Dengan balutan gaun pengantin berwarna putih, Yuna terlihat sangat cantik saat berdiri disamping Juna yang juga mengenakan tuxedo berwarna senada dengan gaunnya. Hari ini, akhirnya hari yang ditunggu pun tiba. Sepasang kekasih itu melakukan janji suci pernikahan yang sudah sejak lama mereka impikan. Tidak jauh dari mereka berdiri, Teman-temannya tampak terharu menyaksikan pemberkatan yang baru saja selesai mereka lakukan. Bahkan Sina pun hampir menangis karena saking terharunya. Berbeda dengan Sina, Dahya, Jisu dan Naya yang tampak haru menyaksikan acara pemberkatan itu, Arka justru terlihat diam dengan ekspresi wajah datarnya. Pria itu bahkan beberapa kali mengatakan bosan dan inginbpulang. "Cihh hanya melihat pemberkatan saja sudah seperti menonton film sedih," Sindir Arka yang langsung mendapat tatapan tajam dari sang tunangan. Sejak tadi Naya berusaha untuk bersabar menanggapi ucapan dan tingkah menyebalkan tunangannya itu. Ia tidak ingin mempermasalahkannya karena takut akan
Semenjak kejadian semalam entah kenapa Naya merasa jika sikap Arka sangat aneh. Pria itu tiba-tiba berubah dingin dan cuek padanya. Selama ini Arka selalu posesif dengan apapun yang Naya lakukan, tapi sekarang pria itu justru acuh tak acuh. Naya sendiri bingung apa yang membuat Arka terlihat seperti itu, apakah dia sudah membuat kesalahan? Pikir Naya. Namun wanita itu merasa jika dia tidak melakukan kesalahan apapun. "Naya, Arka mana? Kamu sendirian saja?" tanya Juna. Saat ini Juna bersama Yuna, Naya dan teman-temannya tengah sarapan bersama. Rencananya mereka kecuali Juna Yuna akan kembali ke jakarta lusa. "Iya bener, tumben Arka nggak ikut? Biasanya kemanapun kamu pergi, pasti dia akan selalu mengikutimu," lanjut Sina. Naya terlihat diam beberapa saat. Sebenarnya tadi dia sempat mendatangi kamar Arka untuk mengajaknya sarapan bersama, tapi Arka menolak ajakannya dan langsung menutup pintu kamarnya begitu saja. "Eh itu bukannya Arka?!" sahut Dahya. Gadis itu itu menunjuk kearah
"Apa? Kenalannya?"Naya mengangguk. Saat ini gadis itu sedang berada dikamar Jihan bersama teman-temannya termasuk Yuna. Tadinya Naya hanya ingin mengajak curhat Jihan, Dahya dan Sina tanpa Yuna karena ia tidak ingin mengganggu Yuna dan Juna. Tapi Yuna memaksa ingin ikut dengannya."Namanya Jolie. Sepertinya mereka ada hubungan. Tadi Arka kelihatan bingung saat menjawab pertanyaanku soal siapa Jolie. Aku harus bagaimana dong? Bagaimana kalau mereka beneran punya hubungan khusus?" ujar Naya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.Seumur hidupnya kenal dengan Naya, ini pertama kalinya teman-teman Naya terlihat Naya sebucin ini. Selama ini yang mereka kenal hanya Arka saja yang bucin, tapi nyatanya Naya sama saja dengan Arka."Aku juga mikirnya gitu, Nay. Kamu tahu kan Arka itu bucinnya minta ampun. Tapi sekarang tiba-tiba deket sama cewek. Mana ceweknya bule, sexy lagi. Gamungkin Arka nggak tergoda," ucap Sina yang langsung mendapat tatapan tajam dari Jihan.Diam-diam Jihan mencubit tangan
Menggunakan pakaian serba hitam lengkap dengan topi, kacamata serta masker, Naya dan teman-temannya tengah mengikuti Arka. Beberapa saat yang lalu Naya tidak sengaja melihat Arka pergi keluar hotel. Karena penasaran kemana pria itu pergi, Naya pun langsung menghubungi teman-temannya untuk ikut dengannya mengikuti Arka.Saat ini mereka bertempat sedang berada disebuah mobil sewaan yang sudah Yuna persiapkan sejak tadi pagi. Selama perjalanan mengikuti Arka, Naya tidak bisa diam karena hampir 10 menit mereka mengikuti Arka, mobil Arka tidak kunjung berhenti."Sebenarnya dia mau kemana sih?!""Sebaiknya kamu telepon dia saja, tanyakan dimana dia sekarang," sahut Jihan.Naya mengangguk, gadis itu langsung mengambil ponselnya yang berada disaku jaketnya. Mencari kontak Arka kemudian menekan tombol call. Butuh waktu cukup lama bagi Naya menunggu Arka mengangkat panggilannya. Namun tampaknya panggilannya itu kembali tidak mendapat jawaban dari Arka."Tidak di angkat!! Ckkk, menyebalkan! Pak
