Share

Bab 6

"Jihan...!" teriak Maura yang baru saja sampai dikampus. Dia melihat Jihan sedang berjalan dikoridor kampus. 

"Aduh Maura. Lo itu bisa gak kalau  teriak volumenya dikecilin dikit. Sakit tahu telinga gue denger lo teriak. Gue kasihan sama telinga gue yang kena syok terapi dari lo," Ucap Jihan sambil berjalan santai. 

"Ah, Jihan mah gitu. Gak asik ah, dikira suara Maura apaan," Rajuk Maura pada Jihan. 

"Berhenti merajuk Maura. Lo kayak bocah aja, gimana cowok mau deketin lo kalau tingkah lo aja kadang masih kayak bocah dasar jones," omel Jihan sambil terus berjalan. 

"Iihh..., Jihan kok gitu sih! Apa Jihan gak inget? Kalau Jihan juga jomblo." 

Sadar ucapannya menyinggung Jihan. Maura kini menundukkan kepalanya, saat Jihan menatap tajam ke arah Maura dan menghentikan langkahnya. 

"Ya ampun Maura. Gue lupa kalau gue juga jomblo hahaha...."

Bukannya marah. Jihan malah tertawa sambil menepuk pelan keningnya. Dia masih tertawa karena ucapannya sendiri. Maura pun kini ikut tertawa karena melihat tingkah lucu sahabatnya itu. Namun, tiba-tiba mata Maura kini tertuju pada cincin dijari manis Jihan. Membuat Maura penasaran dengan cincin itu, karena kemarin Jihan belum memakainya. 

"Sebentar Han. ini apa? Kok lo pakai cincin dijari manis lo? Perasaan kemarin lo belum pake cicin deh. Kok sekarang pakai cincin sih?" Tanya Maura. Sukses membuat Jihan kelabakan karna tidak tahu harus menjawab apa. Karena dia takut sahabatnya kecewa kalau dia sudah bertunangan dengan Septian. Pria yg Maura sangat sukai. Jihan akhirnya memutuskan untuk merahasiakannya pertunangannya saja.

"Itu, Emm.... Itu.... Anu-"

"Cincin tunangan," Sela Septian yg memotong ucapan Jihan. Yang kini sudah berdiri dibelakang Jihan, sambil nyengir. Karena kini Jihan membalik tubuhnya jadi menghadap Septian dan menatap tajam pria itu. 

Kenapa natap gue kayak gitu? Gue mah emang ganteng jadi biasa aja dong lihatnya. Kayak baru lihat cowok ganteng aja," lanjutnya yg kini kembali terkekeh karena tatapan Jihan padanya.

"Ini maksudnya apa sih? Maura gak ngerti deh," Ujar Maura yang masih bingung, dengan apa yang Septian katakan. 

"Iya sama gue juga gak ngerti. Septian jelasin dong," Ucap Alex menuntut penjelasan dari Septian.

"Jadi gini, gue sama Jihan udah tunangan Lex. Bokap nyokap kita yg maksa, sebenarnya sih gue gak mau yah tunangan sama dia. Tapi karena gue sayang pasilitas gue jadi gue terima deh, beruntung banget lo kebo dapet cowok ganteng dan populer kayak gue," Ucap Septian membanggakan Dirinya. 

"Aahh...! bodo ah bodo curut gila loe ya! Kenapa lo bilang sama mereka sih! Hancur deh gelar jomblo gue," Ucap jihan dengan menghentak-hentakan kakinya karena kesal. 

"Jiah gak salah tuh kebo? Justru reputasi gue yang ancur. Karena gue punya tunangan kayak lo, cewek jadi-jadian, cuma punya gelar jones aja udah bangga lo, dasar cewek jadi-jadian bener-bener aneh lo," Ujar Septian. Yang kini kesal karena ucapan Jihan yang membuatnya tersinggung.

Sementara itu Maura dan Alex. Mereka malah berkenalan ditengah perdebatan antara Jihan dan Septian, tanpa memperdulikan pertengkaran dua sahabatnya itu. 

"Em..., Maura yang cantik. Dari pada kita lihat Romeo dan Juliet berdebat mending kita ke kantin yuk, mau gak? Aku traktir deh," Ajak Alex yang kini tersenyum pada Maura. Membuat wajah Maura bersemu merah.

