Issabella Aditya tidak pernah menyangka jika dia akan menikah dengan sosok yang paling menyebalkan yang pernah dia kenal. Sosok yang bernama Aaron Revaldi, pria yang suka sekali berperilaku usil padanya dan membuatnya kesal. Yang lebih mengejutkan lagi, ternyata pria itu menyimpan banyak sekali rahasia di dalam dirinya. Rahasia yang membuat Bella mau tidak mau jatuh lagi dan lagi pada pesona pria tersebut. Lalu bagaimanakah kisah cinta keduanya? Dapatkah Bella bertahan pada godaan yang diberikan Aaron kepadanya?
View More-SDN 1 Jakarta. - Kelas VI A.-
Bella masih sibuk menata paralatan sekolahnya ke dalam laci meja kelasnya. Ini adalah hari pertama dirinya masuk kelas 6 SD yang tandanya dirinya harus belajar lebih giat lagi supaya bisa lulus dengan nilai terbaik. Walau tahun lalu dirinya sudah menjadi juara umum namun tidak ada kata santai pada kamus Bella.
Issabella Aditya, seorang anak perempuan cantik di sekolah nya dengan kepintaran diatas rata-rata.... pendiam, cuek, jutek dan tidak punya banyak teman. Mengikuti segala macam organisasi salam sekolah, lebih memilih membaca buku di kelas saat istirahat.
"Hai Bell..." itu adalah suara yang sangat di kenali Bella, suara jail yang bertahun-tahun ini mengganggunya.
Bella mengangkat wajahnyan dan sudah mendapati Aaron duduk di mejanya dengan senyuman mengejeknya."Akhirnya kita sekelas ya." Kata Aaron penuh Arti.
"Kamu itu nggak lulus, dan tinggal kelas, masa malah seneng gitu." ucap Bella dengan ketus.
"Aku nggak lulus karena ingin sekelas sama kamu." Aaron masih tersenyum mengejek.
"Kalau bodoh bilang saja bodoh. Ingat, jauhin aku, aku nggak suka punya teman bandel dan bodoh kayak kamu." kata Bella lalu pergi meninggalkan Aaron begitu saja.
***
-SMPN 1 Jakarta - kelas IX A. -
"Wah, selamat ya Bell, kamu juara lagi." kata seorang teman yang memberi selamat kepada Bella. Sedangkan Bella hanya sedikit tersenyum lalu kembali berdiam diri lagi
Hari ini adalah hari pertama masuk setelah penerimaan Rapor. Tentu saja Bella menjadi juara kelas sekaligus juara umum lagi.. kepintarannya benar-benar di atas rata-rata. IQ nya mencapai angka 180 menurun dari sang ayah.Saat Bella terdiam di bangkunya, dirinya merasakan ada beberapa pasang kaki mendekatinya. Bella mengangkat kepalanya dan mendapati senyuman evil dari seorang yang baginya sangat menyebalkan.
Dia Aaron Revaldi..
"Selamat ya Bell, kamu juara lagi." kata Aaron dengan nada mengejek, lalu diikuti tawa dari beberapa teman dibelakangnya.
"Terimakasih." kata Bella dengan cuek lalu meninggalkan Aaron begitu saja dengan teman2nya.
"Bell, bisa ajarin aku nggak?" tanya Aaron masih dengan nada mengejek.
"Maaf aku nggak beminat." jawab bella dengan ketus.
"Hahaha siapa juga yang mau di ajarin sama cewek judes kayak kamu, Bell." kata salah satu teman Aaron.
"Udah judes sombong lagi, makanya nggak punya teman." lanjut yang lain.Dan masih banyak lagi ejekan-ejekan dari teman-teman Aaron untuk Bella yang membuat telinga Bella teras panas.
***
-SMAN 1 Jakarta -Kelas XII A-
Bella sedang menulis beberapa tugas yang diberikan guru matematika di taman belakang sekolah. Dia sedang duduk bersama dengan Dimas, teman lelakinya yang juga merupakan juara di kelasnya. Mereka memang berteman dan saling kejar-mengejar dalam hal prestasi di kelas.
