1 januari 2016.Ada seorang anak laki-laki dan anak perempuan tengah berdiri di sebuah Taman kota Jogjakarta."Mungkin kita akhiri hubungan sampai di sini," ucap seorang anak laki-laki yang masih berumur 17 tahun."Kenapa? Apa salahku?" tanya anak perempuan yang berumur 15 tahun."Aku sudah bosan denganmu," sambung anak laki-laki ituSetelah mengucapkan perkataan tersebut, anak laki-laki tersebut menaiki mobil dan akhirnya meninggalkan gadis yang masih sempat menjadi kekasihnya 1 detik yang lalu. ***5 tahun kemudian.Di sebuah rumah megah nan rapi dan bersih, sehingga membuat mata nyaman untuk memandangnya. Ada seorang gadis yang masih tertidur di dalam kamar miliknya dengan lelap. Selimut, terjatuh ke bawah kasur, sampah makanan berserakan di lantai kamar. Bisa disebut kamar gadis itu dengan sebutan tempat sampah.Tok!Tok!"Woi, bangun! Gak baik anak perawan bangunnya kesiangan!" teriak seorang pria tampan sambil mengetuk keras pintu kamar gadis tersebut.Gadis itu terbangun dan me
Ayu langsung berdiri dan berjalan menjauhi Arjuna. Jam istirahat selesai, para maba kembali melakukan Ospek. Ayu sedari tadi hanya duduk diam, sambil melamun di bawah pohon rindang yang terletak di tepi halaman kampus. Dekan menghampiri anggota BEM, dan menyuruh Arjuna untuk bergabung dengan maba lainnya. Karena Arjuna juga butuh pengenalan lingkungan Universitas tempat ia akan berkuliah."Di mana, Ayu?" tanya Pak Herman, sebagai Dekan Universitas Kedokteran Jogjakarta."Di sana, Pak. Sepertinya dia kesurupan deh, soalnya dari tadi melamun terus, Pak." ucap Bella mengarahkan jari telunjuknya ke arah sahabatnya."Ayu," panggil Pak Herman.Namun, tidak direspon oleh gadis cantik itu. Pak Herman langsung menjewer telinga sebelah kanan Ayu, hingga ia merintih kesakitan."Apa telingamu tuli? Dari tadi bapak panggil, gak dijawab juga." sambung Pak Herman menjewer kuat telinga Ayu hingga memerah."Akh, bawa santai Pak. Telinga Ayu hampir lepas ini," jawab Ayu.Pak Herman melepaskan telinga Ay
"Kak Putra ngapain di sini?" tanya Arjuna yang berjalan ke arah kakaknya yang bersama Ayu.Ayu hanya diam dan masih tetap berjongkok menunggu kakak laki-lakinya. "Tadi Kakak mau menolong gadis ini, tapi dia menolaknya..." ucap Putra Kakak laki-laki dari Arjuna.Ayu berdiri dan menatap Putra dengan tatapan datar, kemudian Bambang datang dengan motor ninja miliknya sambil membawa mobil derek untuk membawa motor sang Adik."Buruan, gue mau top up ini..." teriak Bambang sambil membuka helm-nya."Ada helm 'kan, lo?" tanya Bambang."Ada, main terus! Sampe mampus," balas Ayu.Arjuna hanya tersenyum kecil melihat tingkah Ayu. Entah kenapa jika di dekat gadis itu, bawaan Arjuna selalu ingin tersenyum. Ayu memasang helm-nya dan menatap Arjuna dengan sekilas."Ingat ucapan gue yang di perpustakaan tadi," gumam Ayu di telinga Arjuna.Pria itu mengangguk dan menatap kepergian Ayu. Putra hanya diam melihat adiknya terus tersenyum. "Buruan jangan lama-lama menatap mantanmu," ucap Putra.Senyuman Arj
"Maafkan aku. Ini permintaan maaf yang sangat tulus. Maafkan aku." ucap Arjuna yang menangkup wajah gadis cantik yang ada di hadapannya.Gadis itu langsung terkejut dan menelan saliva dengan susah payah. Ayu hanya bisa mematung, sambil menahan napasnya.Tiit!Suara klaskson mobil milik Arjuna membuat Ayu langsung mendorong tubuh pria tampan itu. Arjuna keluar dari mobil dan berjalan ke arah mobil yang terparkir di samping Ayu. Pria itu hanya menatap gadis yang berstatus mantan kekasihnya dalam diam, kemudian masuk ke dalam mobil."Jalan, Pak." perintah Arjuna pada supirnya.Supir pun menghidupkan mobil dan menjauhi tampat pecel lele tersebut. Ayu masih mematung, karena perkataan mantan kekasihnya tadi."Segampang itukah, dia meminta maaf. Dasar cowok tidak tau malu," gumam Ayu yang mengepal tangannya. Ia masuk ke dalam mobil dan menghidupkan mobil menuju rumahnya.***Pagi Hari.Jam sudah menujukkan pukul 07.00 WIB.Ayu masih setia berada di atas kasur dan memeluk erat bantal guling k
