Ayo dong mana komentarnya
Adeline menyeduh cokelat panas di dapur sehabis kepergian William untuk bekerja. Dia baru mengetahui kalau ternyata pria itu memiliki sebuah kafe yang terletak tepat di tengah kota. Sayangnya Adeline belum pernah berkunjung ke kafe tersebut. Ingin pergi, namun tak jadi lantaran mengingat mata-mata Kendrick yang tersebar hampir ke seluruh sudut kota.
Sudah berminggu-minggu Adeline tinggal disini, tepatnya di kamar yang ada di samping kamar William. Jujur saja, Adeline merasa tidak enak. Namun pria itu malah memaksa Adeline untuk menghilangkan perasaan tersebut, setidaknya Adeline tinggal sampai kondisi membaik. Ck, dia sudah banyak membohongi pria sebaik William, semoga saja jika fakta yang sebenarnya terbongkar William tidak akan menjauhi dirinya.
Tetapi baru saja meletakkan
Fokus Kendrick pecah seketika karena mendengar bel yang dibunyikan Nadine ketika bocah cantik itu terbangun seperti biasanya. Langsung saja Kendrick masuk dan menemui Nadine yang kondisinya sudah mulai membaik.“Ayo, Aunty,” ajak Xavier yang juga mendengar bunyi bel. “Pasti Nadine sangat senang melihat Aunty. Dia sudah rindu dengan Aunty.”Adeline terdiam. Merasa tidak yakin namun akhirnya dia menyetujui lantaran Xavier yang sudah menarik tangannya untuk segera masuk ke dalam ruangan rawat inap Nadine yang memang dikhususkan untuk bocah cantik itu seorang.“Aunty!” Nadine memekik kaget. Segera didorong pelan Kendrick yang terus saja menciumi wajahnya—rindu karena Nadine tertidur sangat lama. Nadine memeluk tubuh Adeline y
Kendrick tersenyum miring sembari mengunyah makanan yang ada dalam mulutnya karena melihat wajah Katrin yang memerah. Dia sungguh sudah tidak peduli tentang wanita itu maupun perasaannya.Adeline yang mengetahui posisinya tidak dibutuhkan segera bersuara. “A—aku pergi dulu. Kalian bisa bicara—“Kendrick langsung menahan lengan Adeline yang hendak bergerak. “Lanjutkan. Aku belum selesai makan,” katanya yang berhasil membuat Adeline membulatkan mata. Kendrick menatap Katrin dan Denio bergantian. “Silakan jelaskan apa yang ingin kalian katakan.”“Tuan, saya sudah memperingatkan Katrin berkali-kali kalau Tuan tidak bisa ditemui karena sedang sakit, namun Katrin memaksa dan menerobos masuk.” Denio menjelaskan denga
Adeline perlahan-lahan menutup mulutnya yang menganga lebar dengan telapak tangan saat melihat Kendrick dan Katrin di televisi yang sedang melakukan pertemuan dengan para media. Sayangnya itu siaran ulang pasalnya Adeline sedang mandi saat mereka sedang live.“Mereka … mengatakan pada media.” Adeline sampai kesulitan berbicara. Dia seperti orang bodoh padahal Adeline berada di rumah sakit saat Katrin dan Kendrick berbicara. Adeline mendengar pertemuan media, namun tak mengetahui informasi lebih akan hal itu. Dan pagi ini, Adeline mengetahui maksud mereka sepenuhnya.“Astaga!” Baru saja dia mematikan televisi, Adeline sudah dikagetkan dengan bunyi bel yang terus dibunyikan berkali-kali—tidak ada sopan santun sama sekali.