"Dim, aku yakin pasti nanti aku yang jadi juara lagi." ucap Bella penuh keyakinan
"Hahahaha mana mungkin. Akulah yang akan jadi juara." jawab dimas tak mau kalah. Keduanya lalu tertawa bersama masih dengan belajar pelajaran matematika kesukaan keduanya.
"Ehhmm." suara deheman itu memaksa Bella dan Dimas mengangkat kepala mereka dan mendapati Aaron sedang bersedekap dengan beberapa teman di belakangnya.
Bella kembali menatap buku-bukunya seakan tak ingin menghiraukan keberadaan Aaron sama sekali."Kalian pacaran ya? anak baik-baik bisa pacaran juga." dengus Aaron terdengar sebal.
"Bukan urusan kalian." Bella menjawab dengan ketus.
"Hei Bell, apa hebatnya si dimas? dia biasa-biasa saja, culun dan pakek kacamata kuda lagi, hahahhaha" kata teman Aaron lalu di ikuti tawa teman-teman Aaron yang lain.
"Mereka kan sejenis, sama-sama cupu, culun dan sok pintar." kata Aaron dengan tajam, entah kenapa Aaron terlihat sangat tidak suka melihat kedekatan Bella dengan lelaki lain.
Dimas lalu berdiri. "Lalu apa urusan lo untuk ngurusin masalah kita? mau kita pacaran atau tidak itu bukan urusan lo?"
Aaron akhirnya tepancing dengan perkataan Dimas. Ditariknya kerah seragam Dimas dan ditatapnya mata dimas penuh dengan amarah.
"Nggak ada satu orang pun yang boleh deketin dia. Termasuk lo." Aaron berkata penuh dengan penekanan.
"Lo Apa-apaan sih?" Bella akhirnya ikut berdiri memisah keduanya dan mendorong dada Aaron.
"Aaron, lo benar-benar menyebalkan. Lo tahu nggak kalau lo cowok yang sangat menyebalkan di dunia ini."
Aaron tersenyum mengejek. "Tapi lo suka kan."
"Lo pede banget. Sampai kapanpun gue nggak akan pernah suka dengan cowok bandel dan bodoh kayak lo." pungkas Bella lalu pergi begitu saja meninggalkan para lelaki tersebut dengan ekspresi ternganga karena mendengar perkataan nya.
***
-Kelulusan SMA-
Semua anak sedang sibuk mencorat-coret baju putih abu-abu mereka dengan pilox dan tinta warna-warni. Begitupun dengan Aaron. Bajunya seakan sudah penuh dengan coretan-coretan entah itu dari para mantannya atau teman-temannya.
"Sial, tintanya habis." umpat Aaron saat ingin memberi tanda tangan kepada seorang temannya. "Gue ambil yang baru di kelas dulu, oke?" lanjutnya sambil berlari masuk ke dalam kelas.
Akhirnya Aaron berlari kedalam kelas dan mencari pilox berwarna namun ternyata di dalam kelas tersebut ada seorang gadis dengan baju masih putihnya tanpa sedikitpun terkena noda pilox atau tinta. Gadis yang sejak dulu membuat jantungnya berdebar tak beraturan, gadis itu...
Issabella Aditya.
Aaron akhirnya menghampiri Bella. Meski sudah di tolak berkali-kali Aaron tak patah semangat dan seakan tidak tahu malu untuk menggoda Bella.
"Hai Bell, kenapa nggak ikut coretan di luar."
"Enggak, nggak penting."
"Kamu lanjutin kuliah dimana, Bell?"
"Bukan urusan lo, yang jelas gue pengen tidak sekampus dengan lo." jawab bella dengan nada kasarnya. Padahal Aaron sudah lembut dengan ber Aku-kamu an, tapi bella masih dengan panggilan Lo-gue nya.
"Bell, mau tanda tangan di bajuku nggak?"
"Nggak perlu, baju lo kan sudah penuh."
"Masih ada tempatnya kok. Mau ya" bujuk Aaron. "Ayolahh setelah ini aku nggak akan ganggu kamu lagi, kita bahkan nggak akan pernah bertemu lagi."
