"Kendrick!"
"Kau berani meninggikan suaramu, heh?" tanya Kendrick dari seberang.
Adeline meringis, merutuki dirinya. Bukan tanpa sebab, dia sudah kepalang kesal dan berakhir meninggikan suaranya. Setelah cukup mengontrol emosinya, barulah Adeline membuka suara.
"M-maaf," beo Adeline yang sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya, berjaga-jaga jika teriakan Kendrick terdengar nantinya.
"Kalau tidak penting aku matikan—"
"T-tunggu," potong Adeline cepat.
Bagaimana bisa Adeline menelepon pria kejam jika tidak ada kepentingan? Ada-ada saja!
Dia menelan salivanya, membasahi kerongkongannya yang kering. "Kau menyuruh bodyguard untuk mengawa
Adeline mengernyitkan alisnya ketika banyak suara masuk ke indra pendengarannya. Ia menoleh ke depan, mengamati beberapa pelayan yang ada di sana. Karena merasa penasaran, Adeline bergegas menuju ke arah depan."Ada apa ini?" tanya Adeline. Deg. Tatapannya langsung jatuh kepada seorang wanita yang rambutnya terurai.Wanita itu menarik bibirnya, membentuk senyuman sinis yang dilemparkan kepada banyak pasang mata. "Tanya saja sama dia, apakah dia mengenalku atau tidak!" anjur wanita itu sembari menunjuk Adeline.Adeline menghela nafasnya. "Aku mengenalnya. Kalian boleh pergi sekarang.""Tapi, Nyonya, nanti kalau Tuan Kendrick—""Aku ak
"Ada masalah dengan pekerjaanku, jadi aku mau kau harus memuaskan diriku," bisik Kendrick sambil menggigit daun telinga Adeline dengan lembut. Adeline akhirnya bisa bernapas lega walau sedikit. Setidaknya Kendrick belum mengetahui kedatangan Carmila. "Buat emosiku kembali stabil," lanjutnya."I will," jawab Adeline pelan. Entah apa yang ada di kepala wanita bermata cokelat terang itu. Hanya dengan melihat ke mata Kendrick, Adeline seperti dihipnotis begitu saja.Kendrick membasahi bibir merahnya dengan lidah sembari membuka celana pendek Adeline dengan gerakan cepat.SrekkkkTak lupa juga dia merobek tank top hitam itu dengan kasar, membuat benda kenyal langsung menyembul keluar seperti menantang K
Denio berjalan tegas, menginjak ubin berwarna kayu milik Kendrick. Dia berada di ruangan kerja Kendrick yang didominasi oleh warna-warna kayu. Ditatapnya Kendrick yang terlihat sibuk dengan laptop di tas meja.Kendrick, si pekerja keras."Ada apa?" tanya Kendrick yang melirik Denio melalui ujung matanya dengan tangan yang terus bergerak menyentuh keyboard."Saya membawa laporan pengeluaran dari kartu yang Tuan berikan kepada Nyonya Adeline."Mendengar nama wanita simpanannya membuat Kendrick bergeming. Ia menutup laptopnya begitu saja, lalu menengadah, menatap Denio dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan."Berikan! Aku ingin tahu ap
Adeline menyisir sedikit rambutnya, membuat rambut cokelat highlight itu semakin bergelombang. Sebuah senyuman tercipta di wajah manis yang sudah ditutupi dengan berbagai jenis make up.Tubuh seksi mulusnya kini ditutupi oleh korean sabrina top berwarna lilac yang menampakkan lebar bagian pundak dan sedikit dadanya. Plaid mini skirt juga membuat paha mulus putihnya terekspos sempurna. Skirt yang sedikit ketat itu bahkan sampai mencetak bagian pinggangnya yang sempurna. Sangat seksi!"Oh My God!" Freya memekik kaget setelah sampai ke Adeline yang sedari tadi berdiri dengan tangan memegang ponsel sambil mengamati orang-orang di dalam mall. Dia menutup bibirnya yang terbuka lebar. "You look so sexy, Adeline!"Kepala Adeline malah tertunduk, pasalnya pujian Freya malah mem
Nafas Adeline terasa tercekat. Dia bahkan baru menyadari dirinya yang lupa memberitahu Kendrick kalau ia akan pergi bersama Freya."Poor you, Adeline," batinnya."Ingat pulang juga, huh?"Pertanyaan itu membuat Ana menoleh ke belakang. Saat ia tahu posisinya berada di tengah, dengan sigap Ana melangkah mundur."S—saya permisi," pamit Ana yang lalu berjalan cepat ke arah dapur.Ketakutan Adeline kian menjadi-jadi. Sudah ditinggalkan sendiri dan sekarang Kendrick malah berjalan ke arahnya. Suara sepatu Kendrick seperti suara mesin yang menendang kuat gendang telinga Adeline."Apa kau lupa dengan peraturan yang kuberikan?" Kendrick bertanya sesudah ia berada satu langkah di depan Adeline, membuatnya bisa merasakan harum tubuh Adeline. "Perlu aku membuatmu meng
Jangan lupa beri komentar biar Author up semakin banyak per harinya.Freya memesankan make up artist untuk Adeline tanpa sepengetahuan dirinya. Setelah perdebatan yang panjang akhirnya Adeline menyetujui apa yang Freya katakan.Bayangkan saja, make up artist itu sudah datang di sore hari, padahal pestanya dimulai pada malam hari. Haruskah Adeline menunggu sampai malam dengan make up di wajahnya? Tentu tidak! Adeline memintanya untuk menunggu sampai sedikit gelap."Selesai." Suara pria yang mempunyai rambut panjang itu terdengar setelah dia memakaikan sebuah lipstik yang berwarna nude ke bibir seksi Adeline."Bagaimana? Hasilku bagus, 'kan?" tanya pria itu sambil mengedip-ngedipkan matanya manjah membuat Adeline menghela nafasnya. Adeline
Tolong dong berikan komentar biar semakin semangat update. Yuk jadi pembaca yang aktif"Kau sudah datang?" Katrin menoleh ke samping, melihat wajah Kendrick dengan cara mendongakkan kepala.Freya, wanita itu hanya bisa diam, mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Sungguh ia bingung harus melakukan apa untuk kali ini. Kalau ia salah melangkah, bisa-bisa nyawanya yang menjadi masalah. Di satu sisi ada Adeline, di sisi lain ada Kendrick."Daddy, I'm waiting for you," seru Nadine. Dia menarik-narik celana Kendrick. "Dad," panggil Nadine sembari mengangkat kedua tangannya, ingin masuk ke dalam dekapan Kendrick.Denyut jantung Adeline terasa tak beres, semakin lama malah semakin menggebu-gebu. Dirinya masih terus menelan semua apa yang ia lihat dan berusaha men
Adeline diam termenung di sofa dengan pandangan menatap lurus ke arah televisi yang sedari tadi mati. Tanpa dia ketahui, ternyata Ana sudah memperhatikan Adeline selama beberapa menit lalu.Ana menghela nafasnya panjang. Terlihat pancaran kesedihan di mata Ana ketika melihat Adeline yang tidak seperti biasanya."Nyonya." Akhirnya Ana memberanikan diri untuk mendekat.Jiwa Adeline sontak terkumpul seketika ketika mendengar suara itu. Dia mendongak dengan nafas yang tercekat lantaran terkejut ketika melihat Ana yang sudah ada di depannya."Iya, Ana, ada apa?" tanya Adeline dengan senyumannya setelah kembali tenang."Nyonya kenapa?" Pertanyaa