Share

Bab 8

Kembali Ke Pov Rindu. 

Aku meninggalkan rumah Papa dengan jengah. Ditambah nyinyiran dari Mak Lampir tadi. Sungguh membuatku semakin emosi.

Dalam perjalanan pulang bersama Pak Satya. Kami berdua hanya saling diam. Dapat kutafsirkan raut wajah Pak Satya yang tertekuk lecek layaknya koran bekas. Eh, julid amat mulutnya. 

Aku pun juga enggan berbicara. Hanya deru mesin mobil yang mengisi keheningan di antara kami. 

*

Pak Satya langsung membaringkan dirinya di ranjang. Aku yang sekarang bingung. 

Mau tidur di mana? 

Tidur di sofa badan sakit semua kayal digebukin orang satu kampung. Kalo tidur sama Pak Satya takut ... ya, takut itulah. Apa lagi?

Benar-benar dibuat bingung akan pilihan. Fix, aku tidur di ranjang sama doi. Awas aja kalo dia macam-macam. 

"Mau ngapain?" tanyanya membuka mata. Menyadari, aku tengah mengambil posisi hendak berbaring. 

"Mau tidur lah, mau ngapai lagi?" ketusku.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status