Home / Urban / My Hot Boss / BAB 3 Ternyata Dia?

Share

BAB 3 Ternyata Dia?

last update Last Updated: 2023-12-07 08:22:00

Setelah mengetahui jika Fanny itu adalah benar-benar calon kuasa hukum perusahaannya. Adam pun memutuskan melepaskan Fanny.

“Antarkan dia dengan barang-barangnya, ke tempat yang dia mau dan jangan lupa untuk menuliskan alamatnya!” ucap Adam kepada Jhon.

Lelaki itu memilih langsung berangkat ke perusahaan dan membiarkan Jhon mengurusi Fanny.

“Kau benar-benar akan mengantarkanku ke alamat yang aku tuju bukan? Jika tidak, tidak masalah aku bisa memesan taksi,” ucap Fanny dengan ketakutan yang besar.

“Nona, tidak ada taksi di tempat ini meski kau akan menunggu berjam-jam, silahkan naik,” ucap Jhon dengan raut ramahnya.

Fanny pun mengangguk dan segera melangkah masuk menuju mobil.

Setelah menyerahkan secarik alamat kepada Jhon, wanita itu pun duduk manis di kursinya tanpa pembicaraan sepatah kata pun.

“Menarik,” gumam Jhon yang melihat ada hal khusus yang dimiliki Fanny.

Wanita itu bahkan tidak menggunakan make up, tapi pancaran kecantikannya begitu mempesona. Begitulah Jhon mulai mengerti perubahan sikap dari atasannya tadi.

“Anda yakin berhenti di sini?” tanya Jhon.

“Tentu, terima kasih sudah mengantarkan, oh ya Tuan ... tetaplah seramah itu ... Anda lebih keren dari bos Anda itu, sangat menyeramkan,” ucap Fanny sambil bergegas pergi setelahnya.

Jhon nyaris saja terpingkal-pingkal mendengarnya, namun sebuah motor yang terhenti di belakang mobil membuat Jhon berpikir ribuan kali.

“Sialan! Dia bilang aku menyeramkan?” ucap Adam yang langsung melangkah turun dari motornya itu.

“Tuan, Anda menyusul?” tanya Jhon yang bingung.

Namun mata Adam terus mengikuti sosok Fanny yang kini tengah berjalan di gang sempit di depan mereka.

“Aku bisa mengikutinya jika Anda mau,” ucap Jhon yang melihat Adam terus mengawasi Fanny.

“Tidak perlu! Rumah tikus dara ya … pasti gang kecil seperti ini! Ayo kembali ke perusahaan!” ucap Adam yang kembali menaiki motornya lalu menikung cepat berbalik arah ke perusahaan.

Jhon tersenyum lebar melihat atasan nya itu.

Sesampainya di perusahaan.

“Kenapa dia tak juga datang?” ucap Adam yang terus menunggu kedatangan Fanny dengan gelisah.

Laki-laki ini berjalan mondar-mandir di dalam ruangannya.

TAPP TAPP

Suara langkah sepatu heels khas wanita terdengar di telinganya.

Adam yang berpikir jika itu Fanny pun bergegas duduk di kursi kerjanya dan mengatur posisi terbaiknya untuk terlihat sibuk.

“Tuan,” ucap Sharena.

“Kau?” jawab Adam yang sangat kecewa karena yang datang bukanlah Fanny melainkan Sharena.

“Maaf Tuan, Nona Fanny- calon kuasa hukum legal Anda mengkonfirmasi dan meminta waktu sampai besok untuk datang,” ucap Sharena kepadanya.

“Tidak bisa, dia tetap harus datang hari ini atau tidak sama sekali, kita sudah lama menunggunya tapi dia seenaknya saja datang dan menunda-nunda, dipikirnya ini perusahaan moyangnya!” ucap Adam panjang lebar membuat Sharena pun terperangah.

“Cepat telpon dia dan suruh dia datang dalam tiga puluh menit!” ucap Adam menambahkan.

“Baik Tuan,” jawab Sharena dengan tatapan yang masih melongo karena bingung juga terkejut.