"Tapi Alex masih jomblo kan? Belum punya cewek kan? Maura gak mau loh dibilang pelakor sama cewek Alex nantinya," Ujar Maura dengan wajah polosnya. 

"Tentu aja aku jomblo cantik. Kamu Tenang aja gak bakalan ada yang berani ngomong kamu kayak gitu, bikin gemes deh kamu. Ayo Maura aku udah laper nih, biarin aja Jihan sama Septian mah. Mereka kalau udah kumat kayak Tom and Jerry, mereka gak bakalan peduli tempat dan orang lain."

Alex yang memang sering melihat Jihan dan Septian bertengkar tidak merasa aneh lagi begitu pun dengan Maura. Namun, baru kali ini Alex bertemu dengan Maura. Karena baru kali ini Alex menghampiri Septian di kelas Jihan.

Kini Maura dan Alex pun pergi meninggalkan Jihan dan Septian yang masih asik berdebat tanpa memperdulikan orang sekitarnya. Sedangkan Alex dan Maura sudah pergi meninggalkan mereka untuk membeli sarapan di kantin.

"Lo tuh bikin ilfil tau gak! Dasar curut got, sok kegantengan padahal gak laku buktinya. lo jomblo kan sampe sekarang," ejek Jihan mengolok-olok Septian. Jihan gak sadar padahal dia juga sama jomblo.

"Ish, lo gak merasa kalau lo juga jomblo. Hello nona Jihan Aiyana situ gak nyadar kalau situ juga jomblo. Emang  dasar jones malah ngatain orang, gak nyadar apa kalau dia juga jomblo," ketus Septian.

"Hello tuan Septian Erlangga. Sesama jomblo jangan saling menghina ngerti! Udah ah gue cape berdebat sama curut macam lo. Gue laper ayo Ra kita ke kan..., nah loh kemana tuh anak udah ngilang aja?" 

Kini Jihan  kebingungan mencari Maura yang sudah tidak ada dibelakangnya lagi. 

"Hahaha..., kasihan deh lo. Teman lo aja gak mau nemenin lo kan? Gue dong ayo Al..., Alex. Kemana tuh anak kok ngilang juga sih? Ngilangnya barengan lagi sama Maura. Ah kampret pasti mulai lagi deh tuh si Alex gak bisa lihat cewek bening dikit, langsung main deketin aja. Dasar Playboy cap kadal," Grutu Septian yg juga kelimpungan karena mencari Alex, yang juga kini tidak ada dibelakangnya. 

"Hahaha..., kacian deh lo, kemana bang temen nya ilang juga ya?" Giliran Jihan kini yang tertawa terbahak-bahak. 

"Udah jangan ketawa lo! Tutup tuh mulut, entar lalet masuk baru nyaho lo. Sial si Alex, pasti jiwa playboynya kumat tuh orang, dia pasti ngajakin Maura teman lo!" Ketus Septian pada Jihan. 

"Apa! Ini gak bisa dibiarin pasti mereka ke kantin sekarang."  Mendengar apa yang dikatakan Septian. Jihan kini berjalan ke arah kantin terlebih dulu. Lalu diikuti oleh Septian. 

"Rasain lo Lex. Habis lo entar dihajar cewek jadi-jadian," gumam Septian, yang kini mengikuti Jihan yang akan ke kantin.

"Awas ya kalau temen lo macem-macem sama sahabat gue. Gue ulek kalian berdua jadi sambel pecel lele," Ujar Jihan sambil terus berjalan menuju ke arah kantin. 

"Idih temen lo aja yang gampang dirayu. Gue yakin Alex bilang kata-kata yang manis dikit aja, dia pasti langsung mau ngikut aja pas diajak ke kantin," sahut Septian tidak mau kalah. 

"Diem! Gue lagi gak mau berdebat sama lo Curut." 

Akhirnya Jihan dan Septian pun sampai di kantin. Benar saja kini Alex dan Maura sedang menikmati sarapannya dengan duduk santai di kantin. Dan sesekali mereka tertawa. 

"Maura. Alex...!" Seru Jihan dan Septian secara bersamaan. Membuat Maura tersedak oleh makanannya sendiri karena mendengar panggilan dari sahabatnya. Dan Alex dengan sigap langsung memberikan minum pada Maura, karena dia tersedak makanan. Jihan dan Septian pun menghampiri mereka berdua dengan raut wajah kesalnya.

