Share

Andra Dikeroyok

Penulis: anyelir imut
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-30 10:03:11

Tiara yang mendengar anaknya menangis segera turun dari tempat tidurnya dan berjalan keluar kamar menuju kamar anaknya yang berada tepat di sebelah kamarnya itu. Dia pun segera menghampiri buah hatinya yang duduk di atas tempat tidurnya itu sambil mengulurkan tangan kecilnya padanya meminta digendong.

"Maamaa..Mamaaa..huaaa..."

Dia pun menggendong anaknya itu dan menimangnya sambil menepuk-nepuk punggungnya pelan berusaha untuk menenangkannya agar berhenti menangis.

"Iya, sayang Mama di sini. Kamu kenapa? Kamu kok tiba-tiba nangis gini? Kenapa Mama tanya. Iya sayang cup cup cup. Mama di sini, nggak apa-apa ya. Kamu tenang ya?" bujuk Tiara.

Ada apa ya dengan Nayla? Mengapa tiba-tiba dia menangis keras seperti itu? Tidak biasanya buah hatinya terbangun di jam sekarang ini dan menangis sekencang itu. Apa terjadi sesuatu ya dengan Raka suaminya? Ah semoga saja tidak. Dia selalu berharap suaminya itu baik-baik saja. Suaminya itu sudah seminggu berada di luar kota untuk mengurus pabrik miliknya yang berada di sana dan sudah selama itu pula suaminya itu tidak menghubunginya. Bahkan sekedar untuk mengabari bahwa dia sudah sampai di sana pun tidak. Dia jadi cemas. Apalagi sekarang anaknya menangis seperti itu semakin membuatnya gelisah saja.

"Kamu haus, Nak? Sebentar ya, iya sayang, cup cup cup udah ya, Nak. Jangan nangis terus ya?" Tiara terus membujuk buah hatinya itu dengan sayang. Dia pun mengambil segelas susu yang masih hangat itu untuk Nayla yang ada di meja dekat tempat tidur kemudian meminumkannya ke anaknya itu namun Nayla menolak dan kembali menangis.

"Kamu kenapa sih, Nayla sayang? Udah ya cup cup cup sayang." Tiara mencium pipi Nayla dengan penuh kasih sayang. Berharap tangisan anaknya mereda.

"Nayla kenapa ya? Apa terjadi sesuatu sama Mas Raka ya?" batin Tiara namun dia segera menggelengkan kepalanya membuang pikiran buruk tersebut dari kepalanya. "Semoga Mas Raka baik-baik aja."

Dia terus berusaha menenangkan anaknya yang terus menangis itu sambil menimangnya dan mengecup keningnya.

Sementara itu Andra yang sedang dalam perjalanan pulang dari bekerja dengan mengendarai motornya itu tiba-tiba saja dia dihadang oleh kawanan orang tak dikenal saat melewati jalanan yang sepi. Terpaksa dia menghentikan motornya itu karena mereka menutupi jalan.

"Nah dia nih anak ingusan yang sok jagoan yang bikin kita jadi gagal dapet duit itu, Bos!" seru si copet yang tadi pagi gagal mencopet tas Tiara tersebut.

"Oh jadi dia cuma bocah? Dan lu kalah lawan dia?" sahut si bos murka pada anak buahnya yang menurutnya tidak becus dalam menjalankan tugas mencopetnya itu. "Payah lu!"

"Sorry, Bos abisnya dia nih licik." si copet mencoba membela diri.

Bosnya mendengus kesal. "Licik gimana? Alesan aja lu!" hardiknya.

Andra terlihat jengah dengan perdebatan mereka yang tak penting itu.

"Eh turun lu bocah ingusan!" perintah si bos copet pada Andra.

"Mau kalian apa sih sebenernya?" tanya Andra santai tak terlihat takut sedikitpun. Dia masih asyik nangkring di atas motor sportnya itu.

"Dia malah nanya? Hahaha"

Sontak para anak buah copet itupun tertawa kencang karena si bos menertawakan Andra.

