Share

MCB // Chapter 03 Como El Olor

Part ini sudah di perbaiki semoga klian lebih nyman bacaya,  bnyak penambahan juga di part ini. Jika ada yang masih kurang bisa komen dibawah,

terimakasih.

.

.

So.  Enjoy Reading

.

.

.

Pagi-pagi sekali Aira pergi ke ruangan Alex untuk mengerjakan pekerjaan yang tertunda. Walaupun kantuk melanda dan tubuhnya terasa lelah, ia tetap melakukan karna takut Alex bangun. Aira masih belum siap bertemu langsung dengan Alex kejadian semalam mempengaruhi fikirannya, hingga tidak bisa tidur sama sekali.

Dan lihatlah pagi ini! penampilannya tampak sangat kacau, wajah  kusut dan warna hitam di bawah mata, persis seperti mayat hidup.

Dengan langkah gontai Aira berjalan menuju dapur,  bermaksud mengambil air minum untuk membasahi tenggorokan yang terasa kering. Di dalam dapur Joana dan Lina terlihat sedang memgobrol. Lina juga pekerja di mansion ini,  bersal dari indonesia sama sepertinya, tepatnya di Bandung.

Gadis itu lumayan cantik, memiliki tubuh mungil serta kulit putih. Bandung memang terkenal pencetak wanita cantik dan Lina adalah salah satunya.  Dan karna persamaan bahasa itulah Aira cepat akrab dengan gadis ayu bertubuh mungil itu.

Perbedaannya dia memiliki keberuntungan yang tak dimiliki, hanya membereskan rumah dan tak harus mengasuh pria gila sepertinya.

Sungguh beruntung sekali hidupnya,  membersihkan rumah tak membutuhkan tenaga berlebih sebab banyaknya pelanya di mansion ini membuat pekerjaan itu begitu ringan dan mudah.

Kedua wanita itu sangat terkejut melihat penampilan Aira begitu berantakan.

Sedangkan yang di tatap tampak cuek tak menghiraukan keterkejutan meraka, memilih membuka kulkas, mengambil air minum dan  meminum  langsung dari botol untuk menghilangkan rasa haus yang sudah  ditahan sedari tadi. Mengambil duduk di kursi sambil melatakkan kepalanya di atas meja serta memejamkan mata.

" Aira apa yang terjadi, Nak? apa tuan mempersulitmu lagi?" tanya joana  penuh kekhawatiran.

" Ia kak lihatlah wajahmu, kau nampak mengerikan," timpal Lina yang juga ikut penasaran melihat keadaan Aira.

"Kalian benar. Tuan sialan itu yang sudah membuatku seperti ini, dia mengacaukan kerja otak dan jantungku. Sehingga aku tidak bisa tidur." Aira menegakkan tubuh,  berucap  menggebu-gebu menyalurkan rasa frustasi.

Joana dan Lina saling pandang tak mengerti ucapan Aira. Senyum canggung dan deheman kecil diperlihatkan Aira ketika menyadari kesalahannya. Ia terlalu kesal hingga hampir membongkar kejadian tadi malam bersama Alex.

"Maaf Joana, semalam aku tidak bisa tidur. Kau tau kan orang yang kurang tidur akan berbicara nglantur, jadi lupakan ucapanku tadi." Aira mencoba mencari alasan tepat agar mereka tidak curiga.

'Dasar bodoh, kenapa kau bicara seperti itu tadi? apa kau akan mengatakan pada meraka bahwa kau telah lancang menyentuh tubuh tuan Alex saat tidur? kenapa mulut ini sangat ceroboh.'  Aira mengumpat dalam hati, merutuki kebodohannya.

"Apa ada masalah Aira? ceritalah mungkin kita bisa membantu,"  tanya Joana sabar penuh kelembutan.

" Tidak joana. Aku hanya rindu anakku."

"Benarkah hanya itu?"

" Benar Joana, hanya itu. Jangan mencemaskanku." Aira tersenyum, bersyukur Joana sangat perhatian padanya.

" Tenanglah kak, aku mempunyai produk yang bagus untuk menghilangkan mata pandamu. Aku akan memberikan secara gratis karna aku adalah adik yang baik." Lina menimpali ucapan mereka.

" Ohh...., Lina kau memang the best." Aira mengacungkan jempolnya pada Lina.

"Aku juga mempunyai produk pengencang kulit, kau ingin mencoba?"

" Benarkah? apa aku akan cantik memakai itu?" tanya Aira antusias.

"Tentu saja, tanpa memakainya kau sudah cantik."

Mereka bertiga tertawa kencang,  suasana dapur pun terasa hangat karna obrolan kecil. Sudah waktunya kembali bekerja. Aira tampak tak bersemangat saat akan mengantar sarapan untuk Alex, menghentikan Lina yang melangkah pergi.

" Lina, bisakah aku meminta tolong?"

" Tentu saja, apa yang bisa kulakukan untuk kakakku tercantik ini?" goda Lina tersenyum jail.

Senyum mengembang terbit di wajah cantik Aira ketika mendengar jawaban Lina, mungkin hari ini ia bisa bebas tak bertemu Alex.