Bella mengernyit."Memangnya lo mau kemana?"
"Aku akan pergi jauh dan akan buat kamu kangen sama aku."
"Hahaha lebay."
"Ayolah beneran, jadi aku mau bawa tanda tangan kamu kemanapun aku pergi."
Deg.. deg... entah kenapa jantung Bella berdetak tak menentu karena perkataan Aaron.
"Ya sudah mana sini, gue kasih tanda tangan." kata Bella dengan ketus untuk menutupi kegugupannya.
Aaron tersenyum bahagia. "Disini ya, Bell." Aaron membuka bajunya lalu menyuruh Bella memberi tanda tangan di balik baju seragam putihnya yang berada tepat di dada kirinya.
"Kenapa di dalam?"
"Karena kamu special." jawab Aaron dengan tersenyum manis.
"Gombal." kata Bella dengan ketus tapi tak bisa menutupi senyumannya.
'Karena kamu special, Bell, karena aku ingin kamu dekat di jatungku, makanya aku sediakan tempat ini untukmu' ucap Aaron dalam hati sambil melihat Bella yang sedang serius memberi tanda tangan di bajunya.
"Sudah selesai, sana pergi" lagi-lagi Bella berucap ketus.
"Boleh aku coret bajumu?" tanya Aaron kemudian.
"Enggak, nanti yang lain ikut corat coret, gue nggak mau baju gue kotor."
"Aku jamin cuma aku yang akan warnai baju kamu."
Akhirnya dengan menghela napas pasrah Bella mengijinkan Aaron memberi coretan di bajunya, di sepanjang punggungnya. Entah apa yang di coret anak itu, Bella juga tidak tahu."Nahh sudah, kita foto bareng ya, Bell." ajak Aaron.
"Buat apa?"
"Buat kenang-kenangan Bell, aku mau pergi jauh."
Bella memutar matanya dengan jengah, "Ya udah, terserah lo deh, tapi janji ya habis ini jangan ganggu hidup gue lagi.”
"Iya janji."
Akhirnya Aaron memposisikan dirinya duduk sedekat mungkin dengan Bella, bahkan Aaron berani merangkulkan lengannya di pundak bella. Sungguh pemandangan yang sangat ajaib, dua insan yang biasa saling mengejek satu sama lain, saling bermusuhan satu sama lain kini malah duduk bersanding dengan mesranya sambil menatap ke kamera di hadapannya.
'Ckreeekkk' suara foto pertama dari ponsel Aaron.
'Ckreeekkk' kali ini suara foto kedua namun difoto kedua ini ekspresi wajah Bella benar-benar sangat lucu. Aaron dengan cepat mengecup pipi Bella, membuat Bella membulatkan matanya seraya Ternganga karena dia tidak menyangka jika Aaron akan melakukan hal tersebut.
"Thanks Bell, tunggu aku, oke?" kata Aaron sambil berlari pergi meninggalkan Bella yang ternganga sambil mengusap pipinya, tempat Aaron menciumnya tadi.
***
-Beberapa tahun kemudian (Masa sekarang)-
Aaron menatap layar di ponselnya, layar yang memperlihatkan gambar dirinya sedang mengecup pipi seorang gadis yang tampak berekspresi terkejut.
Aaron tersenyum melihat gambar tersebut. "Aku merindukanmu Bell." gumamnya.
"Maaf pak, pesawat akan segera lepas landas, silahkan dimatikan terlebih dahulu ponselnya." Seorang pramugari memberi interuksi pada Aaron.
Aaron tersenyum dan mengangguk. Lalu mematikan ponselnya. 'Sebentar lagi kita akan bertemu, sayang, dan aku akan buktikan padamu bahwa hanya aku yang berhak memiliki mu' Gumam Aaron dalam hati.
***
-Bandara internasional Soekarno-Hatta -
Bella dengan gelisah menatap jam di tangannya. Sial, ini sudah ber jam-jam setelah Brandon –Atasannya tersebut, menyuruhnya untuk menjemput seorang klien yang datang dari luar negeri, bahkan Brandon dengan menjengkelkannya tak memberi tau siapa klien tersebut.