"Malah nanya mau kita apaan, ya jelas lah kita bakalan ngabisin lu sekarang juga," seru si bos. "Turun nggak lu!"

"Iya, bos bener tuh. Kita beresin aja nih anak songong ini," sahut anak buahnya serempak setuju.

Dengan terpaksa Andra pun menuruti mereka, dia turun dari motornya bersiap untuk menghadapi mereka semua.

"Maju lu semua!" tantang Andra sambil membentuk kuda-kuda.

"Buruan beresin nih anak jangan kasih kesempatan buat napas lagi!" perintah si bos kepada para anak buahnya.

Sontak para anak buah copet itupun satu persatu maju mencoba menyerang Andra. Cukup lama mereka terlibat baku hantam namun mereka semua kalah telak karena Andra ternyata sangat kuat. Iyalah, Andra itu jago bela diri.

"Payah lu semua masa lawan anak piyik begitu aja kalah!" seru si bos yang marah sekaligus kecewa pada anak buahnya yang tersungkur di tanah babak belur di sekujur tubuh mereka padahal mereka semua lebih tua dan badannya lebih besar dari Andra.

Satu lagi anak buah copet yang masih tersisa ikut menyerang mencoba menendang Andra dari belakang namun lagi-lagi diapun gagal karena Andra dengan sangat sigap berbalik dan menendang perutnya hingga jatuh tersungkur di tanah di sebelah kawannya yang lain yang masih meringis kesakitan itu.

Bos copet itupun dibuat melongo. Sekarang nyalinya jadi ciut, tak menyangka Andra berhasil mengalahkan semua anak buahnya itu.

"Masih ada lagi nggak nih? Sini maju, gua ladenin!"

Melihat Andra yang menatap tajam ke arahnya membuat si bos copet ketakutan. "Ampun, Bos! Maapin gua yak?" pintanya memelas sambil mengatupkan kedua tangannya memohon kepada Andra agar dia tidak dihajar.

"Oke, kali ini gua maafin," balas Andra yang memang malas untuk melanjutkan perkelahian yang menurutnya sangat membuang waktunya itu.

"Makasih, Bos. Eh lu semua bilang maaf juga sama Bos kecil!" perintah si bos copet itu kepada semua anak buahnya.

"Iya. Maafin kita semua, Bos," ucap mereka serempak sambil berdiri dengan susah payah karena luka-luka di badan mereka.

"Iye. Ya udah gua cabut dulu," balas Andra yang kemudian menaiki motornya. Ingin segera pulang ke kos-kosannya untuk beristirahat.

Sesampainya di kosannya yang kecil namun rapi itu Andra duduk lesehan di lantai saking lelahnya bekerja ditambah berkelahi melawan para copet yang mengeroyoknya itu.

Dia kembali teringat pertemuannya dengan Tiara pagi tadi di pasar. Wanita itu semakin terlihat cantik bahkan hanya memakai daster dan rambut yang hanya dicepol asal itu. Oh iya, dia juga teringat anak perempuan cantik di gendongan wanita itu. Apa jangan-jangan anak itu benar anaknya ya? Dia jadi berpikir keras tentang hal tersebut.

"Gua harus cari tau," gumam Andra dengan tekadnya yang kuat.

Keesokan harinya di rumah Tiara.

"Mama berangkat dulu ya, sayang," pamit Tiara sambil mencium pipi Nayla yang sedang digendong oleh ibunya itu.

"Iya. Mama juga hati-hati ya?" balas Nayla pelan.

Tiara tersenyum. "Iya, sayang. Kamu jangan nakal ya sama Oma," pintanya sambil mengelus pipi anaknya membuatnya anaknya itu terkikik senang.

"Iya, Ma. Nayla nggak nakal kok."

"Pinter anak Mama."

Ibunya tersenyum melihat interaksi manis antara anaknya dan juga cucunya itu.

"Ya udah aku berangkat dulu ya, Ma."

"Iya, Nak. Kamu hati-hati ya di jalan."

"Iya, Ma."

