Share

Bab 1 - Hari yang sial

last update Huling Na-update: 2021-07-29 09:56:01

Bella benar-benar tidak habis pikir dengan Brandon, Brandon tentu tahu bagaimana bencinya ia dengan Aaron, tapi nyatanya Brandon dengan sengaja menyuruhnya untuk menjemput iblis satu ini. Dan Aaron, astaga, untuk apa ia kembali ke negeri ini? Sial! benar-benar sial!!.

“Bell, ajak aku keliling kota ya nanti, aku sudah nggak hapal jalanan ibu kota.” Aaron berkata dengan nada menggodanya. Saat ini mereka sedang berada di sebuah cafe tak jauh dari bandara.

“Aku banyak kerjaan.” jawab Bella dengan cueknya.

“Aku bisa menyuruh Brandon meliburkan kamu dan memberikan waktu liburmu untuk menemaniku.”

Bella hanya memutar bola matanya jengah. Ahh Sial! tentu saja Aaron bisa melakukan apapun, bukankah saat ini ia bekerja sebagai bawahan dari Brandon, kakak Aaron? dan secara tidak langsung ia juga menjadi bawahan Aaron. Sial!!

“Terserah.” hanya itu jawaban dari Bella.

Aaron tersenyum melihat sikap Bella padanya yang ternyata masih sama seperti dulu. Cuek, jutek, judes, dan lain sebagainya. Gadisnya ini ternyata tidak berubah, dan itu membuat Aaron semakin menginginkannya.

***

Aaron tidak dapat menghentikan senyuman dari wajahnya ketika melihat Bella tak henti-hentinya mengumpat karena dirinya. Bagaimana tidak, saat ini Bella dengan pakaian kantor rapinya, rok pendeknya dan sepatu hak tingginya, membawa tas besar milik Aaron dan Aaron mengajaknya berjalan-jalan sepanjang taman kota.

Bella merasa kakinya seakan sudah mau copot karena pegal. Bagaimana mungkin Aaron melakukan ini semua terhadapnya? Bisa saja Aaron meninggalkan tas besar sialannya itu di mobil Brandon, toh di sana juga ada supir Brandon. Tapi nyatanya, lelaki sialan itu malah menyuruhnya untuk membawa tas besar sialannya ini kemanapun dia melangkah.

“Kamu capek, Bell?”

“Tentu saja, apa kamu nggak lihat bagaimana beratnya tas sialanmu ini?”

Aaron malah tersenyum menyeringai. “Kamu nggak berubah, ya.”

“Terserah.” Lagi-lagi Bella berkata dengan nada cuek bercampur kesalnya.

Tak lama mereka duduk di bangku taman, Aaron dengan menyebalkannya menyuruh Bella untuk membelikan Ice Cream yang ada di taman tersebut. Dengan enggan Bella menolaknya tapi tentu saja dia kalah dan mau tak mau membelikan Aaron Ice Cream tersebut lengkap dengan umpatan-umpatan khasnya.

Sial!! Aaron pasti benar-benar berniat untuk mengerjainya.

“Aaron, kapan kita balik? Astaga, kamu tahu nggak aku harus kerja dan lihat sekarang sudah mendung.”

“Ayolah Bell, Brandon nggak akan marah sama kamu kalau pun hari ini kamu nggak balik ke kantor. Jadi tetap Stay disini dan temani aku menikmati sore yang indah ini.”

Indah? Indah dari hongkong? gerutu Bella dalam hati.

Tak lama Ponsel Bella berbunyi. Bella merogoh tasnya dan mengeluarkan ponselnya.

“Halo?”

“....”

“Iya, jam Lima nanti sudah pulang kok.”

“...”

“Jangan, nggak usah di jemput.”

Aaron mengernyit, dengan siapakah Bella menelepon? Kenapa nada suara wanita itu melembut? Sial! jangan bilang kalau itu pacarnya.

“Ya udah, nanti sms saja.”

“...”

“Baiklah, jemput di dekat pertigaan saja kalau gitu.”

“...”

“Iya, bye.”

Akhirnya teleponpun di tutup. Aaron menatap Bella dengan tatapan tajamnya.

“Siapa itu?” Suara Aaron entah kenapa berubah. Nada suaranya benar-benar tak enak di dengar.

“Bukan urusanmu.” jawab Bella dengan cueknya.

Siall! Aaron benar-benar tak mengerti bagaimana cara menghadapi wanita di hadapannya ini, wanita ini benar-benar memiliki sifat yang sangat cuek dan sulit di sentuh.

***

Bella masih saja diam tak menghiraukan Aaron yang duduk di sebelahnya, ia lebih memilih mengotak-atik ponselnya dengan sesekali terkikik. Dan itu benar-benar membuat Aaron kesal.

