Share

Arisan Bodong

“Arisan?” tanya Damar dengan kening berkerut.

“Iya.” Tere dan Happy mengangguk bersamaan. “Kami baru ikut arisan dan sedang mencari anggota baru lagi. Nanti, arisannya diadakan di rumah masing-masing.”

Damar tidak langsung menjawab. Lelaki itu menggaruk pipinya, merasa bingung dengan ajakan yang ditujukan padanya itu. Jujur saja, dia merasa bingung bagaimana harus menanggapi ajakan itu.

Seumur-umur, Damar belum pernah ikut arisan. Lagi pula, setahunya yang namanya arisan itu, hanya dilakukan oleh kaum hawa saja. Dia juga tidak terlalu ingin ikut kegiatan seperti itu.

“Ikut saja, Mar.” Tere mencoba menjelaskan. “Hitung—hitung, bisa dipakai nabung gitu. Lumayan loh dan iurannya juga tidak mahal.”

“Begitu ya?” gumam Damar dalam nada tanya. Dia masih merasa bingung. “Tapi bukannya arisan biasa perempuan saja ya?”

“Kata siapa?” Happy langsung menghardik. “Zaman sekarang, ada juga kok lelaki yang ikut arisan. Itu Mbak Tere yang mau resign saja ikut, masa Mas Damar tidak ikut.”

“Tapi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status