Ayu melempar batu ke arah punggung pria yang mengintipnya tadi. Tentunya pria tersebut terjatuh di halaman kampus, dilihat oleh seluruh anak maba dan BEM lainnya."Eh itu 'kan yang ngintip aku pas ganti baju di toilet," ucap salah satu anggota BEM."Iya, dia juga ngintip aku buang air kecil kemarin. Aa aku takut banget," sambung anggota BEM lainnya.Semua orang saling berbisik dan Bella menampar wajah pria yang terjatuh di halaman kampus. Ayu berjongkok, dan mengatur napasnya karena habis berlari."Ini si mesum kagak ada akhlak, ngintip gue di toilet waktu gue buang air kecil. Terus tadi ngintip Ayu ganti baju. Kurang aja banget lo ya! Kurang belaian dari cewe lo ha! Mau gue colok mata Lo pakai besi panas!" bentak Bella menampar kembali wajah pria itu.Arjuna kesal saat mendengar ucapan Bella, dan mendekati pria tersebut, namun ditahan oleh Anisa. Pria itu menepis tangan Anisa, dan berjalan ke arah Bella.Bruk!Satu pukulan mendarat di wajah pria yang sudah berani mengintip Ayu saat me
Di Kediaman Keluarga Arjuna.Pria itu memasukkan motornya ke dalam garasi. Drtt.. drtt.. tiba-tiba ponsel-nya bergetar, ia langsung mengambil ponsel yang ada di dalam tas-nya. Wechat~[Hallo, selamat sore. Maaf menganggu jam istirahat kalian, grup ini adalah grup khusus untuk Mahasiswa/i Universiatas Kedokteran Jogyakarta, jadi jika ada informasi penting kami akan langsung memberitahu kalian, lewat grup Wechat ini. Terima kasih.][Siap, Kak.][Wah, pasti banyak nomor cogan ini.][Boleh 'kan, kami save nomer kalian?][Silahkan.][Nomor Kak Ayu yang mana ya, anggota BEM gak pake foto, jadi sulit cari nomer Kak Ayu.][Padahal mau save nomer, Kak Ayu.][Save aja semua nomer.][Silent.]Arjuna langsung menyimpan nomer yang mengirim pesan terakhir, karena dia mengetahui itu adalah Ayu. Pria itu memasukkan kembali ponsel-nya ke dalam tas, kemudian berjalan masuk ke dalam rumah menuju kamar pribadinya. Setelah tiba di dalam kamar, Arjuna langsung berbaring sambil memejamkan matanya. Ia membay
Arjuna bangun dari tidurnya dan melihat ada bubur serta susu hangat di atas meja belajar. Ia berjalan ke arah meja belajar dan melihat bubur yang di tengahnya terhias daun bawang, serta bawang goreng kesukaannya. Di sampingnya ada sebuah kertas yang bertulisan.- Maaf, aku harus pergi karena ada rapat di kampus. Jangan lupa makan, dan maaf kalau bubur buatanku tidak enak. Cepat sembuh. -Pria itu hanya tersenyum bahagia dan duduk, kemudian memakan bubur buatan Ayu. Setelah selesai, ia keluar dari dalam kamar, dan terlihat Nyonya Winda masuk ke dalam rumah langsung memeluk putra bungsunya."Sayang, kamu baik-baik saja 'kan.." ucap Nyonya Winda dengan nada khawatir."Aku baik-baik saja, Ma." balas Arjuna."Sudah makan?" tanya Nyonya Winda."Sudah, Ma. Baru saja Arjuna selesai makan," sambung Arjuna."Syukurlah, sayang. Siapa yang membawamu pulang? Kamu juga kenapa susah sekali disuruh bawa alat pernapasan. Sudah tau alergi debu, masih juga bandel," ungkap Nyonya Winda."Iya, maaf Ma." tu
Semua Mahasiswa/i angkatan tahun pertama sudah banyak berdatangan, sedangkan Arjuna yang sudah menjadi Kakak senior mereka sudah masuk ke ruang kelas. Terlihat Ayu berdiri di depan pintu masuk ruangan mereka, yang seperti sedang mencari seseorang. Ia menjadi sorotan Mahasiswa/i di fakultas dokter bedah."Kak Rara!" sapa Ayu menyapa Rara Kakak senior, mantan ketua BEM dua tahun yang lalu."Heh, ngapain bocil disini? Kangen ya lo, dek." ucap Rara langsung menghampiri juniornya."Bah, kagak. Gue mau kasih tau kasih tau, selama ospek dihari kedua ada yang bunuh diri lagi," jawab Ayu."Astaga, selalu saja. Mungkin stres mikirin skripsi kali ya," sambung Rara."Mungkin, Kak. Tapi yakali tiap tahun, Kak." balas Ayu tak sengaja menatap Arjuna yang sedari tadi ternyata sudah menatapnya.Rara menatap kedua insan itu, dan membawa Ayu masuk ke ruang kelas. Mereka duduk di samping Arjuna, kemudian ada pria gagah menghampiri mereka."Sayang," ucap Rara yang memeluk kekasihnya."Wah, anak baru?" tany