Home / Romansa / Mutiara Yang Ternoda / Nayla Bertemu Andra

Share

Nayla Bertemu Andra

Author: anyelir imut
last update Last Updated: 2022-05-30 10:13:47

Tiara bergetar ketakutan saat melihat Andra yang sedang membuka bajunya di hadapannya itu.

"Jangan, Ndra. Aku mohon.." Tiara memohon sambil terisak dan merapatkan selimut untuk menutupi tubuhnya yang sudah polos itu.

Dia beringsut mundur saat Andra menaiki tempat tidur sambil menatapnya seperti pemangsa.

"Malam ini juga kamu bakalan jadi milik aku, Tiara," ucap Andra yang semakin mendekati gadis cantik yang ketakutan itu.

"Enggak! Jangan, aku mohon biarin aku pulang."

Lagi dan lagi Tiara terbangun dari tidurnya dengan napas yang tersengal-sengal. Mimpi itu lagi.

"Mama kenapa?" Tiara menoleh dan melihat Nayla yang juga terbangun itu. Dia segera memeluk buah hatinya itu agar anaknya tidak khawatir.

"Mama nggak apa-apa kok, Nak. Cuma mimpi aja,"

"Mama mimpi apa? Kok takut gitu?"

Tiara terdiam. Dia tidak mungkin menceritakan yang sebenarnya kepada anaknya itu.

"Mama mimpi apa?"

"Mama cuma mimpi ketemu sama Papanya Nayla aja kok. Kan Mama udah lama nggak ketemu Papa," jawab Tiara yang berbohong sambil mengusap rambut anaknya dengan sayang.

"Terus Papa ngomong apa sama Mama? Papa nanyain Nayla nggak?"

Tiara menghela napas. Tidak tahu lagi harus menjawab apa.

"Kita bobo lagi aja yuk, sayang. Masih malem banget loh ini," bujuk Tiara dengan lembut. Nayla mengangguk di pelukannya.

"Iya, Ma. Nayla masih ngantuk."

Tiara pun melepas pelukannya dan kembali berbaring di tempat tidur yang diikuti oleh anaknya itu. Dia tidur sambil memeluk anaknya. Dia hanya berharap semoga mimpi buruk yang membuatnya trauma itu segera hilang dari hidupnya.

Di waktu yang sama Andra sedang merokok di teras kos-kosannya sendirian. Dia kembali terbayang wajah anaknya Tiara yang memang secantik ibunya itu. Dia tersenyum lembut, dia sangat berharap bahwa dugaannya benar kalau anak itu adalah darah dagingnya sendiri.

"Andra, sendirian aja nih? Mau Tante temenin nggak?"

Andra menoleh, terkejut melihat Tante Mia yang baru saja pulang kerja itu menatapnya genit. Selalu saja Tante Mia seperti itu padanya padahal di dalam kosan Tante Mia ada sang suami. Heran juga Andra dibuatnya.

"Nggak deh, Tante. Makasih," sahut Andra sesopan mungkin. Dia baru di tempat itu jadi dia harus menjaga sikapnya.

"Yang bener nih?"

Andra mengangguk yakin. "Iya, Tante. Serius."

"Ya udah deh kalau gitu Tante masuk dulu ya,"

"Iya, Tante selamat istirahat."

"Iya, kamu juga jangan di luar lama-lama biar nggak masuk angin nanti siapa yang ngerokin? Tapi kalau kamu minta dikerokin sama Tante sih boleh aja kok."

"Iya, Tante. Saya kebal orangnya nggak bakalan masuk angin, tenang aja."

"Oke deh kalau gitu, Tante masuk nih ya?"

"Iya, Tante." Andra mencoba untuk sabar menghadapi Tante Mia.

Tante Mia pun tersenyum genit kemudian memasuki kamar kosnya yang dia tinggali bersama suaminya.

Andra menghela napas lega.

Nayla melompat-lompat senang sambil sesekali menyanyikan lagu anak-anak menunggu ibunya yang sedang berdandan di depan cermin itu.

"Nayla sayang, bentar lagi kita mau ke mana?" tanya Tiara sambil menyisir rambutnya. Nada bertanyanya itu seperti guru yang bertanya kepada muridnya di kelas.

"Nayla sama Mama mau beli sayuran di depan rumah," jawab Nayla yang berhenti sejenak melompat-lompat.

Tiara tersenyum senang. Anaknya itu lucu dan menggemaskan sekali.

"Pinter anak Mama."

"Iya dan Mamanya Nayla juga cantik," sahut anak itu sambil tersenyum memandangi ibunya.

"Anak Mama juga cantik."

Tiara pun kemudian menggendong Nayla dan berjalan ke luar rumahnya untuk membeli sayuran pagi itu.

"Yuk kita beli sayuran buat Nayla sarapan."