"Maura sekarang lo ikut gue!" Perintah Jihan tanpa basa basi. Lalu Jihan pun menarik tangan Maura. Kini Maura pun berdiri dan mengikuti  Jihan dari pada sahabatnya itu marah padanya. Sebelum pergi Jihan menatap tajam kearah Alex dan Septian. Lalu Jihan pun pergi dengan menggandeng lengan Maura. 

"Alex makasih udah traktir Maura ya. Jangan lupa nanti telepon," Teriak Maura sambil mengikuti Jihan. Alex pun tersenyum dan kemudian mengangguk. Membuat Maura ikut tersenyum. 

"Kali ini lo seriuskan sama Maura? Dia itu temen gue Lex. Jadi kalau lo macem-macem sama dia, gue bakalan bikin perhitungan sama lo, ngerti lo!" peringat Septian. Tentu saja setelah Jihan dan Maura tidak terlihat lagi. Septian pun menatap Alex dengan tajam. Membuat Alex sedikit takut karena tatapan tajam Septian tidak seperti biasanya.

"Tentu bro. Lo tenang aja kali ini gue serius. Dia itu manis, lembut, peminim dan bisa banget bikin gue senyum-senyum kalau deket dia. Gue yakin dia pelabuhan cinta terakhir gue Yan," Ucap Alex sambil tersenyum.

"Gue harap itu ucapan lo yang jujur dari dalam hati. Dan lo harus ingat gue pegang janji lo." Septian mencoba percaya pada sahabatnya itu. Bahwa dia tidak akan mempermainkan Maura yang adalah sahabatnya juga.

"Iya gue janji kali ini gak bakalan mainin cewek lagi. Udah ah gue pacaran dulu, eh maksud gue bayar dulu hahaha..." Ucap Alex yg kini menuju kasir sambil tertawa. 

 "Dasar kadal buntung lo," Ujar Septian.

"Berhenti bilang gue kadal buntung Tian. Demi Maura gue bakalan berubah jadi cowok yang lebih baik. Coba aja dari dulu lo kenalin gue sama dia, pasti gue gak bakalan jadi playboy," Sahut Alex yang kini terlihat lebih bahagia dari sebelumnya.

"Alah bullshit lo! Udah kita ke kelas yuk, udah mau bel nih. Lo tahu kan hari ini giliran dosen killer kita yang ngajar," Ucap Septian dan Alex pun mengangguk lalu mereka pun pergi meninggalkan kantin. 

Sementara itu dikelas Jihan sedang Menginterogasi Maura yang tadi tertangkap basah sedang bersama Alex. 

"Lo yakin mau sama Alex? Gue denger, dia pria yang kurang baik, lagian bukannya lo sukan sama si Curut, Septian?" Tanya Jihan setengah menyelidik. 

"Tentu saja Jihan sayang, Alex itu pria yg baik kok. Dia udah jujur kalau sebelumnya dia seorang playboy tapi dia mau berubah buat gue, Han. Gue yakin kalau dia sungguh-sungguh mau berubah buat gue. Dan tentang Septian udah ah dia mah buat lo aja, Han. Gue udah ikhlasin dia buat lo kok. Lagi pula kalian udah tunangan. Maura gak mau dibilang Pelakor nantinya, kesannya tar Maura jadi antagonis gitu dong karena ngerebut calon suami Jihan," Ucap Maura, membuat Jihan terdiam karna dia sangat menghargai keputusan sahabatnya itu, yang tetap  kekeh dengan pilihan dan pendiriannya. 

"Udah ah jangan ngomongin si Curut mulu bosen gue bahas dia mulu," Protes Jihan sambil mengambil novel dari tasnya. Membuat Maura menggelengkan kepalanya, karena percuma kalau Maura menasehatinya pasti ujung-ujungnya berdebat dan Maura akan kalah. 

"Hati-hati loh, Han. Jangan terlalu benci sama Septian, nanti kalau udah cinta susah dilupain, dan bisa-bisa jadi bucin lo," Ucap Maura membuat Jihan menatap Tajam padanya, dan Maura kini hanya bisa menundukan kepala karena tidak ingin melihat tatapan tajam yang sahabatnya layangkan padanya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Muji Rahayu
mantap thor..lanjut baca nih
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status