Bagaimana tidak, sudah dua tahun Sharena bekerja di sini dan baru kali ini dia mendengar Adam bicara sangat panjang lebar kepadanya. Mengingat biasanya hanya tidak perlu,baiklah, terima kasih, dan kata kata standar lainnya saja yang diucapkan lelaki tersebut.

Tatapan Sharena pun mengunci Jhon yang juga menatapnya penuh arti.

Sesampainya di ruangannya, Sharena kembali menghubungi Fanny.

“Nona Fanny, mohon maaf tapi CEO kami ingin Anda datang dalam tiga puluh menit atau penawaran kami akan dibatalkan,” ucapnya kepada Fanny.

Sharena menutup teleponnya. Wanita ini masih memutar otaknya seraya memandangi bioprofil seorang wanita di depannya.

FANNY CESA?

“Kenapa aku merasa akan mendapat masalah dengan kehadiran wanita seculun ini?” ucap Sharena sambil memandangi foto kusam Fanny di depannya yang berambut coklat dan juga berkacamata tebal ini.

Bagi Sharena, foto ini jelas tidak menarik sedikitpun, tapi dari perubahan Adam tadi Sharena menjadi khawatir jika saja wanita ini akan menjadi masalah yang mengancam perjuangannya menaklukkan Adam.

“Tidak mungkin, Adam lelaki normal dan juga sangat tampan ... dia pasti akan lebih memilih wanita sepertiku,” ucap Sharena menambah rasa percaya dirinya.

Sementara itu di salah satu kamar kost Lotus. Fanny tengah menyisir rambut coklatnya itu dengan perlahan.

“Aku harus mengecat rambut merah ini lagi,” ucapnya sambil memperhatikan sebagian dari ujung rambutnya yang telah kembali menunjukan warna aslinya yang merah setelah beberapa minggu tak di cat ulang.

Fanny juga kembali mengenakan kaca matanya.

“Sudah cukup,”ucapnya.

Fanny memang telah satu tahun ini rajin menutupi identitas aslinya dengan warna rambut coklat dan juga kacamata besarnya. Bukan apa-apa, dia tidak mau membuat lelaki di sekitarnya memandangnya lebih hanya karena rambut merah yang dipercaya sangat disukai kaum adam mengingat katanya wanita berambut merah cenderung memiliki gairah yang sangat besar dan sangat pandai melayani ranjang lelakinya.

Inilah yang membuat Fanny tidak nyaman sehingga dia memutuskan untuk menyembunyikan identitasnya itu.

Melangkah ke perusahaan Hussein Group, adalah mimpi terbesarnya. Setelah lama hidup di panti asuhan dan dengan beasiswa murni dia bisa masuk di Fakultas Hukum Oxford University, bekerja di Hussein Group yang merupakan salah satu raksasa bisnis di negaranya ini adalah mimpi terakhirnya.

“Nona, saya akan menemui Tuan Adam Zayyid Hussein,” ucap Fanny kepada staff di lobi.

“Identitas Anda?”tanya staff tersebut.

Fanny pun menyerahkan kartu identitasnya itu kepadanya.

“Nona, silahkan ikut dengan saya,” ucap staff tersebut sambil terus melangkah.

Fanny mengikutinya dengan antusias. Matanya mengitari seluruh ruangan lobi yang sangat besar ini.

“Hussein Group, i am coming” ucap Fanny sambil terus melangkah.

Sesampainya di depan pintu ruangan bertanda CEO ROOM, staff tersebut mempersilakan Fanny untuk masuk.

“Terima kasih,”ucap Fanny.

Dengan langkah yang mendadak gemetaran, Fanny melangkah masuk ke dalam ruangan luas yang sangat lengang dan sepi itu.

“Kau terlambat datang di hari pertama mu bekerja! Bagaimana seorang kuasa hukum bisa melakukannya?” ucap seseorang yang sangat dikenalnya itu terdengar dari arah sudut ruangan.

“Kau? Sedang apa kau di sini? Apa urusanmu mengomentariku, aku kesini untuk menemui Tuan Adam Zayyid Hussein, bukan lelaki tak bermoral sepertimu!” ucap Fanny sangat kesal.

“Aku tidak percaya akan mempekerjakan seorang ahli dengan kelakuan brutal sepertimu!” ucap Adam sambil melangkah dan segera duduk di kursi kerjanya.