Setelah mencium tangan sang ibu, Tiara pun pergi meninggalkan rumahnya untuk bekerja di toko handphone di salah satu Mall di kotanya. Iya, dia memang bekerja meski suaminya sudah sangat mencukupi kebutuhan mereka, dia hanya merasa tak enak jika hanya menerima uang dari suaminya itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mutiara Yang Ternoda   Toko Kue

    Hari ini Tiara datang ke toko kue tempat dia bisnis dengan Dina. Tokonya terlihat ramai karena memang rasa kuenya enak dan juga pelayanannya yang sangat ramah. Tiara dan Dina pandai sekali mencari karyawan yang baik dan juga ramah."Kuenya enak banget loh ini teksturnya juga lembut," kata pelanggan ibu ibu elegan."Terima kasih, Ibu. Datang kembali ya," ucap Tiara dengan ramah."Tentu. Saya pasti akan datang lagi ke sini malah udah bakalan jadi langganan," kata ibu itu sambil tersenyum.Tiara merasa senang mendengarnya, dia kembali mengucapkan terima kasih pada pembeli di tokonya tersebut.Tak lama Andra datang bersama Nayla yang dia gendong. Hari ini dia libur kerja jadi dia pergi ke tokonya Tiara untuk melihat keadaan toko kue itu.Tiara lebih dulu salim pada Andra lalu mencium pipinya Nayla dengan gemas."Kamu hebat ya udah bisa bisnis kue kaya gini mana rame lagi," kata Andra yang memuji Tiara."Alhamdulillah, ini kan juga karena izin dari suami juga," jawab Tiara sambil sesekali

  • Mutiara Yang Ternoda   Karin Menyuruh Pacarnya Menginap Di rumahnya

    Bu Mirna masih saja kesal dan kecewa dengan sikap Karin pada Tiara. Karin padahal dulunya sebelum menikah tapi dia selalu menyuruh pacarnya menginap di rumahnya sampai dia hamil itu kan namanya munafik.Meski Tiara sudah memberitahu ibunya untuk tak usah menghiraukan Karin namun tetap saja ibunya merasa marah dan tak terima putrinya dituduh yang tidak benar.~~Tiara hari ini bertemu lagi dengan Dina namun kali ini mereka bukan healing tapi untuk membicarakan bisnis bersama. Dina berencana ingin mengajak Tiara bekerja sama dalam bisnis kue yang sekarang ramai.Tentu saja Tiara sangat amat setuju karena dia tak ingin hanya mengandalkan uang dari Andra lagipula dia tadi sudah minta izin pada Andra dan suaminya itu setuju dan mendukungnya.Barulah setelah membicarakan tentang bisnis Tiara pulang untuk menjaga Nayla, dia berfoto dengan putrinya yang cantik dan sungguh menggemaskan itu dan kemudian mempostingnya di akun medsosnya.Karin kini tiba di rumah Tiara lalu dia menelepon Tiara memi

  • Mutiara Yang Ternoda   Karin Itu Sepupu Angkat

    Karin kaget mendengar amarah Bu Mirna. "Saya heran sama kamu Karin kenapa kamu itu dari dulu selalu saja benci dengan anak saya Tiara. Dari dulu kamu begitu dari kamu masih kecil!""Udahlah, Ma kita pulang aja yuk. Ngapain ladenin omongannya Karin," ajak Tiara. Dia jengah sekali dengan sepupu angkatnya tersebut. Iya, Karin itu memang sepupu angkatnya Tiara karena tantenya Tiara dulu mengambil Karin di rumah sakit saat masih bayi.Bu Mirna setuju dan merekapun pergi meninggalkan Karin yang terdiam."Awas ya kalian berdua!" ancam Karin sambil mengepalkan tangannya kesal.~ ~Hari ini Bianca mengajak Andra untuk bertemu di kafe membahas bisnis. Saat dia akan menyeberang jalan tiba-tiba dari arah lain ada mobil yang melaju kencang ke arahnya membuatnya berteriak kaget. Tiara yang melihatnya langsung menarik tangan Bianca dan mereka berdua jatuh di rerumputan.Bianca yang ketakutan masih berusaha mengatur napasnya. Dia menoleh dan terkejut ternyata orang yang telah menyelamatkan dia adalah

