CeklekSuara pintu terbuka membuat Arjuna langsung menatap ke arah pintu, untuk melihat siapa yang baru saja membuka pintu ruang kesehatan. Terlihat gadis hitam manis, tengah tersenyum dan langsung mendekat ke Arjuna."Kak Arjuna gapapa 'kan, mana yang sakit? Ya ampun, kakak tahu nggak aku khawatir banget ngeliat Kakak tiba-tiba pingsan." Tanya Nisa yang menyentuh wajah Arjuna.Pria itu merasa risih, kemudian ia menepis tangan Nisa yang berada di wajahnya. Menatap datar Nisa, dan langsung tersenyum saat melihat Ayu tengah membuka pintu sambil menenteng banyak makanan."Eh ngapain Lo disini? Kagak ada kerjaan ya lo," ketus Nisa.Ayu hanya diam dan meletakkan makanan di atas nakas samping brankar Arjuna. Ia tersenyum ke arah Arjuna dan memasukkan bubur ke dalam mangkok yang ia bawa."Anjir, gue bicara sama lo setan. Malah kagak di jawab..." sambung Nisa."Yang, kok bubur sih?" Tanya Arjuna."Kamu lagi sakit, jadi lebih baik makan bubur aja yaa. Terus nanti makan buah, biar cepat sembuh.
Sudah seminggu berlalu, semua para peserta olimpiade sudah melakukan kegiatan seperti biasa di kampus mereka masing-masing. Pemenang olimpiade diraih oleh Ayu dan Arjuna, mereka sudah menjadi Mahasiswa/i kebanggaan di Universitas Kedokteran Jogjakarta."Kak," teriak Nisa.Arjuna hanya diam dan berjalan masuk ke dalam perpustakaan. Tangan pria itu ditahan oleh Nisa, dan otomatis Arjuna langsung menepis tangan gadis itu."Lo murahan banget ya jadi cewek! Main pegang tangan orang sembarangan. Seperti tidak ada harga dirinya Lo!" Tegas Arjuna."Kak, kenapa hindari aku sih. Aku salah apa?" Tanya Nisa."Banyak! Lo udah buat, cewek gue diemin gue selama seminggu. Jadi cewek jangan murahan dong! Awas aja, kalau sampai cewek gue ngajak gue. Lo bakal terima akibatnya!" bentak Arjuna."Lah bagus dong, jadi kamu bisa denganku, Kak. Putusin aja si Ayu itu, dia gak cocok sama Kakak loh. Mending sama aku aja, aku cantik, pintar lagi." balas Nisa tanpa malu.Arjuna menggelengkan kepalanya, karena suda
Bambang masuk ke dalam kamar, sambil meletakkan makanan dan minuman di meja yang ada di dalam kamar Ayu. Ia duduk di sofa dan melihat Arjuna tengah mengganti kompres sang adik."Minum dulu, lanjut nanti saja..." ucap Bambang."Iya, bang." balas Arjuna yang berjalan dan duduk di samping Bambang.Pria itu meminum air sirup buatan Bambang, kemudian meletakkan kembali gelas tersebut."Putra abang Lo 'kan?" Tanya Bambang."Iya, bang. Emangnya kenapa?" Arjuna kembali bertanya."Tadi adek gue balik sama Putra. Btw, mereka gak ada hubungan apa-apa 'kan?" sambung Bambang yang tampak khawatir jika sang adik bersama Putra."Ayu pacar gue bang. Kak Putra juga suka sama Ayu, gue gak bakal biarin dia deketin Ayu. Bukan mau menjelekkan kakak sendiri ya, tapi bang Putra udah terlalu banyak cewek, gue gak bakal biarin Ayu dia dapetin. Karena Ayu hanya untuk gue bang.." jelas Arjuna.Bambang menganggukkan kepalanya dan menepuk pelan bahu Arjuna. "Good, gue juga gak setuju kalau Putra jadi kabar adek gue
Arjuna memilih untuk pulang ke rumah, karena jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Saatnya pria itu beristirahat, sebenarnya ia ingin menginap di rumah Ayu, tapi Bambang takut terjadi fitnah. Karena kedua orang tua Ayu dan Bambang tidak ada di rumah."Huh, semoga besok Ayu udah sembuh.." gumam Arjuna.TokTokKetukan pintu terdengar, dan Putra pun masuk ke dalam kamar Arjuna. Pria itu menatap Arjuna dengan tatapan datar sangat datar."Turun, makan." ucapnya sekilas dan langsung keluar dari kamar.Arjuna hanya diam dan masuk ke dalam kamar mandi. Setelah itu, ia menuju ruang makan yang disana sudah ada kedua orang tuanya. Pria itu duduk dalam diam, dan mengambil makanan."Bagaimana kuliahmu, Putra?" Tanya Tuan Candra."Lancar yah, tinggal bimbingan aja..." jawab Putra."Bagus deh, setelah itu langsung kerja diperusahaan keluarga kita ya..." sambung Tuan Candra.Putra membalas dengan anggukan dan melanjutkan makannya. Tuan Candra menatap Arjuna yang sedari tadi hanya diam."Papa dengar, k