Bagaimana mungkin gadis di sebelahnya ini tidak menghiraukannya sama sekali? Apa dirinya sama sekali tidak menarik di hadapan Bella?

“Apa yang terlalu asik sampek kamu cuekin aku?” tanya Aaron dengan nada sinisnya.

Bella melirik kearah Aaron sebentar lalu memutar bola matanya ke layar ponselnya dan kembali terkikik dengan ponsel tersebut.

Dengan kesal, Aaron merampas ponsel Bella dan melihat apa yang sedang di lakukan Bella hingga mengacuhkannya.

“Hei kembalikan, kamu melanggar privasi orang tahu nggak, kembalikan!”Aaron masih saja menjauhkan ponsel dari tangan Bella sambil melihat-lihat apa yang tadi di lakukan Bella.

Rupanya wanita itu sedang melakukan kuis di ponselnya. Dan entah kenapa kini jadi Aaron yang ingin melakukan kuis tersebut. Dengan cekatan Aaron memainkannya dan tak lama kini Aaron lah yang terkikik karena permainan tersebut.

“Sini, kembalikan, kamu kan punya Hp sendiri.”

“Nggak enak, Hpku nggak ada mainan gituannya.”

“Ya d******d sana, Mana sini Hpku.”

Aaron dengan menyebalkannya masih saja menjauhkan ponsel Bella dari jangkauan tangan Bella. Tiba-tiba ponsel tersebut berbunyi. Bella dan Aaron menghentikan gerakan masing-masing dengan saling menatap mata masing-masing.

Aaron menatap layar ponsel Bella, dan disana terpampang jelas nama si pemanggil.

“Sayang?” Aaron membaca nama si pemanggil sambil melemparkan tatapan tanda tanya kepada Bella.

Seketika itu juga Bella merampas paksa ponselnya dari gengggaman tangan Aaron. Aaron hanya ternganga, apa Bella benar-benar sudah memiliki kekasih? Siapa lelaki yang di tulisnya sebagai ‘Sayang’ tersebut? Pikir Aaron dalam Hati.

“Ohh iya, aku turun di depan nanti.”

“...”

“Jangan, aku sudah deket kok.”

“.....”

“Oke, tunggu di sana aja, Bye.”

Dan ponselpun di matikan. Entah kenapa suasanan di dalam mobil hening seketika. Aaron tidak lagi banyak bertanya dan juga tidak lagi mengganggu Bella, begitupun dengan Bella, entah kenapa suasana menjadi canggung untuknya.

“Pak, berhenti setelah pertigaan ya.” ucap Bella pada supir Brandon yang sejak tadi asik mengemudi tanpa menghiraukan mereka berdua.

“Iya, Mbak.”

Tak lama mobilpun berhenti di tempat yang di tunjukkan Bella.

Aaron mengernyit. “Kenapa kamu turun di sini?”

“Ada yang jemput, kamu tentu bisa pulang sendiri, kan?” Ucap Bella dengan ketusnya.

“Tapi aku mau kamu yang ngantar sampai rumah.”

Bella memutar Bola matanya. “Jam kerjaku sudah habis sejam yang lalu, jadi aku nggak ada kewajiban lagi untuk memenuhi permintaan konyolmu.”

“Ini mau hujan, Bell.”

“Lebih baik pulang kehujanan dari pada pulang semobil sama kamu.” gerutu Bella dan itu tak lepas dari pendengaran Aaron.

Sebenci itukah kamu sama aku, Bell?

Akhirnya Aaron haanya menghela napas panjang dan melihat kepergian Bella. Aaron melihat dengan jelas dari dalam mobil. Aahhh, ternyata lelaki sialan itu yang menjemputnya. Pikir Aaron kala itu.

Lelaki itu mengenakan kemeja kantor sederhanya dengan Motor bebek sialannnya. Aaron memejamkan matanya frustasi. Masa iya kamu yang baru pulang dari luar negeri kalah sama lelaki sialan itu? gumam Aaron dalam hati.

“Kita pergi pak.” perintah Aaron pada supir Brandon.

Akhirnya Aaron pun pergi melewati dua sejoli yang masih asik bercakap-cakap. Sekilas Aaron meliha bayangan Bella di kaca spion mobilnya. Wanita itu tampak memandang kepergiannya.

Bell, apa kamu nggak kangen aku? lirih Aaron dalam hati.

***

“Sayang, ya ampun, Mama kangen banget sama kamu.” Nessa seketika memeluk putera bungsu yang sangat di rindukannya tersebut. Ini sudah Tiga setengah tahun setelah Aaron kembali ke luar negeri saat setelah pernikahan Brandon.

“Aku juga kangen sama Mama.”Aaron memeluk tubuh mama yang sangat ia sayangi.

“Kok baru sampai, harusnya kan sejak siang tadi.”

