Aira pov
Setelah kejadian berapa hari yang lalu aku sudah terbiasa akan keaadaan. Mencoba menerima semua sikap boss sialanku. Setidaknya dia tidak bertingkah terlalu ekstrim seperti saat pertama kali datang kemari.
Malam ini aku harus melihat keadaan Bossku, Alex. Apa lelaki itu sudah tidur atau belum? Sebab pada saat dia tidur saja aku baru bisa membersihkan ruangannya. Tidak ada yang berani memasuki kamarnya atau dia akan sangat marah saat melihat orang baru.
Kumasuki ruang gelap itu perlahan, tempat ini semakin meyeramkan saat malam hari. Kuyalakan lampu kecil yang ada disebelah tempat tidur. Aku melihat Alex terlelap di tempat tidur dengan tubuh terlentang.
Entah apa yang kufikirkan hingga berani mendekatinya. Kutatap wajahnya lekat. Sial.... dia terlihat begitu tampan. walau penerangan sangat minim aku masih bisa melihat mahluk tampan yang tertidur ini.
Alis hitam yang tebal, rahang kokoh ditumbuhi bulu-bulu halus dan bibir penuhnya sangat menggoda untuk dikecup. Ya, jangan lupakan rambut hitam yang sedikit panjang menambah kesan sexy.
Ohh.... tidak, otakku semakin tak waras saat melihat tubuh atasnya, polos. Walaupun aku selalu melihatnya, tapi entah mengapa malam ini dia sangat menggoda.
Kutelan salivaku susah payah bahkan tak sadar ku gigit bibir bawahku."Aku ingin menyentuhnya, aku ingin menyetuhnya. "
Kata kata itu terus saja terlintas di kepala. Membentuk keinginan yang sebenarnya sangat terlarang.
Aku menggeleng kuat, mencoba menepisnya, tapi otak kotorku ternyata mengambil semua kewarasanku.
"Ini hanya sentuhan kecil saja, dia tak mungkin bangun kan? " gumamku lirih pada diriku sendiri.
Bunyi nafas yang teratur semakin membuatku berani melakukan hal gila ini. Ooohh.. Aira kau seperti wanita mesum yang ingin memperkosa pria.
Kembali lagi ku gelengkan kepala, kembali berdiri tegak dan meneruskan niat awal, tapi pahatan indah milik sang boss seolah memanggilku untuk menjamah.
Siaalllan... Aku mengumpat dalam hati, hanya sentuhan kecil takkan merugikan si boss.
Akhirnya otak mesumku yang menang dan tangan nakalku sudah berada di dada keras miliknya.
Dengan pelan kuusap dada itu.
Ooh Tuhan, aku merasakan sengatan listrik kecil yang menjalar di setiap saraf tubuhku saat jari-jariku menyentuh kulitnya, dada bidang yang kokoh dengan ditumbuhi bulu halus.Aku semakin terhanyut atas semua ini, perasaan nyaman yang kurasa seolah enggan utuk mengakhirinya.
Sesaat aku tersadar dari perilaku cabulku. Kutarik tanganku dari tubuhnya, mencoba bangkit dari rasa nyamanku dan mulai melakukan niat awal tadi, membersihkan ruangan ini.Saat aku mulai berdiri tangan kekar itu menarikku sehingga aku terjerembab kebelakang.
Kurasakan lilitan kuat ditubuhku seolah aku adalah guling. Aku bahkan tidak berani menoleh kebelakang, sekedar untuk memastikan apakah dia bangun atau tidak.Shiiitt..... Aku kembali mengumpat dalam hati merutuki kebodohanku.
Bagaimana jika dia menggigitku?, mencakar atau bahkan mencabikku.
Pikiran itu yang terlintas di otakku. sehingga ketakukatan terus menderaku.Tiba-tiba tubuhku terasa kaku saat kurasakan hembusan nafas di tengkukku, dan ciuman lembut dileherku. Apa yang dia lakukan? ingin sekali ku berontak dan lari, tapi ketakutanku lebih besar. Aku hanya diam dengan tubuh menegang.
Sampai berapa saat aku merasakan hembusan nafas yang teratur darinya.
Kehembuskan nafasku pelan, dengan penuh kehati-hatian kulepaskan pelukannya, walaupun agak susah akhirnya aku bisa lepas dari Alex. " Apa dia fikir aku adalah guling?"Gumamku pelan, tubuhku bahkan terasa sangat sakit.Aku meregangkan ototku, rasa nyeri karna lilitan Alex membuatku merintih menahan sakit.Kupegang lenganku yang terasa nyeri, aku kembali menatap Alex yang terlihat kembali tertidur nyenyak.