Anisa tengah duduk di sebuah cafe, seperti tengah menunggu seseorang. Setelah cukup lama dia menunggu, akhirnya orang yang di tunggu-tunggu pun datang."Lama banget, abis ngapain? Udah dari tadi gue nungguin lo." Tanya Nisa."Berantem sama adek sialan gue," balas Putra."Ah, eh iya lo suka sama Ayu 'kan?" Sambung Nisa."Iya, emang kenapa?" Tanya Putra."Mau kerja sama gak, buat jauhin Ayu dari Arjuna..." jelas Anisa."Gimana caranya?" Tanya Putra.Anisa mendekati telinga Putra, dan membisikkan rencana yang sudah ia susun. Setelah itu mereka tersenyum licik, sambil berjabatan tangan."Deal," ucap Putra.Gadis itu tersenyum dan meneguk minumannya. Mereka menikmati makan malam yang cukup damai, tanpa gangguan sedikit pun.-Pagi hari,Tok!Tok!Bambang membuka pintu rumah dan terkejut saat melihat ada seorang gadis tengah tersenyum ke arahnya, sambil membawa bingkisan buah. Pria itu menggenggam tangan gadis tersebut dan membawanya ke taman depan."Ngapain kesini?" Tanya Bambang."Jengukin
Hari ini, adalah ujian praktek para Mahasiswa/i universitas kedokteran Yogjakarta. Ayu tengah duduk di dalam ruangannya sambil membaca novel yang baru ia beli. "Bro!" Teriak Rara.Membuat semua para mahasiswa/i langsung menatap Rara dengan tatapan kaget. Sang empu malah cengengesan, dan berjalan dengan wajah tanpa dosa."Kagak belajar Lo?" Tanya Rara."Kagak, pala gue sakit kalau belajar mulu..." balas Ayu."Btw, nanti setelah ujian, mantan BEM ngumpul di lapangan, lo ajak anggota yak. Kapan lagi ngumpul, walau ngumpulnya di lapangan. Yang penting ngumpul deh." sambung Rara."Ngapain?" Tanya Ayu."Bahas tentang bunuh diri itu," ucap Rara.Ayu menganggukkan kepalanya dan saat dosen masuk ke dalam ruangan. Rara langsung berlari keluar ruangan. Para mahasiswa/i dokter gigi pun mulai melakukan ujian praktek."Sayang," teriak Rara."Eh, udah balik?" Tanya Jake."Udah, tua anak lagi ujian praktek..." balas Rara.Jake menganggukkan kepala dan melanjutkan membaca bukunya. Rara menatap Arjuna
Putra tengah menunggu Ayu di depan gerbang kampus. Saat ia melihat gadis cantik itu baru keluar dari kampus, Putra langsung menarik tangannya."Lepas! Apa-apaan sih?! Sakit woi!" Bentak Ayu."Kamu kalau gak diginiin, gak bakal mau ketemu sama aku..." balas Putra."Emang lo siapa? Temen aja kagak, lepasin tangan gue!" ketus Ayu."Yaudah kita temenan mulai sekarang..." paksa Putra.Ayu hanya diam dan menghela napasnya dengan sangat kasar, kemudian menepis tangan Putra dengan kasar. Pria itu hanya tersenyum dan menatap Ayu dengan tatapan sangat lekat."Atur dah, gue mau pulang..." sambung Ayu."Aku anter ya," tawar Putra."Gak!" Tegas Ayu.Gadis itu menaiki motornya, bukan matic melainkan motor ninja. Motor yang baru dibelikan oleh ayahnya. Kenapa dia tidak pulang dengan Arjuna? Karena tadi pagi pria itu sudah meminta izin untuk pulang lebih awal, sebab Nyonya Winda meminta untuk ditemani ke mall. Jadi dia membawa motor barunya. Putra masuk ke dalam mobil dan mengikuti Ayu dari belakang.
Satu tahun kemudian.Ayu sudah masuk tahun ketiga di Universitas ini. Mereka semakin sibuk dengan kegiatan masing-masing, apalagi Arjuna sudah sangat sibuk dirumah sakit. Rara, Arjuna dan Jake sudah menjadi koas di rumah sakit yang sudah ditentukan oleh universitas. Pagi-malam mereka disibukkan, dengan pasien yang berdatangan."Demi apa, gue capek. Semoga setelah ini gak ada pasien deh..." ucap Rara menenguk minumannya."Iya nih, capek banget. Bolak balik UGD, oh iya besok udah ada jadwal shift malam kan?" Tanya Jake."Udah," balas Arjuna dengan singkat."Males deh kalau pake shift," sambung Rara.Arjuna hanya diam dan mengambil ponsel-nya, ia membuka aplikasi berwarna hijau dan tersenyum saat Ayu mengirim foto dirinya yang tengah duduk di balkon kamar.- Rindu, kaya lagu LDR-an aja. Padahal satu kampus...- isi pesan.- Sayang, kapan ketemu sih? Rindu tau.-- Kak, tau gak aku dapet nilai tinggi lagi nih, si Bella sampai iri liat aku dapet nilai diatas rata-rata...-- Sayang, udah makan