Brandon hanya menyuruhnya untuk menuliskan nama klien tersebut disebuah kertas dengan nama 'Mr. A'
Ahhh, Brandon benar-benar menyebalkan. Suda Enam bulan ini Bella bekerja dengan Brandon, itupun hanya karena kemauan sang ayah. Jika tidak, Bella tidak akan mau bekerja dengan keluarga orang yang paling di bencinya tersebut. Keluarga Revaldi.
Bella menatap layar informasi, ternyata pesawat yang di tumpangi sang klien tersebut sudah mendarat. Akhirnya Bella berdiri menuju ke depan pintu kedatangan dan mengangkat sebuah kertas besar bertuliskan 'Mr. A'.
Sungguh ini adalah hal yang menyebalkan bagi Bella, lalu tiba-tiba datang sesosok lelaki dengan Evil smirknya. Lelaki yang sangat di kenalnya, lelaki yang sangat di bencinya, lelaki yang paling menyebalkan baginya di muka bumi ini. Aaron Revaldi.
"Hai Bell, apa kabar?" sapa Aaron dengan senyuman miringnya.
Apa ini mimpi? Semoga saja ini hanya mimpi, jika bukan, Bella tahu jika dirinya akan seperti masuk ke dalam neraka dengan kedatangan Aaron di sekitarnya.
-TBC-
‘Buuggghhhh’Sekuat tenaga aku membanting tubuh itu ke atas matras yang sedang ku injak. Kemudian secepat kilat aku menguncinya, membuat tubuh tegap itu tidak bisa bergerak di bawahku.“Bagaimana Pa? Saya sudah bisa, bukan?” tanyaku dengan menyunggingkan senyuman kemenanganku.“Belum.” jawab Papa Ramma yang sontak membuatku mengernyit. Dan aku tidak bisa berpikir lagi ketika tiba-tiba tubuh di bawahku tadi membalikku dan mengunciku hingga kini aku yang berada dalam kuasanya. “Satu hal yang harus kamu tahu, jangan pernah merasa menang sebelum kamu melihat lawanmu menyerah.”Papa kemudian melepaskan kunciannya. Dia berdiri dan mengulurkan tangannya padaku seperti biasanya.“Kamu sudah lebih baik.” Dia berkata sambil menepuk-nepuk bahuku.Ya, tentu saja. Setiap minggu aku di hajar habis-habisan bagaimana mungkin aku tidak lebih baik. Tubuhku kini bahkan lebih berotot lagi dari
“Aarrgghh...” erang Bella sedikit lebih keras dari biasanya.“Cukup sayang, astaga, suaramu membuatku ingin meledak saat ini juga.” Aaron menggertakkan gigi, menahan sesuatu yang ingin meledak dari dalam dirinya.Aaron kembali mendaratkan bibirnya pada payudara ranum milik Bella. Menggodanya, mendambanya seakan mengklaim jika itu hanya miliknya. Tubuhnya belum berhenti memainkan ritme permainan yang membuatnya semakin menggila.“Aaron, astaga, Aaarrgghhh..”Kini Aaron kembali mencumbu bibir Bella dengan panas. Kedua tangannya memenjarakan tangan Bella, membuat posisi keduanya terlihat begitu erotis. Hingga kemudian gelombang kenikmatan tersebut menghantam keduanya. Membuat keduanya saling mengerang panjang, mendesah nikmat sekaligus mandi dengan keringat yang menyatu.“Aku cinta kamu, aku sayang kamu, dan hanya kamu sejak dulu.” ucap Aaron sesekali mengecup lembut bibir milik Bella.