“Siapa juga yang akan bekerja sama kamu!” ucap Fanny sambil mendelik kesal.

Namun semakin menolaknya, Adam justru semakin tertarik kepada Fanny.

“Ini namaku, lihat foto itu? Akulah Adam Zayyid Hussein!” ucap Adam sambil mengetuk-ngetukan jari tangannya di meja.

Fanny terdiam, wanita itu mendadak bungkam ketika melihat apa yang ditunjukkan Adam kepadanya.

Wanita hanya bisa melongo sambil memperhatikan kembali nama lengkap yang terukir pada meja yang bertuliskan nama CEO Hussein Group sesuai dengan yang tertera pada surat kontrak kerjanya.

"Gila? Ini tak masuk akal! Bagaimana seorang bodoh dan omesh seperti dia menjadi pimpinan Group sehebat ini? Ahhh... Bagaimana ini?" batin Fanny.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Hot Boss   Ending

    Setelah kemenangan besar itu, tim Fanny kembali ke markas mereka yang tersembunyi, tempat di mana mereka mulai merencanakan langkah-langkah selanjutnya untuk memastikan bahwa dunia yang baru mereka selamatkan tetap aman. Fanny duduk di meja pertemuan bersama Adam dan anggota tim lainnya, masing-masing merenung tentang apa yang baru saja terjadi.“Zero memang sudah runtuh, tapi kita tahu ini bukan akhir,” ujar Fanny, suara tegasnya mengisi ruangan. “Ada banyak kelompok lain yang mungkin sudah menunggu kesempatan untuk mengisi kekosongan kekuasaan yang ditinggalkan Zero. Kita harus memantau semuanya dengan lebih ketat.”Adam mengangguk. “Aku setuju. Ini hanya langkah pertama. Kita telah menghentikan mereka, tapi mereka bukan satu-satunya yang memiliki agenda tersembunyi.”Mason yang duduk di sudut meja dengan ekspresi serius menambahkan, “Selama sistem Zero masih ada jejaknya, akan ada orang-orang yang mencoba memanfaatkan teknologi yang tertinggal. Mereka tahu betul bagaimana memanipul

  • My Hot Boss   Reaksi Publik

    Ketegangan di markas Quantum Grid semakin memuncak. Serangan dari Zero semakin menggila, dan setiap detik yang berlalu semakin menambah rasa takut dan kecemasan. Fanny tidak hanya harus menghadapi ancaman dari dunia maya, tetapi juga dari serangan fisik yang menghantui di luar markas mereka.Mason, yang memimpin pertahanan fisik, berlari ke ruang kontrol dengan wajah penuh kecemasan. "Fanny, kami butuh lebih banyak waktu! Mereka mulai menguasai distrik utama, dan orang-orang di luar mulai panik! Kami harus menghentikan serangan fisik ini—segera!"Fanny menarik napas panjang, meskipun rasa cemas hampir menghancurkannya. "Adam, kita harus membuka akses ke data utama mereka lebih cepat! Semakin lama kita menunggu, semakin banyak nyawa yang terancam."Adam menatap layar dengan tatapan yang tajam. "Sistem Zero semakin rumit. Mereka memperkuat firewall mereka saat kita semakin mendekat. Tapi aku bisa melakukannya, Fanny. Cuma perlu sedikit waktu."Fanny menoleh ke Gavin dan Mason yang tampa

  • My Hot Boss   Sisa Waktu

    Waktu terus berjalan, dan suasana semakin mencekam. Setiap detik yang berlalu terasa begitu lama. Tim Quantum Grid melangkah lebih jauh ke dalam dunia yang mereka coba taklukkan. Fanny, dengan tekad yang tak tergoyahkan, tetap memimpin timnya dengan penuh keyakinan, meski hatinya penuh kecemasan.Di layar besar, data yang mengalir semakin cepat. Adam memimpin peretasan ke pusat server Zero dengan keterampilan yang luar biasa, tetapi setiap langkah mereka semakin terdeteksi. "Mereka semakin dekat," kata Adam dengan tenang, meskipun keringat dingin mulai mengalir di dahinya.Fanny mengangguk, matanya fokus pada layar yang menunjukkan titik-titik merah di seluruh dunia, tempat di mana Zero mulai melancarkan serangan. "Kita tidak punya banyak waktu," katanya dengan suara yang terdengar lebih tajam. "Kita harus mengakhiri ini sebelum mereka menguasai semuanya.""Satu jam lagi," ujar Gavin dengan wajah tegang. "Jika kita tidak bisa menembus jaringan mereka dalam satu jam, Zero akan memutusk

