Share

Pertolongan

Author: Arsalan Nisha
last update Huling Na-update: 2022-05-26 08:20:09

Pagi masih gelap. Namun cahaya biru sudah terlihat di langit. Senja mencari suara seseorang yang sepertinya sedang menangis.

Senja keluar dari shelter yang dibuatnya. Lalu berjalan  menuju arah suara. Awalnya terdengar jauh, hingga ahirnya ia merasa suaranya begitu dekat dengannya. Kini, ia sampai di sekitar sungai. Sambil melihat dengan jeli, Senja terus mencoba mencari sumber suara itu. Ia kemudian terkejut melihat sosok perempuan ada disana.

Hari sudah pagi. Jelas itu bukan hantu atau semacamnya. Pikirannya lebih kepada korban selamat dari banjir sungai seperti dirinya. Ia memberanikan diri  mendekati perempuan itu. Perlahan ia berjongkok agar tidak mengagetkannya.

"Bu, apakah ibu butuh bantuan?" Tanya Senja

Ibu itu menjawab. Namun, Senja tidak tahu apa yang dikatakan ibu itu. Ia semacam menggunakan bahasa yang  tidak Senja mengerti. Tiba-tiba Ella mengejutkannya dengan  berada tepat didepan wajah Senja.

"Sen, apa yang terjadi?" Tanya Ella

"Aku pikir ibu ini adalah korban banjir yang selamat. Aku  bertanya padanya, apakah ia butuh bantuan? Namun, aku tidak tahu apa yang dikatakannya. Aku tidak tahu maksud perkataanya," kata Senja

"Hihihihi. Sulitkah bagimu, Sen? Itu sangat mudah untukku," kata Ella dengan nada bangga

"Apa yang bisa kau lakukan untuk membantu?" Tanya Senja

"Itu  sama seperti yang kulakukan padamu," jawabnya singkat

 kemudian Ella mengetuk kaki ringannya diatas kening ibu itu. Kini ibu itu dapat berbicara dengan Ella dan dapat melihatnya dengan jelas. Ia tahu apa  yang dikatakannya.

"Ibu ini sedang hamil. Ia khawatir ia akan melahirkan, sedangkan  tempat ini sangat  jauh dari tempat  tinggalnya," kata Ella mengartikan apa yang dikatakan ibu itu

"Apa! Hamil?" Senja terkejut dengan apa yang dikatakan Ella.

Senja kemudian memeriksa dan memperhatikan perut ibu itu. Tapi ia tak tahu apa yang harus dilakukannya jika ibu itu melahirkan bersamanya. Ia kemudian membawa ibu itu menuju ke perkemahannya. Ia   kemudian memberikan makanan yang ia miliki. Persediaan makan terakhir yang  ia punya.

"Ella, kini aku tak punya makanan lagi. Aku harus mencari makanan disekitar sini. Bisakah kau menjaga ibu itu?" Pinta Senja

"Baiklah, Sen. Akan kupastikan dia aman dari binatang liar." Kata Ella yakin

Senja berkeliling melihat-lihat adakah yang bisa ia jadikan makanan. Masih di dataran rendah, tak jauh dari sungai. Ada banyak selada air, ia memungutnya dan mengumpulkan lebih banyak. Karena kini ia juga harus menjaga dua nyawa lainnya.

Tiba-tiba pikirannya  mengawang. Ia teringat bagaimana ia dibentak dan tidak dipercaya  oleh atasanya. Hatinya  mendadak sakit kala mengingat hal itu. Tentu jika dibandingan apa yang sedang dialaminya kini, ia merasa di hutan dengan mahluk aneh dan orang asing jauh lebih baik.

Senja mengambil air. Mengisi penuh botolnya dengan air lalu meletakannya diatas api. Hal itu ia pelajari saat sekolah. Ternyata hal itu kini menjadi berguna.

Ia menggunakan mangkuk alumunium sebagai panci. Ia beri lubang lalu menggantungnya diatas api. Senja merebus daun selada air yang  ia dapat.  Ia membawa persediaan makanan lain seperti batang Begonia. Batang yang terasa asam seperti memakan buah pencuci mulut.

Senja tak mengajak bicara ibu itu. Ia hanya menggunakan bahasa isyarat saat berkomunikasi dengannya. 

