Share

Main Ke Mall

Tiara menaiki ojek online seperti biasa untuk transportasi ke Mall. Sesampainya di depan Mall dia bertemu dengan Dina, temannya yang juga bekerja di Mall tersebut. Mereka mengobrol di sepanjang perjalanan menuju ke dalam gedung mewah dan luas itu. Hari masih pagi jadi masih belum banyak pengunjung yang datang.

Tanpa dia sadari ada Andra yang melihatnya dari seberang jalan. Tersenyum senang karena akhirnya mengetahui tempat Tiara bekerja. Dia memang sudah mengikuti Tiara dari rumah.

"Gua bakalan sering ke sini," gumam Andra yang melihat Tiara sudah menghilang di belokan itu. Dia pun kemudian memakai helmya dan menjalankan motornya meninggalkan tempat itu. Mudah-mudahan saja masih ada waktu untuk pergi ke bengkel.

"Gimana, Ra? Raka udah hubungin kamu belum?" tanya Dina setelah mereka sampai di depan toko yang masih tutup karena Tiara memang belum membukanya. Dia memang mengetahui tentang Raka karena dialah tempat curahan hati Tiara. Iyalah dia sahabat baiknya maka dari itu Tiara mempercayainya.

"Belum, Din. Mungkin Mas Raka nggak sempet telepon aku karena sibuk banget kali ya?"

"Mungkin juga. Atau di sana nggak ada sinyal apa gimana?" ucap Dina yang bertanya-tanya. Dia heran juga kenapa Raka bisa sampai seperti itu kepada istrinya sendiri. Dia tak tega melihat Tiara yang akhir-akhir ini menjadi sering murung itu.

"Mungkin juga," jawab Tiara yang kemudian menghela napas berat.

Mau tak mau dia semakin khawatir dengan suaminya itu. Tidak biasanya Raka seperti itu tidak menghubunginya sama sekali. Biasanya saja saat Raka ke luar negeri namun dia bisa menyempatkan waktunya untuk menelepon dirinya tapi kenapa sekarang tidak? Tapi kembali lagi, dia harus berpikir positif. Yang penting suaminya itu baik-baik saja di sana dan kerjaannya lancar.

"Ya udah jangan galau lagi. Yuk kita mulai kerja, semangat!" seru Dina menyemangati sahabatnya yang memang masih terlihat murung itu. Tiara tersenyum dan mengangguk.

"Iya. Makasih ya, Din."

"Iya sama-sama. Semoga nggak lama abis kamu sedih gini orangnya langsung nelepon deh," sahut Dina.

"Semoga."

Tiara tersenyum. Dia sangat berharap hal itu segera terjadi karena dia sangat merindukan suaminya.

"Aku ke toko aku duluan ya!" pamit Dina.

"Iya, semoga hari ini laris manis."

"Harus dong," sahut Dina sambil berlalu pergi.

Tiara pun mulai membuka tokonya karena dia yang memegang kuncinya. Bossnya sangat percaya padanya karena itulah dia diberi wewenang untuk itu. Dan karena kebaikannya si Bos itu jugalah sehingga dia tak pernah marah jika Tiara tiba-tiba harus izin pulang atau izin tak bekerja karena anaknya sedang sakit.

Seorang lelaki yang lewat di depan tokonya membuat Tiara tersentak kaget dan melangkah mundur. Dia jadi teringat kembali dengan pertemuan antara dirinya dan Andra kemarin membuat dadanya sesak dan napasnya tersengal-sengal. Tidak apa-apa, Tiara. Tenang aja itu bukan Andra. Tiara berusaha berpikir positif karena memang benar orang yang tadi lewat bukanlah Andra. Diapun mengelus dadanya setelah dia berhasil menenangkan dirinya, ketakutannya sedikit menghilang.

Siangpun tiba, Tiara menghela napas lega akhirnya dia bisa istirahat setelah sejak tadi dia sudah sangat sibuk melayani custumer yang berdatangan. Hari ini tokonya jauh lebih ramai dari biasanya.

"Aduh aku kebelet pipis lagi," keluhnya. Dia tersenyum lega begitu melihat Dina berjalan ke tokonya. Sahabatnya itu datang di saat yang tepat dan diapun meminta tolong padanya untuk menjaga tokonya sebentar karena dia mau ke toilet. Dina tentu saja menyanggupinya.

"Di sini?" tanya Bintang sahabatnya Andra yang baru saja tiba di tokonya Tiara. Dia datang bersama Andra dan juga Damar karena mereka sudah merencanakan untuk jalan-jalan ke Mall.

"Iya. Di sini," balas Andra dengan nada kecewanya itu. Kecewa karena harapannya untuk kembali bertemu dengan Tiara harus pupus. Wanita itu ternyata tak ada di sana dan hanya ada Dina yang memang sedang menjaga toko itu. Padahal demi ke sana dia sampai meminta izin kepada bosnya di bengkel untuk tidak masuk kerja satu hari saja.

"Kenapa sih lu? Mendadak loyo gitu? Laper apa gimana?" tanya Damar yang mengernyit heran melihat Andra.

"Kagak," sahut Andra malas.

"Yakin lu? Tadi lu yang paling semangat mau ke sini. Sekarang ngapa loyo gitu dah?"