“Aku jalan-jalan dulu Ma, yang lain mana?”

“Papa lagi keluar kota, Kakak kamu ada di ruang makan, dia juga baru pulang ngantor.” Jawab Nessa sambil mengajak puteranya tersebut masuk ke dalam.

Sampai di ruang makan, Aaron melihat pemandangan yang menurutnya benar-benar sangat menggelikan. Itu Brandon, kakaknya tersebut dengan manja meminta istrinya menyuapinya. Ahh membuat iri saja.

“Kalian menggelikan.” ucap Aaron sambil duduk di sebelah Brandon.

Brandon menatap ke arah adiknya yang sudah lama tak bertemu dengannya, Aaron kini terlihat sedikit lebih dewasa di bandingkan Tiga setengah tahun yang lalu saat ia pulang dari luar negeri untuk pertama kalinya.

“Gue pikir lo nggak jadi pulang.” Jawab Brandon dengan cuek lalu kembali meminta Alisha menyuapinya kembali setelah Alisha selesai menyuapi putera pertama mereka yang baru berusia Tiga tahun.

“Sial!! Lo benar-benar menggelikan.” umpat Aaron, sedangkan Brandon sendiri tak menghiraukannya.

“Biar saja, mereka selalu seperti itu. Setidaknya mereka selalu akur.” kata Nessa berbisik pada Aaron. Sedangkan Aaron sendiri hanya mendengus.

“Jadi, kapan lo mulai bantu gue di kantor?”

“Besok.” ucap Aaron secepatnya.

“Kamu rajin banget.” kali Ini Alisha ikut bicara. Ya sedikit heran, Aaron baru pulang dari luar negeri, seharusnya ia menghabiskan waktunya untuk santai-santai terlebih dahulu, apalagi mengingat betapa bandel dan menjengkelkannya sifat anak itu, tapi nyatanya.

“Dan Over semangat.” tambah Brandon.

Sedangkan Aaron hanya tertawa lebar. “Gue masih muda, jadi wajar kalau gue Semangat.” Aaron menegak habis jus jeruk buatan Mamanya. “Dan satu lagi Brand, gue mau Bella jadi asisten pribadi gue.” ucap Aaron disertai Smirk Evilnya sambil berlalu pergi.

-TBC-

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • My Cool Lady (Bahasa Indonesia)   EPILOG

    ‘Buuggghhhh’Sekuat tenaga aku membanting tubuh itu ke atas matras yang sedang ku injak. Kemudian secepat kilat aku menguncinya, membuat tubuh tegap itu tidak bisa bergerak di bawahku.“Bagaimana Pa? Saya sudah bisa, bukan?” tanyaku dengan menyunggingkan senyuman kemenanganku.“Belum.” jawab Papa Ramma yang sontak membuatku mengernyit. Dan aku tidak bisa berpikir lagi ketika tiba-tiba tubuh di bawahku tadi membalikku dan mengunciku hingga kini aku yang berada dalam kuasanya. “Satu hal yang harus kamu tahu, jangan pernah merasa menang sebelum kamu melihat lawanmu menyerah.”Papa kemudian melepaskan kunciannya. Dia berdiri dan mengulurkan tangannya padaku seperti biasanya.“Kamu sudah lebih baik.” Dia berkata sambil menepuk-nepuk bahuku.Ya, tentu saja. Setiap minggu aku di hajar habis-habisan bagaimana mungkin aku tidak lebih baik. Tubuhku kini bahkan lebih berotot lagi dari

  • My Cool Lady (Bahasa Indonesia)   Bab 29 - Semua yang telah selesai

    “Aarrgghh...” erang Bella sedikit lebih keras dari biasanya.“Cukup sayang, astaga, suaramu membuatku ingin meledak saat ini juga.” Aaron menggertakkan gigi, menahan sesuatu yang ingin meledak dari dalam dirinya.Aaron kembali mendaratkan bibirnya pada payudara ranum milik Bella. Menggodanya, mendambanya seakan mengklaim jika itu hanya miliknya. Tubuhnya belum berhenti memainkan ritme permainan yang membuatnya semakin menggila.“Aaron, astaga, Aaarrgghhh..”Kini Aaron kembali mencumbu bibir Bella dengan panas. Kedua tangannya memenjarakan tangan Bella, membuat posisi keduanya terlihat begitu erotis. Hingga kemudian gelombang kenikmatan tersebut menghantam keduanya. Membuat keduanya saling mengerang panjang, mendesah nikmat sekaligus mandi dengan keringat yang menyatu.“Aku cinta kamu, aku sayang kamu, dan hanya kamu sejak dulu.” ucap Aaron sesekali mengecup lembut bibir milik Bella.