"Ella, tak bisakah kau membuatku mengerti juga apa yang dikatakan ibu itu? Semacam penerjemah otomatis di otakku?" Kata Senja yang berharap ia tahu apa yang di inginkan ibu itu

"Hihihi. Maaf, Sen. Aku tak bisa melakukan hal semacam itu," kata Ella

"Sayang sekali. Aku  kira kau bisa lakukan apapun sesuai permintaan seperti jin yang dimiliki aladin," kata Senja kecewa

Dari obrolannya dengan Ella. Ia tahu nama ibu itu adalah Upe. Ella banyak berbincang dengan ibu Upe, sehingga ia tahu kemana perkampungan terdekat yang bisa mereka datangi.

Sehari di hutan terasa begitu cepat. Mereka membuat satu shelter lagi untuk Ibu Upe dan bekerjasama membuat perapian. Meski sesekali Ibu  Upe berhenti karena merasa kesakitan yang terasa dari dalam perutnya. 

Senja mengamati ibu  Upe.  Rasa sakit yang berangsur hilang  dan datang itu bisa jadi kontraksi. Hal  itu membuat Senja makin takut saat membayangkan harus membantu kelahiran anak pertama Ibu Upe.

 Sore telah berganti malam. Seperti hari sebelumnya,  ia melihat mahluk-mahluk seperti Ella disekitarnya. Ia melihat ke arah batu besar lagi. Sosok arwah pendaki yang  melihat ke  langit masih ada disana.

"Apa dia tak lelah terus memandang langit," kata Senja yang sudah mulai tak takut  melihat mahluk-mahluk aneh disekitarnya

"Hihihi. Apa rencanamu kali ini, Sen?" Tanya  Ella

"Mencari perkampungan. Aku harap bisa membawa Ibu Upe ke rumahnya dalam keadaan selamat," kata Senja

"Hihihi. Aku tak bermaksud menakutimu. Kau  saat ini baru berada di  bibir hutan. Hutan  ini masih cukup dalam dan banyak manusia  yang tak bisa kembali. Seperti pendaki itu yang mati di dalam hutan," kata Ella

"Bukankah  alam bekerja sesuai apa yang kita pikirkan? Aku tidak akan berpikir hal baik, jadi hal semacam itu tidak akan terjadi." Kata Senja mencoba meyakinkan diri 

Senja  membuka tas nya. Ia melihat barang-barang miliknya. Baru tersadar jika arlojinya hilang. Lalu, ia mengeluarkan barang yang memang tak ia perlukan. Lalu meninggalkannya di hutan. Esok ia berencana mencari perkampungan terdekat dan mengantarkan Ibu Upe kerumahnya.

Aaaaa!!

Tiba-tiba Ibu Upe Menjerit kesakitan. Sontak membuat senja bangkit dari duduk bersandarnya. Ia langsung mendekati Ibu Upe. Dia pikir itu adalah saatnya ia harus melahirkan.

'Oh tidak. Apa yang harus aku lakukan. Aku belum pernah melahirkan dan bagaimana aku harus membantu orang lain?' Kata Senja dalam hati

Panik membuatnya. Sering menggaruk kepalanya. Ella dan beberapa peri hutan mengitari Ibu  Upe. Cahaya dari mereka membuatnya terlihat lebih jelas. Senja mencoba menenangkan diri, bagaimanapun ia tidak bisa lari atau memilih tidak membantunya. Pilihanya kini  adalah membantu persalinan Ibu Upe.

Aaaaaa!

Teriakan Ibu Upe memecah keheningan hutan. Senja mengambil beberapa lembar baju miliknya. Lalu menaruhnya di dekat Ibu  Upe. Cairan terlihat mengalir dikaki Ibu Upe. 

"Tarik nafas , Bu. Gigit kainnya jangan  keluarkan suara atau tenagamu bisa habis karenanya," kata Senja yang kemudian ditirukan Ella agar Ibu Upe mengerti

Kurang lebih satu jam. Kepala bayi sudah terlihat. Senja segera mengambil kain untuk diletakan didekatnya. Bu Upe mengejan kuat dan

Owaaaaaaaa! 

Bayi Ibu Upe lahir. Bayi perempuan yang kemudian disambut oleh penghuni hutan. Tak  hanya peri dan teman-temannya, binatang hutan yang biasanya bersuara tak terdengar seperti  malam sebelumnya.

Ibu Upe memeluk Senja. Ia terharu melihat anak yang sudah ada digendongannya. 

Melihat tali pusar yang panjang, membuat Senja mengambil sikap. Ia segera mencelupkan pisau lipatnya kedalam air panas. Mengikat tali  pusat dengan serat pohon. Lalu mengikat bagian lain tidak terlalu kencang. Kemudian ia memotongnya  dengan pisau. Tangis bayi itu memecah keheningan. Para Peri terlihat senang melihatnya. 