"Antarkan makanan ini ketempat, tuan Alex!"  Aira begitu bersemangat menyodorkan nampan yang dipegang pada Lina.

Mendengar permintaan Aira, gadis itu langsung menggeleng keras tanda penolakan.

" Apapun akan kulakukan untukmu, kecuali permintaan yang satu ini, aku tidak mau. Aku masih ingin hidup. Sebenarya ada apa? tak biasanya kau seperti ini?"

Aira terseyum kecut mendengar penolakan Lina, bahunya seketika merosot lemah tak bertenaga.

"Tidak ada apa-apa, hari ini aku sangat malas bertatap muka dengannya, moodku sedang tidak bagus."

" Tidak ada yang bisa menangani tuan selain dirimu, jadi singkirkan sifat malasmu itu dan kerjakan tugasmu segera!" Lina sangat ngeri saat membayangkan  tuan gilanya itu, ia masih mengingat ketika ingin membersihkan kamar sang Tuan, ia pernah dilempar dengan lampu nakas. Untung reflek tubuhnya bagus, kalau tidak mungkin saat ini dirinya sudah tak berada di sini lagi.

.

.

.

Aira yang sudah berada diruangan Alex sangat bingung karna tak menemukam tuannya ditempat biasa. Meletakkan nampan diatas nakas,  mulai mengelilingi ruangan  untuk mencari Alex, di balkon dan di ruangan bajupun tidak ada sosok yang dicari.

'kemana dia?'

Hanya kamar mandi yang belum  diperiksa. Segera melangkahkan kakinya menuju kamar mandi meresa lega karna Alex berada disana.

Lelaki itu duduk di kursi roda menghadap bathup sambil menatap kosong.  Aira mencoba mendekat dan berdiri disampingnya.

"Tuan apa yang kau lakukan di sini?

apa kau ingin berendam?" hening tidak ada jawaban seperti sebelum-sebelumnya.

Ya, selama merawat Alex Aira tak pernah mendengar satu patah katapun keluar dari mulut pria ini.

Menunduk, memposisikan dirinya agar sejajar dengan sang Tuan. Aira menatap kedua bola mata legam sang tuan.  Semakin lama menyusuri iris legamnya semakin terhanyutlah pada pesona sang majikan.

Ada perasaan aneh yang  dirasa saat menatap sepasang mata itu. Aira mulai gugup, memalingkan wajah, berdehem kecil untuk menepis perasaan aneh yang tiba-tiba entah dari mana datangnya.

"Baiklah, aku akan menyiapkan air panas untuk Anda, tunggulah sebentar!" mulai mengisi bathup dengan air hangat,  setelah selesei  kembali menghadap Alex.

"Aku akan membantu anda melepas pakaian anda."

Alex hanya diam,  tidak berontak seperti biasa, keaadaan ini justru membuat Aira di landa kegelisahan. Padahal sudah sering melakukan hal seperti ini, tapi sejak kejadian tadi malam, pikirannya menjadi kacau.

Meneguk salivanya  susah payah,  ketika tubuh bagian atas telah toples dan terpampang didepannya. Hawa panas menjalar di seluruh tubuhnya ada semburat merah di kedua pipi. Dada bidang Alex, serta otot-otot perut yang terbentuk sempurna sungguh menggoda untuk dipegang.  Padahal Alex tak pernah melakukan olahraga, tapi kenapa otot-otot itu begitu terpahat indah. Aira menggeleng kecil mencoba menghilangkan fikiran kotor yang bersarang di kepala.

'Apa yang kau fikirkan Aira? kenapa otakmu semakin tidak waras, sadarlah! kenapa sekarang kau menjadi wanita semesum ini. '

Aira mencoba membuka kancing celana Alex. Tangan itu gemetar membuka resleting, mencoba menurunkannya, matanya membola melihat pemandangan tepat di depannya.

Aira lansung memalingkan wajah, semburat merah di pipi semakin jelas menjalar hingga keleher dan seluruh tubuhnya. Ingin sekali mengubur dirinya saat ini juga, apa yang dilihatnya tadi cukup mengejutkan.

Kejantanan Alex menyembul di balik celana dalam membuat Aira sangat malu. Ia bukan gadis polos juga pernah menikah dan merasakan bagaimana berhubungan badan, tapi melihat milik Alex membuatnya sangat gelisah.

'Oh Tuhan...., aku ingin sekali mengubur diriku saat ini juga, bagaimana bisa, Itu sangat...., Ya ampun Aira kau semakin tidak waras, kau sungguh gila.'

Alex menatap datar Aira, cukup menikmati pemandangan di depannya. Gadis cantik dengan semburat merah di pipi.

Mendesah pelan dalam hati sebab sentuhan lamban Aira sungguh mempengaruhi libidonya. Bahkn bukit gairahnya mencuat sempurna di balik celana dalam.

Ohh Siiit....

Umpat Alex dalam hati. Gadis ini sangat berbahaya, hanya sentuhan kecil mampu membangunkan sisi liar dalam dirinya.