"Tulangku rasanya mau remuk. Aku harus pergi sebelum ia sadar," cicitku pelan. Aku berlari kecil kearah pintu, kututup perlahan pintunya dan menormalkan kerja jantungku yang sedikit kacau akibat kejadian tadi.
" Pagi-pagi sekali aku akan membersihkannya semoga besok bisa bangun lebih awal. Sebaiknya aku istrahat," kulangkahkan kakiku dengan cepat menuju kamarku.
Aira pov end
Alex pov
Aku merasa akhir-akhir ini sedikit bisa menikmati hidupku karna kehadiran gadis itu, gadis pelayanku. Dia berbeda dari pelayan lainnya yang berhasil ku singkirkan sebelumnya.
Aku tahu mereka semua yang ada di sini, adalah anjing pengerat si Tua bangka itu, tapi saat beberapa hari bersamanya, aku sedikit merasa nyaman berada didekatnya.
Sorot matanya lembut, aku seperti melihat sorot mata Mom di sana. Terkadang dia juga bersikap agresif, dan aku menyukainya. Sangat menggemaskan.
Dia orang pertama yang berani mengikatku dan mengeluh tentangku di depanku, saat mendengar keluhanya ingin sekali aku tertawa, dia begitu lucu. Walaupun aku sering mendengar umpatannya, tapi itu tak membuatku kesal. Aku ingin sekali membungkam bibirnya yang sexy dengan bibirku, pasti rasanya sangat nikmat. Entah mengapa saat didekatnya otakku selalu berfikir kotor.
Apalagi malam ini, aku tak menyangka dia akan melakukan hal yang membuat gairahku memuncak. Sebenarnya aku sudah hafal jam berapa saja dia akan mendatangi kamarku dan malam ini aku sengaja menunggunya karna dia akan membersihkan tempatku seperti malam-malam sebelumnya.
Aku mendengar apa yang dia ucapkan, sungguh meggelikan dia bisa berkata seperti itu, saat mendengar kata-katanya ingin sekali aku menerjangnya, menindihnya dibawahku.
Merasakan wangi tubuhnya yang memabukan. Saat dia meraba dadaku, aku seperti menggila. Kurasakan sentuhan kulitnya lembut, tubuhku meremang menginginkan lebih.
Aku sudah tak tahan, kutarik tubuhnya ketika dia ingin beranjak dari tempatnya, kulilitkan tubuhku padanya. Aku bisa mencium wanginya, wangi strowbery yang segar. Rasanya semua itu tak cukup bagiku, rambut yang diikat asal menyerupai bun, memudahkanku untuk melihat kulit leher yang bersih dan menggoda. Kucium lehernya dan kurasakan wangi strowbery menyeruak memenuhi indra penciumanku, sangat menggoda.
Aku tersadar aku tidak boleh terlalu berlebihan, aku harus menghentikan semua ini, sebelum merusak rencanaku dengan hal gila yang kulakukan.
Setelah kulepas dia terus saja meracau tak jelas, aku mendengar semuanya dan terkekeh kecil.
'Setelah semua berakhir, aku akan membuatmu bertekuk lutut padaku, tunggu saja, kucing kecilku.'
Alex pov end
...Revisi 06 juli 2021
Ig Cayraalmeera
Detail visual bisa lihat di Ig. Terimakasih.
Dari sini aku meyimpulkan, aku g bisa klo disuruh bwat cerita dari sudut pandang, yaampun aku merasa sudut pandang diatas amburadul😥😥, maafken Author yang kurang wawasan ini.