Senja terduduk lemas setelah memutus tali  pusar bayi itu. Ia teringat jika dulu ia pernah masuk sekolah perawat namun berhenti karena menurutnya tak sesuai  hati nurani. Ia terkekeh sendiri mengingat apa yang dilakukannya barusan.

"Selamat, Sen. Kau seperti dokter kali ini," kata  Ella

"Terimakasih, Ella. Ini keberuntungan. Bayi itu lahir karena keberuntungan dan jika aku boleh  menamainya Kalyani, ia perempuan yang akan  selalu beruntung," kata Senja  sembari mengelus kepala bayi dengan  rambut hitam yang cantik. Ibu  Upe  terlihat senang mendengarnya, putri cantiknya kini memiliki nama Kalyani.

Tiba- tiba sesuatu terdengar mendekat. Senja kembali waspada. Apapun  bisa menyerangnya. Ia segera mengambil  pisau ditangan kanannya dan mengambil kayu dengan api menyala di tangan kiri nya. Ella pun tidak tahu apa yang akan datang mendekati mereka. 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • My Handsome Partner   32. Pengosongan Desa Galie

    "Kemana dia pergi?""Lebih baik kita mencari berlawanan arah," "Baik,"Mereka berdua pun berlalu. Senja sedikit bisa bernafas. Ia kini mencoba mengambil belati di punggungnya. Menariknya dengan satu jari karena satu tangannya sudah terlilit badan ular dan satu tangan bebas lainnya tak menjangkau sarung belatinya. Ia berhasil mengambilnya, mencoba mengarahkan bagian tajam belati pada badan ular. Senja berusaha menekannya. Namun itu belum terjadi, ular itu melepaskan diri darinya. Mengambil jarak dari Senja lalu ia berubah bentuk menjadi manusia. 'Siapa dia?' batin Senja"Meygan?!" Senja terkejut dengan perubahan wujud ular itu"Apa kamu baik-baik saja Sen?" tanyanya"Ba-baik, aku akan mencari Bayu, A--apakah kau akan tetap di sini? Atau ikut bersamaku?" tanya Sen"Aku tetap disini, berhati-hatilah," kata Meygan"Maaf aku tadi hampir melukaimu, aku tidak tahu itu kamu, Mey,""Tak masalah, paling tidak kamu sekarang jadi tahu wujudku," kata MeyganMeygan teman se asrama Senja. Ia jar

  • My Handsome Partner   31. Ketahuan

    Sesuatu berpendar dari dalam kantong. Mengingat Salim adalah ahli senjata, maka benda itu pasti juga merupakan senjata rahasia. "Kita bahkan belum menemukan musuh, buat apa semua senjata ini disaat dunia begitu damai dan indah," kata Senja"Jaga ucapanmu, Sen. Apa kau lupa jika kata-kata mu itu begitu berbahaya," kata Senja "Bukankah itu nyata? Aku bahkan punya tongkat Pelia, panah lengkap dengan busur indahnya dan ini apa lagi?" tanya SenjaSenja membolak balik benda yang sesekali bercahaya itu. Benda seukuran telur ayam dengan bentuk yang lebih pipih. Ia memiliki warna zamrud dan satu warna ruby. Senja menggosokkan benda itu diatas celananya seolah membersihkan. Tiba-tiba benda itu mengeluarkan sesuatu seperti sayap di kanan kirinya. Benda itu mengambang di hadapan Senja, cahayanya meredup. "Wah, apa yang benda ini bisa perbuat, Bay?" tanya SenjaBayu mengamatinya lebih detile. Ia membolak balikan benda ditangannya itu. Mengintip dan melihat nya lebih dekat seolah mencari sesuatu

  • My Handsome Partner   30. Kecewa

    Fajar mengajak Senja menjauh dari perayaan. Ia tak ingin ada seorangpun yang mengganggu mereka berdua. "Senja, apa kau tahu berapa lama perjalanan dari kota kita sampai sini?”"Ya aku tahu,""Aku benar-benar merindukanmu. Aku senang mendengar suaramu saat pertama kali sejak kau pergi," kata Fajar"Ada sesuatu yang menenangkan saat itu. Aku bersyukur kau masih hidup,""Terimakasih, kita sudah tidak memiliki hubungan apapun. Ntah itu apa yang kau katakan tentang Prita benar atau tidak,""Bukankah aku sudah mengatakannya padamu?""Semacam telat kupikir. Andai kau menghargaiku sebagai pacar lima tahun mu, saat rencana itu baru rencana pun kau bisa mengatakannya lebih dulu. Kali ini yang terjadi adalah kau tidak menganggapku ada. Dan Tuhan menghilangkanku dari dunia setelahnya,""Kamu ngomong apa si? Aku disini karena ingin bertemu denganmu. Bukankah saat ini kamu adalah nyata? Aku bahagia bisa bertemu lagi denganmu, kita bisa bersama lagi," ucap Fajar"Aku gak bisa," kata Senja"Kenapa? k

