Share

Chapter 82. Darah

Rumahku adalah istanaku, begitulah kata pepatah. Saat itulah yang dirasakan oleh Ayana. Akhirnya dia bisa bernapas dengan lega tanpa harus membayangkan jika dia dan suaminya sedang dimata-matai. Walaupun pada saat itu juga Alex menyuruh orang-orangnya untuk memeriksa seisi rumah, jikalau ada kamera tersembunyi yang memantau aktivitas mereka dan ternyata hasilnya nihil. Tak satu pun dari mereka menemukan kamera tersembunyi. Pria dengan lesung pipi itu langsung beratensi jika istrinya dalam bahaya.

"Bagaimana dengan tidur malam mu? Apakah kalian tidur nyenyak?" Benjamin menarik kursi dan langsung duduk.

"Sangat nyenyak," ucap Ayana tersenyum lega.

"Syukurlah ...." Irish membawa sepiring roti panggang dari dapur.

"Di mana Alex?" Benjamin terlihat menoleh kanan dan kiri.

"Dia sedang menelepon seseorang," jawab Ayana menunjuk ke arah ruang tengah.

Tak lama setelah itu, Al

Cheezyweeze

Wow ... triple update hari ini ^^ Yuk ramaikan teman-teman. Jangan lupa vote dan mampir ke story ku yang lainnya.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status