  • My Cool Lady (Bahasa Indonesia)   Bab 28 - Pembuktian

    Secepat kilat Bella mendorong tubuh Aaron menjauh. Dan Aaron tertawa lebar dengan kelakuan Bella.“Ingat, aku belum memaafkanmu Aaron.”Aaron masih saja tertawa sambil melemparkan diri di atas ranjang melihat kelakuan Bella. Wanita itu sungguh menggemaskan, dari cara bicaranya ia terlihat enggan di sentuh tapi saat melihat wajahnya yang memerah, sungguh, Aaron ingin melahapnya hidup-hidup.“Kamu gila?” tanya Bella yang menatap Aaron yang masih tertawa lebar di atas ranjang.Aaron bangun dan duduk di pinggiran ranjang. “Kamu yang membuatku gila Bell.” ucap Aaron dengan nada seriusnya.“Berhenti menggombal. Pakai bajumu dan aku akan mengobati lukamu.” ucap Bella sambil melempar kaus dalam dan celana piyama untuk Aaron. Aaronpun akhirnya mengenakan pakaian tersebut.Bella kemudian duduk tepat di sebelah Aaron. Aaron menatap Bella dengan tatapan yang sulit di artikan. Bibirnya tidak berhenti menyun

  • My Cool Lady (Bahasa Indonesia)   Bab 27 - Salah Paham

    Samar-samar, Aaron melihat Bella meninggalkan dirinya. Wanita itu pergi begitu saja ketika dirinya kini sedang di hajar oleh seorang sinting yang tidak punya otak seperti Yogie. Issabella, istrinya itu pasti saat ini sedang salah paham padanya.Sialan! Semua ini karena si tolol Yogie.Dengan sisa-sisa kekuatan yang di milikinya, Aaron membalik tubuh Yogie hingga lelaki itu kini berada di bawahnya.“Brengsek lo! Berani lo hajar gue? Sialan!” Aaronpun tidak berhenti mengumpat kesal sedangkan tangannya masih sibuk menghajar Yogie. Aaron tidak menghiraukan wajahnya sendiri yang sudah penuh dengan darah. Yang terpenting saat ini adalah memberi si brengsek sialan ini pelajaran. Kalau Bella sampai salah paham padanya dan tidak mau memaafkannya, Aaron bersumpah akan membunuh Yogie saat itu juga.Setelah kelelahan karena baku hantam. Keduanya tergeletak lemas penuh darah masing-masing. Napas keduanya juga terputus-putus seakan menahan amarah yang

  • My Cool Lady (Bahasa Indonesia)   Bab 26 - Hari yang Manis

    Bella masih sibuk memilihkan kemeja untuk di kenakan Aaron ke kantor ayahnya siang ini. Sebenarnya ia sedikit bingung, harus memilihkan kemeja yang bagaimana dan seperti apa, karena ini pertama kalinya ia melakukan hal seperti ini.Bella merasakan sebuah lengan kekar melingkari perutnya. Kemudian sesuatu yang lembut dan basah menyentuh permukaan kulit lehernya.“Jangan menggangguku.” ucap Bella yang benar-benar merasa terganggu.“Kamu menggodaku, sayang.”“Astaga, apa yang membuatmu tergoda denganku?”“Uumm, piyama yang kamu gunakan, caramu berjinjit-jinjit dengan kaki telanjang, dan rambutmu yang setengah basah.”“Haisshh, dasar tukang nggombal. Sudah sana, aku bingung mau memilihkan kamu kemeja yang mana.”“Pilihkan saja kemeja yang membuatku terlihat tampan di matamu.”Bella tampak berpikir sejenak. “Aku suka saat melihatmu menggunakan kemeja

  • My Cool Lady (Bahasa Indonesia)   Bab 25 - Aku memang Pengecut

    Bella sedikit bingung karena mau menyiapkan sarapan apa untuk dirinya dan juga Aaron. Entah kenapa ia ingin sekali menjadi wanita yang serba bisa di hadapan Aaron. Apa karena ungkapan sayang yang di ucapkan Aaron tadi? Bella menggelengkan kepalanya mencoba menepis semua bayangan manis tadi pagi yang membuatnya senyum-senyum sendiri sejak tadi.“Ehh, puteri Mama rajin sekali.”Suara lembut di belakang Bella memaksa Bella meolehkan kepalanyanya. Sang Mama sudah berjalan menuju ke arahnya dengan pakaian yang sudah rapi.“Mama rapi sekali, mau kemana, Ma?”“Loh, Aaron tidak memberitahumu? Mama sama Papa mau ke palembang beberapa hari.”Bella mengernyit. “Ke palembang? Kenapa buru-buru sekali?”“Tidak buru-buru, kami sudah merencanakan sejak sebelum kalian menikah.”“Benarkah? Kenapa aku tidak tahu?”“Sebagai kejutan.” bisik Shasha pada puterin

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status