Secepat kilat Bella mendorong tubuh Aaron menjauh. Dan Aaron tertawa lebar dengan kelakuan Bella.“Ingat, aku belum memaafkanmu Aaron.”Aaron masih saja tertawa sambil melemparkan diri di atas ranjang melihat kelakuan Bella. Wanita itu sungguh menggemaskan, dari cara bicaranya ia terlihat enggan di sentuh tapi saat melihat wajahnya yang memerah, sungguh, Aaron ingin melahapnya hidup-hidup.“Kamu gila?” tanya Bella yang menatap Aaron yang masih tertawa lebar di atas ranjang.Aaron bangun dan duduk di pinggiran ranjang. “Kamu yang membuatku gila Bell.” ucap Aaron dengan nada seriusnya.“Berhenti menggombal. Pakai bajumu dan aku akan mengobati lukamu.” ucap Bella sambil melempar kaus dalam dan celana piyama untuk Aaron. Aaronpun akhirnya mengenakan pakaian tersebut.Bella kemudian duduk tepat di sebelah Aaron. Aaron menatap Bella dengan tatapan yang sulit di artikan. Bibirnya tidak berhenti menyun
Samar-samar, Aaron melihat Bella meninggalkan dirinya. Wanita itu pergi begitu saja ketika dirinya kini sedang di hajar oleh seorang sinting yang tidak punya otak seperti Yogie. Issabella, istrinya itu pasti saat ini sedang salah paham padanya.Sialan! Semua ini karena si tolol Yogie.Dengan sisa-sisa kekuatan yang di milikinya, Aaron membalik tubuh Yogie hingga lelaki itu kini berada di bawahnya.“Brengsek lo! Berani lo hajar gue? Sialan!” Aaronpun tidak berhenti mengumpat kesal sedangkan tangannya masih sibuk menghajar Yogie. Aaron tidak menghiraukan wajahnya sendiri yang sudah penuh dengan darah. Yang terpenting saat ini adalah memberi si brengsek sialan ini pelajaran. Kalau Bella sampai salah paham padanya dan tidak mau memaafkannya, Aaron bersumpah akan membunuh Yogie saat itu juga.Setelah kelelahan karena baku hantam. Keduanya tergeletak lemas penuh darah masing-masing. Napas keduanya juga terputus-putus seakan menahan amarah yang
Bella masih sibuk memilihkan kemeja untuk di kenakan Aaron ke kantor ayahnya siang ini. Sebenarnya ia sedikit bingung, harus memilihkan kemeja yang bagaimana dan seperti apa, karena ini pertama kalinya ia melakukan hal seperti ini.Bella merasakan sebuah lengan kekar melingkari perutnya. Kemudian sesuatu yang lembut dan basah menyentuh permukaan kulit lehernya.“Jangan menggangguku.” ucap Bella yang benar-benar merasa terganggu.“Kamu menggodaku, sayang.”“Astaga, apa yang membuatmu tergoda denganku?”“Uumm, piyama yang kamu gunakan, caramu berjinjit-jinjit dengan kaki telanjang, dan rambutmu yang setengah basah.”“Haisshh, dasar tukang nggombal. Sudah sana, aku bingung mau memilihkan kamu kemeja yang mana.”“Pilihkan saja kemeja yang membuatku terlihat tampan di matamu.”Bella tampak berpikir sejenak. “Aku suka saat melihatmu menggunakan kemeja
Bella sedikit bingung karena mau menyiapkan sarapan apa untuk dirinya dan juga Aaron. Entah kenapa ia ingin sekali menjadi wanita yang serba bisa di hadapan Aaron. Apa karena ungkapan sayang yang di ucapkan Aaron tadi? Bella menggelengkan kepalanya mencoba menepis semua bayangan manis tadi pagi yang membuatnya senyum-senyum sendiri sejak tadi.“Ehh, puteri Mama rajin sekali.”Suara lembut di belakang Bella memaksa Bella meolehkan kepalanyanya. Sang Mama sudah berjalan menuju ke arahnya dengan pakaian yang sudah rapi.“Mama rapi sekali, mau kemana, Ma?”“Loh, Aaron tidak memberitahumu? Mama sama Papa mau ke palembang beberapa hari.”Bella mengernyit. “Ke palembang? Kenapa buru-buru sekali?”“Tidak buru-buru, kami sudah merencanakan sejak sebelum kalian menikah.”“Benarkah? Kenapa aku tidak tahu?”“Sebagai kejutan.” bisik Shasha pada puterin
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments