Bintang, Bara, Mondy dan Dion masuk diarea Foodcourt disebuah mall. Mereka memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu sebelum tiba dikontrakan Mondy. Mereka memesan beberapa menu makanan berat dan jus.
“Ini salah satu mall milik temanku. Sangat reccommend karena makanannya bersih dan enak,” ucap Dion memecah keheningan, lebih tepatnya berbicara pada Bara.
“Betul. Selain itu Viewnya juga bagus. Pemilihan tempat dan tata ruangnya juga keren. Pasti orangnya sangat hebat bisa membuat tempat seperti ini,” sahut Bara.
“Ya, dia memang orang yang hebat.” Dion menyetujui ucapan Bara. “Oya setelah ini kemana?”
“Aku pergi belanja dulu, ada beberapa peralatan yang harus ku beli,” jawab Mondy.
“Kalau aku mau beli lipstik. Lipstikku habis,” lanjut Bintang tak mau kalah. Namanya juga
Bintang tengah bersiap, tiba-tiba sebuah pesan teks masuk.Dion: Selamat pagi nona cantik. Selamat menyambut pagi yang indah. Semoga harimu menyenangkan.Bintang: Selamat pagi. Semoga harimu juga menyenangkan, Tuan Perdana..Dion: Seperti rencana semula, hari ini aku akan pergi kesekolah.Bintang: Ditunggu kedatangannya JDion: Oke.. See you!Bintang tersenyum membaca pesan dari Dion. Mereka jadi lebih sering berkomunikasi sekarang. Dion selalu memulainya terlebih dahulu. Menanyakan kabar, atau tentang hal-h
“papaaaaaa...” pekik Sam. Ia sangat senang melihat papanya tiba-tiba datang dan berhambur kedalam pelukan Gala.Gala menyambut tubuh mungil Sam. Kemudian dipeluk dan diangkatnya dengan sayang. “Are you oke, Sam? Maaf papa baru bisa datang. Papa ingin memberi kejutan padamu,” ucap Gala. Sebenarnya Gala memerintahkan pengasuh Sam ikut di acara wisata ini dengan cara menyamar. Sehingga Sam tidak tau jika sedang diikuti. Gala takut terjadi sesuatu pada anaknya. Pengasuh Sam mengangguk hormat kepada Tuannya saat Gala melihatnya tak jauh dari ia berdiri.Ratna melaporkan bahwa Sam sangat murung selama kegiatan berlangsung. Bahkan Ratna mengirimkan Video Sam selama kegiatan. Gala tidak bisa konsentrasi melihat kondisi Sam. Setelah pekerjaannya selesai, cepat-cepat ia menyusul dan menyerahkannya pada sang sekretaris.Kini ia sudah berpakaian santai. Dengan kaos putih, celana jeans dan sepatu yang biasa digunakan saat jalan-jalan. Para ibu-ibu masih terperangah me
Gala terus berlari mencari Bintang. Hujan badai tak dihiraukannya. Ia sudah masuk jauh kedalam hutan, namun ia tak perduli. Yang Gala inginkan hanyalah Bintang segera ditemukan. Dan berharap gadis itu dalam keadaan baik-baik saja.“Bintang.... kamu dimana? Bintang....” Gala terus berteriak memanggil sang gadis yang hingga saat ini masih memenuhi relung hatinya.Sesekali kakinya terpeleset karena jalanan yang basah dan licin. Belum lagi ditambah hari semakin gelap. Hanya ada sedikit cahaya dari celah-celah pepohonan. Gala hanya mengandalkan instingnya supaya bisa menemukan Bintang. Sambil didalam hatinya terus berdoa.Dalam kegelisahannya, tiba-tiba Gala melihat sesuatu sedang bersandar dibawah pohon. Seperti seseorang yang sedang duduk disana. Segera dihampirinya sosok itu dan berharap yang dilihatnya adalah Bintang.Dan benar saja, Bintang sedang meringkuk disana. Seluruh tubuh gadis itu basah kuyup. Badannya menggigil. Matanya terpejam dan b
Hari sudah pagi, namun masih terdengar suara rintik hujan diluar sana. Terdapat dua insan yang saling berpelukan digubuk tua. Ya, mereka hanya berpelukan sepanjang malam. Membagi kehangatan satu sama lain.Dan kebiasaan Bintang yang lain sebelum dirinya benar-benar bangun setelah malam panjang dilaluinya ada, semakin meringsek masuk kedalam bantal guling yang super nyaman dipeluknya. Sekarang iapun masih melakukan hal yang sama.Ia merasa sosok kekar yang ada dihadapnnya itu adalah sebuah guling yang membuatnya hangat sepanjang malam. Gadis itu semakin mendusel masuk kedalam pelukan sang lelaki.Gala pun melakukan hal yang sama, ketika Bintang bergerak masuk kedalam pelukannya. Ia membalas dengan semakin mengeratkan lingkaran tangannya ditubuh polos itu.Belum pernah lagi ia merasakan hal semacam ini semenjak sang adik kecil tak pernah bangun ketika sedang mencoba melakukan hal intim dengan wanita lain. Gala pun merasa heran dan berpasrah saja dengan kead