Emosi Adeline benar-benar tersulut karena Kendrick yang selalu berusaha mencoba untuk mengulur waktu. Padahal tinggal beberapa langkah lagi mereka akan sampai di ruangan William dirawat.“Apa lagi?” tanya Adeline tajam pada Kendrick yang mendadak berhenti berjalan. Tadi Kendrick beralasan ingin mandi dulu sebelum pergi, lalu sesudah di rumah sakit, dia meminta ke kamar mandi.“Kita belum makan. Lebih baik makan dulu—““Aku tidak peduli.” Adeline memotong dengan decakan kesal di akhir. “Terserah, aku sudah tidak peduli! Kau mau ikut atau tidak, itu terserah! Tapi ancaman-ku masih berlaku!”“Wanita itu sudah berani mengancamku!” gumam Kendri
Kendrick melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar. Aroma Lavender menyeruak, masuk ke paru-parunya dengan sangat sopan. Pandangan Kendrick langsung jatuh kepada Adeline yang terduduk di kasur dengan sorot mata kosong.“Apa kau merasa tidak enak lagi? Aku bisa memanggil dokter lagi untuk mengecek-mu.”Adeline seperti ditarik lagi kembali ke dunia nyata. Matanya mengerjap. “Aku ingin menggugurkannya.”Adeline seperti disambar petir kala dokter keluarga mengatakan kalau dirinya tengah mengandung setelah melakukan beberapa pengecekan, termasuk USG— dokter membawa peralatan yang sangat lengkap ke mansion. Adeline seperti orang bodoh lantaran mengetahui kabar janin yang ada dalam kandungannya hampir melewati trimester pertama. Tidak ada t
Kendrick menghela napasnya panjang. Pria itu sudah punya firasat kalau Belinda akan datang, namun tidak secepat ini. “Mommy, ayo kita ke ruang kerja.” Kendrick merangkul Belinda, memaksanya agar ikut dengannya.“Tapi itu siapa?” Belinda menoleh ke belakang, melihat Adeline yang masih terdiam lantaran terkejut.“Nanti aku akan menjelaskannya,” sahut Kendrick.“Duduk!”Kendrick menelan ludahnya. Hanya Belinda yang bisa membuat Kendrick takut seperti ini. Kendrick seolah bukan Kendrick yang biasa kalau berhadapan dengan Belinda.“Ayo! Jelaskan pada Mommy semuanya!” hardik
Kendrick mengurungkan niat untuk masuk ke dalam kamar Nadine karena melihat Adeline yang sedang membacakan cerita pada bocah cantik itu. Tak sadar, bibirnya tertarik lantaran melihat Nadine yang sangat tertarik dengan cerita Adeline.Rasa sedih juga dirasa Kendrick karena sejak Nadine lahir, dia tidak pernah mendapatkan hal spesial ini dari Katrin. Wanita itu selalu beralasan saat Kendrick meminta Katrin untuk memperhatikan Xavier dan Nadine.Syukur saja Xavier dan Nadine mengerti kondisi Kendrick yang sudah tidak punya hubungan lagi dengan Katrin. Sebelum pertemuan media, Kendrick menjelaskan pada anak-anaknya tentang apa yang terjadi. Dia tahu kalau ini sangat dini, tapi jika tidak sekarang lalu kapan? Kendrick juga tahu jelas kalau Xavier dan Nadine adalah anak pintar yang mudah memahami banyak hal, termasuk perceraian
“Apa lagi?! Kau ingin menyuruhku untuk mandi ketiga kalinya?!” Setelah Kendrick keluar kamar mandi, dia bertanya tidak suka kepada Adeline yang terduduk di kasur. Bayangkan saja, dia sudah mandi dua kali hanya selang waktu beberapa menit, manusia mana yang tidak emosi kalau seperti itu? Kalau ada, Kendrick harus memberinya penghargaan saat ini juga.Adeline mendecak sebal. “Apa aku ada menyuruhmu memakai parfum tadi?” tanya Adeline malas. “Jangan pakai parfum atau kau harus mandi ketiga kalinya,” ancam wanita itu lantaran sehabis pulang kerja, Kendrick menggunakan parfum setelah mandi, yang anehnya membuat Adeline mual seketika. Maka dari itu dia meminta Kendrick untuk mandi lagi.“Adeline, aku sudah mengganti parfumku tiga kali dalam bulan ini karena dirimu. Lalu aku harus mengga