  • Mutiara Yang Ternoda   Sifat Jelek Karin

    Tiara merenung sejenak dan juga sekaligus dia ingin menghilangkan curiganya. Dia tersenyum dan melanjutkan langkahnya menuju Andra."Telfon dari siapa, Mas?" tanya Tiara.Andra menoleh karena terkejut. "Ini dari Bianca," jawabnya jujur."Oh gitu?" Tiara bersilang dada.Andra tersenyum melihat raut wajah Tiara yang cemburu itu. "Udah dulu ya, Bi," ucapnya lalu dia matikan sambungan telepon karena tak ingin membuat istrinya itu marah padanya."Lanjutin aja nggak apa-apa kok," kata Tiara sambil duduk di sofa."Nggak lah kan udahan bahas bisnisnya," balas Andra. Dia lalu duduk di sebelah Tiara."Seriusan?""Iya. Kenapa ke sini?" tanya Andra."Kok kamu nanyanya gitu sih? Kenapa? Kamu nggak suka ya kalau aku ke sini buat ketemu sama kamu?"Andra menghela napas, salah lagi dia. "Iya maaf sayang tapi maksudku bukan gitu kok. Iya aku juga kangen sama kamu," katanya sambil memeluk Tiara agar istrinya itu tak semakin merajuk. Dan dia berhasil karena Tiara sekarang tersenyum."Bohong kamu.""Ngga

  • Mutiara Yang Ternoda   Raka Di Kafe

    "Dari Mas Raka," jawab Tiara sambil menunduk. Dia ingin terus saja pada Andra karena dia tak ingin pernikahan mereka ada kebohongan yang takutnya malah akan membuat hubungan bermasalah. Betul kan? Lebih baik kan jujur saja toh juga dia tak akan mengangkat telepon dari Raka kok.Andra menghela napas. "Ya udah kalau gitu aku mandi dulu ya," balasnya lega. Tuh kan buktinya dia jadi berpikiran positif. Diapun beranjak pergi setelah pamitan pada Nayla.Tiara hanya mengangguk sambil membuang napas kesal setelah suaminya itu pergi. Kenapa sih Raka terus saja menganggunya? Apa sih maunya dia?Ponselnya kembali berdering dan karena kesal dia langsung matikan lagi. Nayla sampai bingung melihat ke arahnya.Tiara hari ini pergi ke Mall sendirian karena dia tak ingin Nayla kelelahan jika ikut, dia saat ini berada di kafe minum kopi. Ya, masih sendirian dia, coba saja jika hari ini hari libur pasti dia akan mengajak Dina pergi dengannya. Mendadak dia jadi rindu saat dirinya masih bekerja di Mall."

  • Mutiara Yang Ternoda   Karin Mengintai

    Sudah pagi waktunya Tiara mengantar Andra kerja sampai luar rumah mereka. Setelah dia salim dan dia mendapat ciuman di keningnya dari suaminya diapun tersenyum. Melambai saat Andra masuk ke mobil dan pergi meniggalkan area rumah.Tiara masih pergi di sana, tanpa dia ketahui ternyata ada Karin yang mengintip dari kejauhan dengan tatapan irinya yang terlihat jelas."Lah aku nggak nyangka ternyata rumahnya si Tiara bagus banget gini mahal banget udah pasti sih ini." Karin berucap sambil mengamati rumah mewah Tiara."Hebat juga dia kira-kira dia nikahnya sama siapa sih? Kayanya nggak mungkin deh kalau dia nikah sama si Andra itu secara kan mereka berdua udah nggak ketemu lagi pastinya. Ya emang sih Andra anak orang kaya tapi kan nggak mungkin kalau sekaya itu sampai rumahnya kaya istana gitu."Karin tetap di sana sambil memotret rumah tersebut.Di KantorSinta masuk ke ruangan Andra dan tersenyum melihat anaknya itu sedang mengobrol dengan sekretarisnya. "Budah boleh masuk?" tanya Sinta

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status