Jalanan kota Bandung sudah mulai padat. Dipenuhi kendaraan yang berlalu lalang, baik anak-anak sekolah maupun para orang tua yang hendak pergi bekerja atau hanya sekedar mengantarkan anaknya berangkat sekolah. Sudah cukup lama Gala tak menikmati pagi kota ini dengan seorang wanita duduk disampingnya. Bintang masih duduk bersandar. Badannya masih sangat lemah. Baju yang dipakainya pun masih basah.“Kamu baik-baik saja? Apa perlu kita kerumah sakit?” tanya Gala sambil meraba dahi Bintang.“Kita pulang saja,” pinta Bintang dengan suara lemah.“Pagi ini macet sekali. Aku akan membawamu ke Hotel terdekat saja ya.”Gala fokus kembali kejalanan yang padat merayap. “Bertahanlah, sebentar lagi kita sampai.”Tak lama kemudian, mereka sampai di Hotel terdekat. Gala keluar dari mobil dan langsung menuju resepsionis. Dipesannya satu kamar agar Bintang bisa langsung istirahat.Gala kembali kemobil dan mengge
Sebuah ketukan membangunkan Bintang dari tidurnya. Gadis itu duduk terlebih dahulu. Kemudian bersiap hendak membuka pintu kamar yang sedari tadi diketuk oleh seseorang.Namun Gala lagi-lagi tak membiarkan Bintang pergi. “Mau kemana?”“Aku mau buka pintu.” Bintang menampik tangan kekar Gala yang mencoba meraih pinggangnya kembali. Dirapikannya Bathdrope yang ia kenakan karena sudah tak jelas bentuknya itu. Ia baru tersadar. Tak seharusnya mereka berada dikamar yang sama, tidur ditempat yang sama. Meski tidak melakukan apa-apa, tapi hal tersebut bukanlah sesuatu yang baik untuk keduanya.“Memangnya siapa sih pagi-pagi begini datang?” gerutu Gala dengan mata masih tertutup rapat. Tak lagi didapatinya sosok yang bisa dipeluk, Gala menarik bantal dan menelusupkan kepalanya dibawah benda itu. Kantuk masih benar-benar dirasanya saat ini.“Kamu buruan bangun! Nggak baik jam segini masih tidur.”Ditinggalkanny
Bel masuk sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Anak-anak sudah duduk dengan rapi ditempat masing-masing. Tak ada lagi yang bersuara didalam kelas. Mereka masuk tepat waktu dan langsung konsentrasi dengan peralatan yang sudah tersusun rapi dihadapan mereka. Termasuk pula Sam.Sejujurnya bocah itu masih ingin bersama dengan Bintang. Namun berhubung Bintang berkata ingin harus belajar terlebih dahulu baru akan kembali menemaninya bermain membuat Sam mau menuruti permintaan Ibu Guru Kesayangannya itu.Bintang sendiri masih berada didepan kelas. Merapikan sisa peralatan yang belum ia bawa tadi. Memang saat dirinya pamit terlebih dahulu dari Gala, Bintang menyusun sesuatu dikelas sehingga ketika anak-anak datang ia hanya tinggal menjelaskan saja. Ada pula yang sudah dengan benar menyusun benda itu ditempatnya kembali. Namun tidak sedikit yang sembarangan saja menaruhnya.“Ibu Bintang...” Suara seseorang menginterupsi Bintang dari benda-benda ya
Sudah beberapa sejak Gala mengantarnya kesekolah, pria itu belum memberi kabar pada Bintang. Entah apa yang sedang dilakukan Gala disana sehingga ia tidak pernah menghubungi Bintang lagi. Awalnya Bintang biasa saja. Namun lambat laun rasa sesak mulai menggerogotinya. Untuk menghubungi Gala terlebih dahulu Bintang tidak mau. Ia Lebih memilih untuk menunggu. Ia sangat takut jika Gala sedang sibuk dan akan mengganggunya.Hingga harinya tiba, Bintang berencana membatalkan janjinya pada Dion dan akan menggantinya dilain hari. Walau dia juga belum mendapat kabar dari Gala kapan pria itu akan datang, tapi Bintang coba untuk menunggu. Bintang berencana untuk memberi kabar pada Dion sepulang sekolah nanti.Bintang memutuskan untuk singgah disalah satu minimarket yang tak jauh dari rumahnya. Membeli beberapa keperluan yang sudah habis. Ketika Bintang sedang asyik memilih barang belanjaan, tiba-tiba ia melihat sosok yang beberapa hari ini ditunggunya. Ia baru saja turun dari mo