"Berisik lu!"

"Nanya doang gua."

Andra tak menjawab lagi, dia kemudian mengedarkan pandangannya ke sekitar untuk mencari keberadaan Tiara. Namun hasilnya nihil, wanita itu tak terlihat di manapun. Dia menghela napas berat. Apa Tiara sudah lebih dulu melihat kehadirannya dan kabur?

Sementara dua temannya itu mengobrol, Bintang mulai bertransaksi dengan Dina untuk membeli handphone baru.

"Gua ke toilet bentar yak. Pengen kencing," pamit Andra pada kedua temannya itu.

"Iye," Damar yang membalas sedangkan Bintang hanya mengangguk saja karena dia sedang menawar handphone dengan gigihnya.

Andra pun berjalan pergi menuju toilet yang tak jauh dari tempat itu. Saat melewati belokan tak sengaja Tiara menabraknya sehingga dia refleks memeluk tubuh wanita itu.

"Kakak nggak apa-apa?" tanya Andra memastikan keadaan wanita di pelukannya itu karena dia belum sadar jika wanita itu adalah Tiara.

Tiara yang mengenali suara Andra itupun sontak ketakutan, wajahnya menegang dan pusat pasi. Refleks dia mendorong dada bidang Andra dengan keras sehingga dia berhasil melepaskan diri dari pelukan laki-laki itu.

"Tiara?" ucap Andra kaget. Kemudian dia tersenyum lebar.

Tiara tak menjawab dan diapun segera bergegas lari meninggalkan Andra saking takutnya pada pria itu. Meninggalkan Andra yang menatapnya sedih.

"Lah elu lagi. Heran gua sama lu. Kagak di jalanan kagak di mana aja ada elu mulu yang rese, dan sekarang juga," ucap Adit yang jengah bertemu dengan Andra lagi. Dia tumben sendirian biasanya ada dua kawannya yaitu Riko dan Edo yang setia mengawalnya di manapun dia berada.

Andra berbalik dan melihat Adit yang menatapnya dengan tatapan penuh kebencian itu. "Gua juga bakalan diem aja kalau lu kagak bikin ulah. Lu apain Kakak yang barusan itu sampai dia lari ketakutan gitu?" tanyanya dengan nada yang mengancam.

Adit mendengus. "Kenapa emangnya? Kepo lu!"

Andra yang geram itupun menghampiri Adit kemudian mencengkeram kerah baju musuhnya itu dengan begitu keras sampai membuat Adit seperti tercekik.

"Gua peringatin sama lu, lu jangan macem-macem sama Kak Tiara!" ancamnya disertai tatapan tajam.

"Oh jadi cewek itu namanya Tiara? Nama yang cantik kayak orangnya," sahut Adit yang malah tertawa santai.

"Cari mati lu?" Andra yang menjadi semakin geram itupun langsung menonjok wajah Adit hingga jatuh tersungkur di lantai.

"Ini baru peringatan. Sekali lagi lu berani deketin Tiara, lu bakalan abis!" ancam Andra kemudian dia masuk ke dalam toilet.

"Sialan," gumam Adit sambil bangkit berdiri dan mengusap darah yang menetes di hidungnya itu. "Kenapa dah tuh orang sampai marah banget gitu? Gua harus cari tau nih," tekadnya.

"Andra ke mana yak? Masa cuman kencing aja lama banget," ucap Damar yang masih berada di sekitar toko tempat Tiara bekerja itu.

"Tau nih, gua sampai nawarnya lama banget tapi dia belum balik juga," sahut Bintang.

Andra rupanya panjang umur karena baru dibicarakan dia langsung muncul menghampiri dua temannya itu.

"Dari mana aja lu?" tanya Bintang.

"Lu lama amat sih di toilet. Ngapain aja lu? Molor apa gimana?"

"Cewek yang tadi ke sini di mana sekarang? Lu bedua liat kagak?" tanya Andra yang mengabaikan pertanyaan dua temannya itu dan malah sibuk celingak-celinguk mencari keberadaan Tiara.

"Cewek yang mana dah?" Bintang balik bertanya dengan bingung.

"Cewek yang pakai baju biru yang rambutnya panjang," jawab Andra.

"Kagak liat gua," jawab Bintang. Jelaslah dia tidak melihat karena sibuk tawar menawar dengan Dina yang menggantikan Tiara untuk sementara karena temannya itu pamit ke toilet.

Damar baru tersadar. "Oh cewek cantik yang itu? Iya tadi gua liat. Kakak yang namanya Kak Tiara tuh udah pamit pulang, udah gitu mukanya pucat kayak lagi ketakutan gitu tau dah kenapa."

Andra yang mendengarnya menjadi lemas. Ternyata hingga sampai detik ini Tiara masih saja takut kepadanya. Hatinya terasa sakit mengetahui kenyataan pahit tersebut.

"Kenapa lu, Ndra?" tanya Damar yang bingung melihat temannya itu melamun begitu. Namun tak ada jawaban karena Andra masih sibuk melamun. "Kenapa sih dia?" lanjutnya bertanya kepada Bintang.

"Mana gua tau," sahut Bintang sambil mengangkat bahu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status