Area dewasa bijak memilih bacaan 21+Bibir Aira dan Alex saling mencecap beradu begitu liar dalam desiran gairah yang mereka ciptakan. Ciuman hanya terlepas sebentar karna ingin meraup oksigen yang mulai habis setelahnya berlanjut lebih intim.Suara deru nafas terdengar bersautan ketika Alex melepas ciuman, bibir Aira masih terbuka dengan mata memejam erat dan dahi saling menempel. Perlahan kelopak mata itu terbuka menatap wajah Alex sayu. Entah mengapa Aira merasa tak rela bibir mereka terpisah."Kita sudahi semuanya," bisik Alex serak menahan segala gairah yang sudah memenuhi jiwanya. Saat ini mereka di mobil dan ia tak ingin berbuat lebih jauh lagi."Aku merindukanmu, Al," ucap Aira lirih tapi terdengar seperti desahan merdu yang menggoda Alex.Shhiiittt,&
Enjoy Reading..Tubuh Aira membeku saat menyasikkan pemandangan didepannya. Senyum cantik tersungging di sudut bibir. Tak jauh darinya pemandangan indah terhampar di sana.Terdapat papan kayu diletakkan diatas pasir yang berguna sebagai pijakan, disisi kiri dan kanan terdapat sebuah lampion kecil sebagai hiasan serta memasang kelambu bewarna putih untuk mempercantiknya.Terdapat beberapa tiang digunakan untuk menggantung lampion dengan ukuran yang lebih besar, beberapa bunga diletakkan disamping tiang tersebut.Hingga beberapa meter darinya tampaklah sebuah meja persegi terbuat dari kayu, diatas meja sudah terisi dua gelas dan 1 botol minuman, satu tangkai bunga mawar turut diletakkan ditengah meja.Senyum Aira semakin lebar kala meliha
Setelah sampai mansion, Alex langsung menuju kamar, melepas semua pakaiannya menyisakan celana dalam. Baju yang dipakai juga berbeda dari saat pergi. Menyibak selimut kemudian berbaring disebalah Aira.Alex membalik tubuh Aira yang tidur membelakangi, memeluk tubuh itu dan mencium pucuk kepalanya singkat. Kedua matanya terpejam lalu ikut terbuai kealam mimpi...Usapan lembut dikepala lelaki yang masih terlelap itu membuat tidurnya semakin nyaman bahkan enggan untuk membuka mata hingga suara halus memasuki indra pendengar, membuanya mengerjap."Al, bangun!" bisik Aira beberapa kali di dekat telinga Alex. Tanpa di duga tangan besar Alex meraih telapak tangan Aira, membawanya ke bibir, mencium jemari itu penuh cinta."Five minute, baby,"
Part ini mengandung unsur kekerasan. Bijak dalam memilih bacaan. ⛏️🔫🔫 Enjoy Reading ........ "Wajah tampanku ini sangat tidak cocok dengan rantang di tanganku ini." Acer meletakkan bekal makan siang dari Aira di atas meja kerja Alex begitu keras membuat siempunya yang sedang berkutat dengan pekerjaannya menatapnya dengan dahi mengerut. "Aku baru tahu, kalian berdua memang pasangan yang serasi, sama-sama menjengkelkan," ujarnya lagi sedikit jengkel. "Sekarang tugasmu sudah selesai, pergilah!" perkataan Alex benar-benar membuat Acer terbengong beberapa saat, sebelum umpatan keluar lagi dar
Enjoy ReadingAlex meremas sebuah laporan yang diberikan oleh Ryan sang sekretaris. Menatap pemuda tersebut tajam."Jelaskan!" perintah Alex bernada dingin."Itu adalah bukti penggelapan dana yang dilakukan oleh beberapa orang penting di perusahaan ini," jawab Ryan tenang dan sesopan mungkin."Selama anda pergi mereka memanipulasi data keuangan sehingga menimbulkan kerugian yang cukup besar. Dan itu cukup berimbas pada beberapa perusahaan anak cabang. Dua perusahaan anak cabang anda sudah diambil alih. Anda pasti sudah tahu siapa pelaku sebenarnya. "Kedua mata Alex memejam, menyandarkan punggung pada kursi. Mendengarkan seluruh informasi yang disa
Enjoy ReadingSetelah memberi Aira obat dan teh hangat, kini mereka berbaring di ranjang dengan posisi miring. Alex memeluk tubuh Aira dari belakang juga mengelus perut sang kekasih naik turun, untuk meredakan sakit perutnya.Aira memejamkan mata menikmati elusan tangan Alex yang membuatnya nyaman, sakit perutnya sudah sedikit reda setelah dokter Edward memberinya obat."Ceritakan padaku bagaimana kau bisa kenal lelaki yang bernama Martines." Alex tak bisa menahan rasa penasarannya daripada menyimpulkan sendiri, berakhir meyakiti Aira, ia akan menanyakan langsung tentang kedekatannya dengan lelaki bernama Martinez.Mungkin saran dari Edward benar berbicara dengan baik serta kepala dingin juga diperlukan, walau sebenarnya itu bukan gayanya.Hembusan nafas pelan terdengar, kenapa Alex