"Iya. Nanti Mama masakin buat Nayla yang enak ya?"

"Siap, Tuan Putri."

Ibu dan anak itupun tertawa bersama.

Tanpa mereka berdua ketahui ada Andra yang sejak tadi menatap ibu dan anak itu dari balik pohon. Pandangan matanya melembut ke arah mereka berdua.

"Tiara cuman dasteran gitu aja cantik banget," gumam Andra yang tersenyum kagum melihat Tiara.

"Eh ada Neng Tiara sama Nayla. Mau beli apa anak cantik?" sapa ibu penjual sayur itu sambil mengelus pipi gembil Nayla membuat anak itu tersenyum.

"Nayla mau beli sayuran," jawab Nayla polos.

Ibu itu tertawa terhibur. "Anak pinter. Iya Nayla harus makan sayur biar cepat besar dan tambah pintar ya."

Nayla mengangguk semangat.

"Anaknya Neng Tiara udah cantik, pintar lagi," puji ibu ibu yang lain yang juga membeli sayur itu dengan penuh rasa kagum melihat ibu dan anak itu.

"Terima kasih, Ibu," sahut Tiara sambil tersenyum sopan. Dia kemudian menatap anaknya. "Ayo Nayla bilang apa?"

"Makasih," ucap Nayla polos.

"Sama-sama, sayang. Duh gemes banget deh."

Karena Tiara cukup repot harus menggendong Nayla sambil memilih sayuran, diapun menurunkan anaknya itu.

"Kamu di sini aja, jangan ke mana-mana ya, Nak?" pinta Tiara.

Nayla mengangguk patuh.

Namun yang namanya anak kecil yang inginnya selalu bermain dan mempunyai rasa keingintahuan yang besar, Nayla pun berjalan pergi tanpa sepengetahuan ibunya itu.

Dia berjalan pergi dengan kaki mungilnya itu hingga ke tengah jalan raya. Kemudian ada sebuah motor yang melaju kencang ke arahnya. Untunglah Andra segera sigap datang kemudian menggendong anak itu dan menepi. Anak itu menangis keras di gendongannya.

"Cup cup cup sayang, udah ya jangan nangis. Kamu udah aman sama Papa. Anak Papa pinter, nggak boleh nangis ok?" bujuk Andra yang saking cemasnya hingga tanpa sadar menyebut dirinya Papa kepada anak yang masih menangis histeris itu.

"Woy! Yang becus dong jagain anaknya!" seru si pengendara motor itu dengan murkanya kemudian melajukan motornya pergi.

Andra diam saja hanya meliriknya sekilas karena sibuk berusaha menenangkan Nayla.

"Udah ya, Nak. Ada Papa di sini, kamu nggak usah takut lagi ya?"

Benar saja, perlahan tangisan Nayla mereda. Andra tersenyum lega dan menatap anak itu dengan tatapan penuh rasa sayang.

"Gitu dong, anak Papa pinter."

Nayla bingung menatap Andra. "Om Papanya Nayla?" tanyanya bingung.

Andra jadi gelagapan sekaligus terkejut juga dengan perkataannya sendiri itu.

"Nayla!" seru Tiara sambil menghampiri Andra dan segera mengambil Nayla dari gendongan pria itu yang tanpa sadar hanya membiarkannya saja.

"Mamaaaaa...huaaaa.." Nayla kembali menangis melihat ibunya yang cemas itu.

"Nayla, kamu nggak apa-apa kan, Nak?" tanya Tiara sambil memeriksa badan anaknya itu kemudian menghela napas lega karena di badan anaknya itu memang tidak ada luka sedikitpun.

"Mamaaaa..huaaa.."

"Cup cup cup sayang. Nggak apa-apa udah kamu nggak usah takut lagi, Mama udah di sini sama Nayla. Ya?"

"Nayla tuh bener-bener harus diawasin, Tiara. Untung aja tadi aku ngeliat." Andra menasehati dengan lembut.

Deg!

Tiara akhirnya baru tersadar bahwa Andra sejak tadi berdiri di hadapannya persis. Saking paniknya dia sampai tidak sadar jika penolong anaknya adalah Andra. Dia kembali pucat pasi dan tubuhnya bergetar ketakutan.

"Makasih udah nolongin anak saya," sahut Tiara yang memeluk anaknya posesif.

"Iya, Tiara. Lagian kan udah kewajiban aku buat jagain anak kita juga," balas Andra tanpa sadar.

Apa? Anak kita dia bilang? Tiara terkejut mendengarnya dan memberanikan diri menatap Andra dengan tatapan ketidaksukaannya itu. Diapun mundur dan menjauhkan anaknya dari jangkauan Andra yang mengulurkan tangannya ingin menyentuh anaknya itu. Dan tanpa berlama-lama diapun segera pergi meninggalkan Andra yang kembali dibuat sedih olehnya.