"Arka!"Juna yang baru saja pulang dari bertemu dengan temannya tidak sengaja melihat Arka di lobby hotel. Dengan lengkap cepat pria itu berjalan menghampiri Arka yang berdiri beberapa langkah satunya. Sebuah senyuman tercetak jelas dibibir Juna ketika pria itu sudah berdiri tepat didepan Arka. Berbeda sekali dengan Arka yang tampak malas melihat keberadaan Juna."Kamu darimana dan mau kemana? Kalau ada waktu, boleh mengobrol sebentar? Ada yang ingin aku bicarakan. Hanya sebentar kok, tidak lama."Pada akhirnya Arka mengangguk, pria itu pergi bersama Juna ke restautant yang terletak dipinggir pantai. Setelah memesan beberapa minuman, Arka yang tidak sabaran ingin segera kembali ke kamarnya meminta Juna untuk cepat mengatakan apa yang ingin dikatakan."Sebelumnya aku mau minta maaf kalau mungkin aku ada salah padamu. Mulai sekarang aku akan menetap disini bersama Yuna. Sebelum kamu dan yang lainnya kembali ke jakarta, aku ingin meluruskan semua kesalahpahaman yang mungkin terjadi diant
"Jihan, udah belum? Aku buka ya?" teriak Naya.Hening, tidak ada sautan dari Jihan atau yang lainnya. Karena merasa sudah cukup lama ditutup matanya, Naya pun langsung membuka kain penutup matanya. Sontak wanita itu terkejut saat melihat tidak ada siapapun disana. Naya mulai berteriak memanggil nama temannya satu persatu, namun sayangnya tidak ada satupun temannya yang menyaut. Hingga beberapa saat kemudian datang seorang gadis memberinya sebuah kertas. "Ini titipan dari teman kakak yang namanya Jihan," ucap gadis itu sebelum kemudian melangkahkan kakinya pergi.Tanpa berfikir panjang akhirnya Naya pun membaca tulisan yang berada di kertas itu. Dalam kertas tertulis perintah yang memintanya berjalan beberapa puluh meter kearah barat. Tidak ingin penasaran, Naya pun mengikuti perintah itu. Ia berjalan pelan menyusuri tepi pantai sesuai perintah pada kertas tadi.Hingga akhirnya netranya menemukan seorang pria yang berdiri membelakanginya. Tanpa bertanya Naya pun tahu siapa pria itu,
Pukul 8 malam Naya dan yang lainnya sudah sampai dijakarta. Jihan bersama Dahya dan Sina langsung pulang menggunakan taxi online, sedangkan Arka dan Naya masih menunggu jemputan. Rencananya malam ini Naya akan menginap di apartemen Arka karena sebelum berangkat ke jakarta tadi, ibu Naya mengiriminya pesan jika beliau harus menginap dirumah saudara yang ada dibandung karena menunggu saudara yang sedang sakit. Naya yang tidak berani tinggal dirumah sendirian pun memutuskan untuk menginap di apartemen Arka."Itu sudah datang, kamu masuk duluan saja. Barangmu biar aku masukkan bagasi," ucap Arka pada Naya.Naya mengangguk. Setelah memasukkan koper miliknya dan Naya kedalam bagasi, Arka pun segera masuk kedalam mobil. Pria itu sudah ingin cepat-cepat sampai di apartemen kemudian istirahat. Walaupun perjalanan Bali jakarta hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari 2 jam, Arka merasa sangat lemas karena di pesawat tadi dia melihat ada penumpang yang mabuk perjalanan.Setelah menempuh perjalan
"Menikah? Bulan depan?"Kedua orang tua Arka dan ibu Naya tampak terkejut saat mendengar Arka mengatakan jika ia dan Naya ingin menikah bulan depan. Semalam setelah berdiskusi berdua, akhirnya mereka memutuskan untuk menikah bulan depan. Maka dari itu Naya langsung menghubungi ibunya dan memintanya pulang untuk membahas masalah ini dengan orang tua Arka."Arka, kamu tidak berbuat hal terlarang pada Naya kan?" tanya ayah Arka. Pria paruh baya itu berfikir jika mungkin anaknya sudah berbuat hal terlarang pada Naya, maka dari itu Arka mendadak ingin menikahi Naya.Ibu Naya yang kebetulan duduk disamping ibu Arka cukup terkejut dengan ucapan ayah Arka. Wanita paruh baya itu bahkan langsung menatap Naya sambil meminta penjelasannya, apakah yang dikatakan ayah Arka itu benar atau tidak.Dengan panik Arka dan Naya pun menggeleng. Walaupun mereka sering tinggal satu apartemen yang sama, tapi mereka tidak pernah melakukan hal itu. "Tidak, pa. Aku dan Naya tidak mungkin melakukannya sebelum re