Kerutan di dahi sedikit muncul, Alex menahan diri agar tak terkekeh ketika mendapati wajah Aira begitu pucat dan raut gelisah tergambar jelas di sana. Dan ia tahu apa penyebab Aira seperti ini. Apa dia belum pernah melihat tubuh telanjang seorang lelaki?

Alex tersenyum sangat tipis hingga Aira pun tak menyadari itu.

Setelah berhasil menguasai diri Aira membantu Alex berdiri, meletakan tubuhnya di bathup yg sudah terisi air hangat. Menggosok tubuh belakangnya, membantunya karamas, setelah dirasa cukup, melangkah mundur.

" Tuan, aku akan menunggumu di sini, kurasa anda masih ingin berendam."

Berjalan menuju closet dan duduk di sana sambil memperhatikan Alex. Rasa kantuk tiba-tiba menyergap,  sesekali Aira menguap dan menggeleng untuk mengenyahkan kantuk. Bahka sudut matanya sudah berair karna seringnya menguap. Perlahan mata itu terpejam seiring kepala Aira yang sudah lemah bersandar pada dinding pertanda alam mimpi menguasi. 

Alex masih berendam, kedua matanya terpejam sambil menikmati air panas membasahi tubuhnya, ia butuh berendam lebih lama untuk mereda hasrat yang di timbulkan kucing kecilnya. Dan cara ini cukup efektif.

Perlahan mata itu terbuka, dan hal pertama yang di lihat adalah Aira tertidur di atas Closed.

Rasanya Alex ingin tertawa keras, bagaimana bisa gadis ini tidur di atas Closed begitu nyamannya?

Dengkuran halus yang terdengar pertanda bahwa Aira sangat terlelap dalam gulungan mimpi.  Cukup lama Alex memandangi wajah damai Aira.

Dirasa sudah tidak ada pergerakan darinya, Alex keluar dari bathup, berjalan pelan sabil menarik handuk disekitarnya, untuk menutupi tubuh bawah yang polos.

Alex terlihat begitu normal tidak nampak seperti seorang pesakit yang cacat dan gila. Tubuh itu berdiri  gagah dan tegap dengan sorot mata lembut menatap Aira.

ļæ¼

Kemudian merunduk agar  bisa melihat jelas wajah cantik Aira. Ia mengelus pipi wanita itu  menggunakan jempol dan berhenti di tepat di bibir pinknya. Bibir itu terasa lembut dan kenyal saat di sentuh.  Bagaimana bibir ini ketika di cecap nanti? Keinginan itu begitu kuat.

Melumat bibir lembabnya untuk menuntaskan fantasi liar terhadap gadis ini

perlahan Alex mencodongkan wajah mempertemukan bibir mereka. Lembut, itulah yg dirasakan.  Merasa tak cukup Alex mulai berani mencecap bibir Aira merasakan sensasi manis dan nikmat yang belum parnah dirasakan.

Ciuman itu semakan dalam bahkan Alex tak peduli  jika Aira nanti terbangun.  ia akan menjadikan gadis ini miliknya.

Ya miliknya, milik Alex Teixeiria.

Setelah merasa oksigen di paru mulai menipis Alex melepas ciuman.  Nafasnya sedikit memburu. Lalu kekehan kecil muncul. Gadis ini seperti kerbau saat tidur sampai tak merasakan betapa liarnya ciuman tadi bahkan bibirnya sudah bengkak dan memerah.

Perlahan jemarinya bergerak mengusap sisa saliva menggunakan jempol.  Senyum tipis tak pernah luntur darinya.  Mulai sekarang bibir ini akan menjadi favoritnya.

Alex mulai mengangkat tubuh Aira menuju ranjang miliknya meletakkanya secara perlahan dan dipandangi wajah cantik Aira.

" Apa kau tidak tidur semalam? kau pasti sangat kelelahan, tidurlah sepuasmu?"

Alex mengelus pipi Aira,  mengecup bibir itu singkat. Kemudian berdiri sedikit menjauh untuk mengambil ponsel yang ia simpan di tempat persembunyiannya.

"Hapus rekaman CCTV di kamarku tadi malam dan saat ini, hingga beberapa jam kedepan. Seperti biasa jangan sampe ada yang curiga." titah Alex tegas pada pria di sebrang telpon.

"Woow... wow kau memiliki mainan baru? wah aku sangat penasaran dengan gadis itu, apa yg membuatmu sampai seperti ini? "

" Diamlah! Jangan banyak bertanya, cukup kerjakan apa yg kuperintah." lanjut Alex lagi.

"Baiklah. kau tau pak tua itu sudah mulai menunjukkan taringnya, apa kau akan tetap membiarkannya."

"Heemm,  biarkan saja! Aku ingin melihat seberapa jauh dia bertindak."

Langsung memutus sambungan telpon tanpa mempedulikan disebrang sana sedang mengumpat kesal padanya karna memutuskan secara sepihak.

" permainan ini semakin menarik," gumam Alex pelan, senyum sinis terukir darinya.

...

Revisi 06 juli 2021

Ig Cayraalmeera.

Detail Cast ada di IG ya. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status