Nayla menatap bingung pada ibunya itu, dia menolehkan kepalanya ke belakang untuk menatap Andra yang masih berdiri murung di sana.

"Mama, tadi Om baik yang itu bilang sama Nayla katanya Om itu Papanya Nayla," ucap Nayla dengan polosnya.

Tiara terkejut mendengarnya. Apa maksudnya orang itu mengatakan hal seperti itu kepada anaknya?

"Nayla, kamu jangan dengerin omongan dia ya? Inget kata Mama ok?"

Nayla mengangguk meski bingung.

Andra segera masuk ke dalam kamar kosnya dan meninju dinding dengan keras sehingga membuat tangannya itu berdarah. Tapi dia tidak peduli, rasa sakit di tangannya itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan rasa sakit yang dia rasakan di hatinya.

"Gua tau banget kalau kesalahan gua di masa lalu itu fatal banget. Tapi bukan berarti dia bisa kayak gitu terus ke gua," desisnya murka.

Dia kemudian menggeram marah. Apa dia harus menggunakan cara kekerasan kepada wanita itu?

Namun amarahnya itu perlahan menjadi hilang saat teringat wajah polos Nayla yang menggemaskan dan membuat hatinya menghangat itu. Iya benar juga, jika dilihat lebih dekat anak itu memang terlihat mirip dengannya. Dia menjadi semakin yakin kalau Nayla adalah putrinya. Tapi tunggu dulu, bukannya Tiara itu sudah punya suami ya? Jadi apa mungkin Nayla benar anaknya? Karena mungkin saja kan kalau anak itu adalah anaknya Tiara dengan pria yang berstatus suami Tiara itu.

"Gua yakin banget kalau Nayla anak gua sama Tiara."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mutiara Yang Ternoda   Toko Kue

    Hari ini Tiara datang ke toko kue tempat dia bisnis dengan Dina. Tokonya terlihat ramai karena memang rasa kuenya enak dan juga pelayanannya yang sangat ramah. Tiara dan Dina pandai sekali mencari karyawan yang baik dan juga ramah."Kuenya enak banget loh ini teksturnya juga lembut," kata pelanggan ibu ibu elegan."Terima kasih, Ibu. Datang kembali ya," ucap Tiara dengan ramah."Tentu. Saya pasti akan datang lagi ke sini malah udah bakalan jadi langganan," kata ibu itu sambil tersenyum.Tiara merasa senang mendengarnya, dia kembali mengucapkan terima kasih pada pembeli di tokonya tersebut.Tak lama Andra datang bersama Nayla yang dia gendong. Hari ini dia libur kerja jadi dia pergi ke tokonya Tiara untuk melihat keadaan toko kue itu.Tiara lebih dulu salim pada Andra lalu mencium pipinya Nayla dengan gemas."Kamu hebat ya udah bisa bisnis kue kaya gini mana rame lagi," kata Andra yang memuji Tiara."Alhamdulillah, ini kan juga karena izin dari suami juga," jawab Tiara sambil sesekali

  • Mutiara Yang Ternoda   Karin Menyuruh Pacarnya Menginap Di rumahnya

    Bu Mirna masih saja kesal dan kecewa dengan sikap Karin pada Tiara. Karin padahal dulunya sebelum menikah tapi dia selalu menyuruh pacarnya menginap di rumahnya sampai dia hamil itu kan namanya munafik.Meski Tiara sudah memberitahu ibunya untuk tak usah menghiraukan Karin namun tetap saja ibunya merasa marah dan tak terima putrinya dituduh yang tidak benar.~~Tiara hari ini bertemu lagi dengan Dina namun kali ini mereka bukan healing tapi untuk membicarakan bisnis bersama. Dina berencana ingin mengajak Tiara bekerja sama dalam bisnis kue yang sekarang ramai.Tentu saja Tiara sangat amat setuju karena dia tak ingin hanya mengandalkan uang dari Andra lagipula dia tadi sudah minta izin pada Andra dan suaminya itu setuju dan mendukungnya.Barulah setelah membicarakan tentang bisnis Tiara pulang untuk menjaga Nayla, dia berfoto dengan putrinya yang cantik dan sungguh menggemaskan itu dan kemudian mempostingnya di akun medsosnya.Karin kini tiba di rumah Tiara lalu dia menelepon Tiara memi

  • Mutiara Yang Ternoda   Karin Itu Sepupu Angkat

    Karin kaget mendengar amarah Bu Mirna. "Saya heran sama kamu Karin kenapa kamu itu dari dulu selalu saja benci dengan anak saya Tiara. Dari dulu kamu begitu dari kamu masih kecil!""Udahlah, Ma kita pulang aja yuk. Ngapain ladenin omongannya Karin," ajak Tiara. Dia jengah sekali dengan sepupu angkatnya tersebut. Iya, Karin itu memang sepupu angkatnya Tiara karena tantenya Tiara dulu mengambil Karin di rumah sakit saat masih bayi.Bu Mirna setuju dan merekapun pergi meninggalkan Karin yang terdiam."Awas ya kalian berdua!" ancam Karin sambil mengepalkan tangannya kesal.~ ~Hari ini Bianca mengajak Andra untuk bertemu di kafe membahas bisnis. Saat dia akan menyeberang jalan tiba-tiba dari arah lain ada mobil yang melaju kencang ke arahnya membuatnya berteriak kaget. Tiara yang melihatnya langsung menarik tangan Bianca dan mereka berdua jatuh di rerumputan.Bianca yang ketakutan masih berusaha mengatur napasnya. Dia menoleh dan terkejut ternyata orang yang telah menyelamatkan dia adalah

  • Mutiara Yang Ternoda   Sifat Jelek Karin

    Tiara merenung sejenak dan juga sekaligus dia ingin menghilangkan curiganya. Dia tersenyum dan melanjutkan langkahnya menuju Andra."Telfon dari siapa, Mas?" tanya Tiara.Andra menoleh karena terkejut. "Ini dari Bianca," jawabnya jujur."Oh gitu?" Tiara bersilang dada.Andra tersenyum melihat raut wajah Tiara yang cemburu itu. "Udah dulu ya, Bi," ucapnya lalu dia matikan sambungan telepon karena tak ingin membuat istrinya itu marah padanya."Lanjutin aja nggak apa-apa kok," kata Tiara sambil duduk di sofa."Nggak lah kan udahan bahas bisnisnya," balas Andra. Dia lalu duduk di sebelah Tiara."Seriusan?""Iya. Kenapa ke sini?" tanya Andra."Kok kamu nanyanya gitu sih? Kenapa? Kamu nggak suka ya kalau aku ke sini buat ketemu sama kamu?"Andra menghela napas, salah lagi dia. "Iya maaf sayang tapi maksudku bukan gitu kok. Iya aku juga kangen sama kamu," katanya sambil memeluk Tiara agar istrinya itu tak semakin merajuk. Dan dia berhasil karena Tiara sekarang tersenyum."Bohong kamu.""Ngga

  • Mutiara Yang Ternoda   Raka Di Kafe

    "Dari Mas Raka," jawab Tiara sambil menunduk. Dia ingin terus saja pada Andra karena dia tak ingin pernikahan mereka ada kebohongan yang takutnya malah akan membuat hubungan bermasalah. Betul kan? Lebih baik kan jujur saja toh juga dia tak akan mengangkat telepon dari Raka kok.Andra menghela napas. "Ya udah kalau gitu aku mandi dulu ya," balasnya lega. Tuh kan buktinya dia jadi berpikiran positif. Diapun beranjak pergi setelah pamitan pada Nayla.Tiara hanya mengangguk sambil membuang napas kesal setelah suaminya itu pergi. Kenapa sih Raka terus saja menganggunya? Apa sih maunya dia?Ponselnya kembali berdering dan karena kesal dia langsung matikan lagi. Nayla sampai bingung melihat ke arahnya.Tiara hari ini pergi ke Mall sendirian karena dia tak ingin Nayla kelelahan jika ikut, dia saat ini berada di kafe minum kopi. Ya, masih sendirian dia, coba saja jika hari ini hari libur pasti dia akan mengajak Dina pergi dengannya. Mendadak dia jadi rindu saat dirinya masih bekerja di Mall."

  • Mutiara Yang Ternoda   Karin Mengintai

    Sudah pagi waktunya Tiara mengantar Andra kerja sampai luar rumah mereka. Setelah dia salim dan dia mendapat ciuman di keningnya dari suaminya diapun tersenyum. Melambai saat Andra masuk ke mobil dan pergi meniggalkan area rumah.Tiara masih pergi di sana, tanpa dia ketahui ternyata ada Karin yang mengintip dari kejauhan dengan tatapan irinya yang terlihat jelas."Lah aku nggak nyangka ternyata rumahnya si Tiara bagus banget gini mahal banget udah pasti sih ini." Karin berucap sambil mengamati rumah mewah Tiara."Hebat juga dia kira-kira dia nikahnya sama siapa sih? Kayanya nggak mungkin deh kalau dia nikah sama si Andra itu secara kan mereka berdua udah nggak ketemu lagi pastinya. Ya emang sih Andra anak orang kaya tapi kan nggak mungkin kalau sekaya itu sampai rumahnya kaya istana gitu."Karin tetap di sana sambil memotret rumah tersebut.Di KantorSinta masuk ke ruangan Andra dan tersenyum melihat anaknya itu sedang mengobrol dengan sekretarisnya. "Budah boleh masuk?" tanya Sinta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status