Ciuman Manis

    "Apa yang kau baca?” celetuk Nicky dan membuatku langsung menyembunyikan surat itu ke tas.Untung, ia belum sempat membaca dan aku hanya perlu mengatakan hal lain agar ia tak curiga.“I-ini surat Ibuku. Aku tak sengaja membawanya,” ucapku berbohong.“Oh, begitu?”“Emm … ya.”“Kalau gitu, apa aku boleh membacanya?”Hah? Dia mau membacanya? Tidak! Aku tidak boleh membiarkannya. Aku harus mencari alasan lain dan menyuruhnya untuk pergi. Bisa gawat jika ia tahu ini surat dari Tommy.“Emm … aku malu,” jawabku.“Kenapa? Apa suratnya aneh?”“I-iya.”Astaga! Aku tidak tahu apa yang kukatakan? Padahal aku bisa mengatakan hal lain, tapi kenapa aku tidak mengucapkannya? Ah gila!

  • Muda dan Liar   Chapter 21 - Didalam Mobil

    Aku terdiam cukup lama setelah menerima kecupan itu. Sangat lama sampai aku tidak sadar Paman mulai menjamah bagian tubuhku yang lain. Astaga! Apa yang sudah terjadi? Mengapa aku tidak bisa menggerakan tubuhku dan pasrah menerima belaiannya?“P-paman ….”“Ada apa? Hmm?” balas Paman yang masih sibuk mencium aroma tubuhku.Sungguh, aku begitu bingung sekarang dan mencoba untuk menjauhkan tubuh Paman dariku. Tapi, itu begitu sulit, serasa tak memiliki tenaga sama sekali. Lalu, aku harus bagaimana? Tidak mungkin aku menikmatinya, bukan? Pasti aku sudah gila bila menerimanya.“P-paman, lepaskan ….”Aku berusaha melepaskan tangannya yang hampir menyentuh dadaku, untung saja berhasil tapi langsung berubah ke pahaku. Owh … ini benar-benar gila. Aku tidak kuat jika terus ia sentuh. Tapi, bagaimana aku bisa kabur? Disaat ia men

  • Muda dan Liar   Chapter 20 - Terperangkap

    Aku memandang keluar jendela, melihat banyaknya bintang mewarnai angkasa, melihat gelapnya malam, dan mendengar suara yang sunyi. Entah kenapa, Hal-hal sekecil ini sangat menenangkan hatiku dan memberiku sedikit kelegaan, meskipun hanya sesaat.Dulu, Ketika aku masih kecil, Nenek dan Kakek selalu mengajakku keluar untuk melihat bintang. Mereka lalu menceritakan banyak hal agar membuatku tertidur dan tak menunggu Ibu. Dan setiap pagi, aku pasti akan menangis karena mereka tidak membangunkanku.Padahal, aku selalu ingin menjadi orang pertama yang menyambut Ibu sepulang kerja. Dan Aku ingin menjadi orang yang ia peluk Ketika sampai ke rumah. Tapi, aku tak bisa mewujudkannya saat itu.Seandainya, aku bisa bercerita dengan diriku dimasa lalu, aku hanya ingin bilang, supaya dia tak terlalu berharap banyak pada Ibunya. Karena itu hanya akan membuatnya kecewa.“Tam!” panggil Ibu.

  • Muda dan Liar   Chapter 19 - Bertemu Ibu

    "Kalau iya, kau mau apa?” tanyaku membalas perkataan Nicky.“Aku tidak mau apa-apa.”Hah? Aku tidak mengerti. Tapi sudahlah, aku harus memaksanya untuk ikut pergi dari sini. Lagi pula, apa susahnya mengikutiku? Aku bahkan tak meminta bayaran darinya.“Kenapa kau terus memaksaku?” tanya Nicky yang benar-benar bingung.Aku pun juga bingung harus menjawabnya dengan apa. Karena aku tidak memiliki alasan yang masuk akal untuknya. Mungkin kalau berkata jujur, ia malah semakin tidak mau pergi dari sini. Betapa menyebalkannya itu.“Memangnya kenapa? Kau tidak mau ikut?” balasku yang malah bertanya balik.“Emm … tentu saja aku mau ikut, tapi sekarang aku tidak ada kepentingan denganmu,” jelas Nicky yang membuatku bingung.Apa maksudnya ia ada kepentingan dengan Ibu? Oh, ayolah! Ini sungg

  • Muda dan Liar   Chapter 18 - Kejujuran Paman

    Aku Kembali ke tempat duduk setelah Alexi melarangku untuk bicara. Aneh, aku bahkan tak bisa memberikan suara untuk sesuatu yang ia lakukan? Aku benar-benar kesal. Dan semoga saja keadaan Sandra baik-baik saja. Jika tidak, mungkin aku akan disalahkan oleh Ibu dan Tante.Tapi, aku masih tak paham mengapa Sandra memberikan obatnya kepada Alexi, padahal sudah jelas-jelas Alexi bukanlah anak yang baik, bahkan hampir mencelakai nyawa Sandra. Semoga saja setelah ini Sandra tak lagi berteman dengan Alexi.“Tam, kau tahu, aku tak menyukaimu,” ungkap Alexi tiba-tiba dan membuatku mengangkat alis kebingungan.Tumben sekali ia jujur? Aneh! Tapi baguslah, aku tidak perlu lagi berpura-pura baik didepannya. Sekarang hubungan kita pun berantakan. Dan aku tidak ingin memperbaikinya.Memang hubungan itu sekecil bolongan yang ada diatas jarum, sekalinya kamu memasukkan benang kedalamnya, belum tentu benang itu bisa bertahan. Ia

  • Muda dan Liar   Chapter 17 - Kesakitan

    Wow, aku terkejut karena Tommy bisa teriak seperti itu. Bahkan, ia membuat semua orang menatap kami. Apa dia sangat kesal? Oh … tapi tolong suruh Nicky untuk melepaskan tangannya! Karena aku merasa, pria ini sedang memakai kukunya. Apa dia sengaja menyakitiku? Ingin membuat tanganku berdarah? Gila!“Tumben sekali kau teriak. Bahkan didepan kekasihmu sendiri,” ungkap Nicky yang langsung membuat Tommy terdiam.Gila! Apa Sandra menatap kami? Bukankah itu menyenangkan? Apakah ia cemburu? Seharusnya begitu. Tapi … kenapa aku malah senang? Bukankah ini ancaman bagiku? Astaga!“Hei Tam! Apa kau sedang merebut kekasih sahabatmu sendiri?” tanya Nicky dihadapan semua orang.Tunggu! Ini jebakan! Aku tidak boleh menjawab iya, jika tidak, aku akan dipermalukan seisi sekolah.Aku harus mencari jawaban lain dan membuat Sandra yang malu.&

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status