  • My Hot Boss   Berharap

    Fanny memandang Adam dengan penuh keyakinan, namun di balik tatapan itu, ada rasa khawatir yang dalam. Zero bukanlah ancaman biasa. Mereka telah menginfiltrasi setiap sektor penting, memanfaatkan ketidakstabilan global dengan sangat rapi. Adam mengerti betul betapa besar ancaman itu, tetapi dia juga tahu bahwa tidak ada pilihan lain selain berjuang untuk menghentikan mereka."Adam, apa yang harus kita lakukan?" Fanny bertanya, suaranya terdengar lebih tenang meskipun dunia di sekitarnya terasa semakin genting.Adam mengangguk pelan, menatap layar yang menampilkan peta digital global dan data yang bergerak cepat di sana. "Zero telah menciptakan jaringan komunikasi yang hampir tak terlihat. Mereka mengontrol hampir setiap aliran informasi dan ekonomi. Jika kita ingin menghentikan mereka, kita harus meretas jantung sistem mereka. Saya tahu di mana mereka bersembunyi, tapi kita butuh lebih dari sekadar serangan cyber."Fanny melangkah mendekat, menatap layar yang menunjukkan sebuah lokasi

  • My Hot Boss   Akhirnya

    Tim Quantum Grid bekerja tanpa henti, mempersiapkan segala kemungkinan untuk menghadapi ancaman Zero dan memastikan keselamatan Adam. Fanny mengarahkan perhatiannya sepenuhnya pada pencarian suaminya. Setiap informasi yang mereka dapatkan tentang pulau terpencil itu semakin mempertegas keyakinannya: Adam adalah satu-satunya yang bisa mengakhiri ancaman Zero.Di tengah kesibukan tim, Fanny tidak bisa menahan diri untuk teringat akan kenangan mereka berdua. Adam adalah sosok yang kuat, cerdas, dan penuh perhitungan. Dia bukan hanya seorang pengusaha yang sukses, tapi juga seorang pemikir yang selalu melihat gambaran besar. Hanya dengan kekuatan pikirannya yang luar biasa, Zero dapat dihentikan.Namun, di balik keyakinannya, ada keraguan. Fanny tahu bahwa dunia telah berubah. Zero tak hanya bermain dengan teknologi, tetapi juga dengan kekuatan finansial yang mengancam kesejahteraan seluruh dunia. Setiap detik yang berlalu semakin menambah ketegangan di dalam dirinya. Waktu yang mereka mi

  • My Hot Boss   Zero Mendominasi Bisnis

    Fanny berdiri di depan peta digital yang terpasang di dinding markas, matanya penuh tekad dan kecemasan. Informasi yang baru saja didapatkan Gavin mengenai keberadaan Adam di pulau terpencil itu hanya memperkuat keyakinannya—suaminya adalah satu-satunya yang bisa menghentikan Zero. Dia tahu bahwa Zero tak hanya mengancam dunia maya, tetapi mereka juga merusak pasar bisnis global dengan arogansi mereka yang tak terkendali."Jika kita tidak segera menghentikan Zero, pasar bisnis global akan semakin terpuruk," Fanny berkata dengan suara tegas, walau matanya penuh kecemasan. "Mereka sudah mengendalikan sebagian besar sektor penting dan memanipulasi harga saham. Negara-negara besar terjebak dalam ketidakpastian ekonomi. Jika Zero terus menguasai ekonomi dunia, kita semua akan berada dalam cengkeraman mereka."Gavin, yang sedang memantau layar besar di sisi lain ruangan, mengangguk setuju. "Mereka mulai mengendalikan lebih dari sekadar dunia maya. Zero sudah terlibat dalam perdagangan ilega

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status