  • My Handsome Partner   29. Perayaan Galie

    Sen akhirnya bisa mengarahkan Monster Saltic ke lembah Raksasa. Kini ia merasa lega. Mereka hanya perlu mengecek kesokan harinya dan melihat apakah laba-laba besar itu sudah membuat sarang baru."Kita sebaiknya segera pulang. Hari ini ada perayaan di Desa Galie," kata Bayu"Benarkah? aku bisa mengambil banyak foto hari ini," ucao Senja dengan raut wajah senang"Kau bahkan lupa dengan lelah yang baru kita lewati," kata Bayu"Ini bisa jadi baru pemanasan, Bay. Kita masih perlu banyak belajar, akupun perlu banyak melatih fisikku,""Ah iya, kau harus latihan berlari. Bisa-bisa kau sellu ketinggalan dariku,""Baik, baik. Teanang saja, aku kan mulai berlatih saat ini," kata Senja.Ditampat lain. Fajar sejak subuh berada di kantor yang lebih mirip markas perampok. Ada banyak pria dengan badan besar dan bertato berjaga di sekitar Mandor Mus. Selain puluhan orang yang berjaga, ada pula yang berada di dalam menemani tuannya berbagi cerita, sebagian yang lain orang-orang yang berbadan kurus yang

  • My Handsome Partner   28. Gelembung Jingga

    'Sen.. Tenanglah. Mendekatlah ke arah Bayu,'Senjayang masih terisak dengan tangisnya mengikuti kata Afreda. Ia mencoa tenang, lalu memperhatikan seluruh bagian tubuh Bayu dari kepala hingga kaki. Lalu dengan kekuatannya lagi, Senja menghilangkan tanah yang menyelimuti Bayu.Senja melihat peluit yang tergantung di leher Bayu. Ia ingat peluit itu bisa ia gunakan untuk memanggil Guru Hameez. Senja segera melepaskannya dari leher Bayu.Ia kemudian meniupnya beverapa kali.Senja memejamkan matanya. Ia menghembuskan energi kosmo ke sekitarnya secacara tidak sadar. Pohon dan benda lain disekitarnya menyimpan energi itu. Rasa sedih yang Senja rasakan ikut menyeruak membentuk gelembung-gelembung kecil yang berwarna ungu. Ia membuat beberapa bagian pohon layu dan beberapa binatang lemas seolah energi mereka ikut tersedot saat itu juga. Lalu harapannya muncul, saat sekali lagi Senja meniup peluit itu. Ia membayangkan Guru Hameez yang datang dengan terbang menyerupai elang. Harapan dan optimist

  • My Handsome Partner   27. Membeku

    Senja dan Bayu melihat ke arah belakang mereka. Ada bagian hutan yang tidak terlalu rapat kanopinya, sehingga siapapun bisa melihat dengan jelas tubuh tinggi besar Moster Saltic. Ia bergerak lambat dan tak melompat. Senja tahu, seperrtinya Menster itu memperhatikan seseuatu di depannya. Mangsa atau semacamnya. Karena saat itu masih dalam jam berburu makanan untuk si Monster."Kita memunggunginya, Bay,""Iya, gunakan kekuatan kosmosmu, Sen. Kau hanya harus mengumpulkan energi lalu arahkan padanya agar ia mau mengikuti mau mu, lalu arahkan ke Lembah Raksasa," kata Bayu"Bay, bolehkah aku jujur?""Apa?""Jujur dari kita berdiri ini, aku sama sekali tidak tahu dimana arah Lembah Raksasa,""Hemm, itu ada di bagian barat daya kita, Sen. Ah tapi terlalu rumit kalau kau tidak tahu arah. Begini saja, kau ingat pohon berbunga kuning?""Iya. Pohon yang mengeluarkan aroma buah itu ya? Ya aku pernah melihatnya banyak di Lembah Raksasa,""Nah! fokuskan pada pohon itu setelah energimu mengunci piki

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status