Share

22

Aku memejamkan mataku ketika perias memoleskan eye shadow di mataku. Hatiku berdegup seperti genderang perang yang siap untuk memulai peperangan. Aku membuka mataku ketika perias itu sudah selesai.

“Cantiknya Mbak Gadis...” ucap sang perias itu girang. Membuat hatiku tambah berbunga-bunga.

“Makasih mbak, aku deg-deg an banget!” tanganku membuat gerakan sedang mengipasi mukaku sendiri.

“Ya wajar to mbak kan mau nikah, sama mas pilot yang ganteng lagi...” aku terkekeh geli mendengarnya.

“Dan gue merasa sangat beruntung dapetin dia.” Batinku bangga.

“Udah mbak, sekarang ganti gaunnya.”

Aku melangkahkan kaki menuju kamar mandi. Pagi ini adalah acara akad nikah. Tempatnya pun sama untuk nanti malam, acara resepsi. Ini semua ide Kavaleri untuk memilih Ritz Carlton sebagai saksi pernikahan kami.

Aku melangkah keluar setelah selesai memak

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status