Beranda / Urban / My Hot Boss / BAB 2 Tikus Dara

Share

BAB 2 Tikus Dara

last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-07 08:17:35

“Kau mau lari kemana?” ucap Adam yang kini berdiri di belakangnya. Seketika itu juga Fanny menghentikan langkahnya.

Jantung Fanny berfegup tak menentu mendengar suara barithon Adam yang mulai diingatnya itu.

“Kau sangat pemberani untuk seekor tikus, dan kau juga cukup menggoda rupanya,” ucap Adam sambil menghembuskan napasnya di ceruk leher Fanny.

Hembusan hangat napas Adam pun sontak membuat tubuh Fanny meremang dalam desiran yang aneh. Wanita ini mendadak kedinginan dan sangat gugup. Bukan itu saja, rasa takutnya menjadi kian menumpuk ketika langkah kaki Adam mengurungnya semakin dekat.

"Jangan mendekat lagi! Atau aku akan melaporkannya pada Polisi!" bela Fanny mencoba menghentikan langkah pria itu.

"Melaporkan ke Polisi? Atas kejahatan apa? Tidak ada yang dilaporkan ke Polisi dan ditangkap hanya karena mencoba membangun kedekatan seperti ini bukan?" kekeh Adam seraya mendekatkan wajahnya ke arah Fanny dan menyandarka dagunya tepat pada pundak kanan wanita itu.

Sadar jika Fanny sangat gugup, Adam merasa senang sekali, ada kepuasan yang aneh membuatnya merasa sangat bangga. Sementara itu, wajah jelita yang kini menepel pada pipi kirinya itu menyemburatkan rona merah jambu yang sangat menggemaskan.

Adam terpukau melihat hal sesederhana itu bisa membuat Fanny merinding, pria itu akhirnya melebarkan senyumannya yang sulit ditebak.

GEPP

Dengan tangannya sendiri, Adam membopong Fanny dan membawanya naik ke dalam kamar atasnya itu lagi. Dia tidak memedulikan pukulan dan juga teriakan Fanny yang terus terdengar.

"Apa yang kamu lakukan!"

"Lepasin aku!"

Namun jeritan dan pemberontakannya sia-sia. Sedikitpun Adam tak terganggu, dan Fanny akhirnya terkurung kembali di dalam kamar.

“Jangan biarkan siapapun masuk apalagi menyentuhnya!” ucap Adam kepada Jhon.

Lelaki itu mengangguk dan segera memerintahkan beberapa pengawal lainnya untuk menjaga balkon kamar dari bagian luar. Sementara Adam, lelaki ini langsung membubarkan pestanya saat itu juga.

“Kau bahkan belum menyentuhku, Tuan Adam?” ucap salah satu wanita yang berambut pirang seraya berjalan penuh goda ke arahnya.

“Pergilah sekarang juga Winna, aku bosan padamu dan kalian semua!” ucap Adam sambil menyalakan cerutunya dan segera menghisapnya.

Naluri lelakinya mendadak gelisah dan kalut. Adam baru saja merasakan sebuah gairah berbeda yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya.

“Kenapa tikus dara ini terus menggangguku!” rutuk Adam membatin.

Sementara itu di lantai atas. Suara dobrakan pintu terus terdengar lantang. Suara Fanny yang cukup berisik masih jelas terdengar meski dinding beton menghalanginya. Adam tak menggubrisnya, lelaki ini menyalakan musiknya dengan jauh lebih kencang supaya suara teriakan Fanny dan gedoran pintu dari dalam kamarnya itu tidak lagi terdengar.

Malam yang semakin menua, membungkam Fanny dalam kamar asing yang entah milik siapa. Dia terus menangisi apa yang terjadi, namun hingga air matanya mengering dia tetap terkurung di kamar luas ini tanpa bisa menemukan cara untuk bisa keluar.

Fanny hanya bisa pasrah, dia naik ke ranjang karena lantai menjadi semakin dingin dan membuatnya menggigil. Ditariknya selimut, dan dia pun mencoba tertidur. Batinnya menghujat dirinya sendiri, dengan semua nasib yang merana dan sengsara.

“Bagaimana aku bisa menghadiri interviewnya besok jika sekarang saja aku masih berada di sini,” ucapnya lirih.

Besok adalah hari yang paling dinantikan oleh Fanny, wanita ini memiliki sebuah jadwal interview tahap akhir untuk memulai pekerjaan pertamanya di New Filla. Namun dia kini harus menelan pil pahit karena terjebak dalam ruangan tanpa tahu apa yang akan terjadi.

“Bangunlah!” bentak seseorang terdengar samar-samar.

Fanny yang masih menggulung selimut dipelukannya itu pun mengabaikannya begitu saja.

“Sudah tidur dikamar orang lain, kau juga tidak mau bangun! Dasar tikus!” ucap Adam kembali mendamprat Fanny dengan suara baritonnya yang khas.

“Hahh! tikus!” pekik Fanny sambil terbangun dan langsung membuka matanya.

DEGG

Jantungnya seakan hendak berhenti ketika wajah garang di depannya itu tengah menatapnya lamat-lamat.

“Kau seperti mau memakanku? Kau ini makhluk apa?” tanya Fanny meluncur dengan derasnya.

“Makhluk? Kau tidak mengenalku? Aneh sekali? Jangan-jangan kau lah yang makhluk aneh!” ucap Adam mendadak jadi banyak bicara.

Jhon yang berdiri di pintu seketika terkekeh sambil menutup mulutnya karena khawatir Adam akan mengetahui jika dia menertawakannya.

“Aku beri waktu lima menit untuk mandi! Bajumu sudah disiapkan jika kau masih ingin hidup!” ucap Adam sambil melentingkan kemejanya demi menunjukkan bekas gigitan Fanny yang sukses merobek kulit lengannya itu.

“Tidak bisa begitu! Aku punya dua pertanyaan untukmu makhluk aneh!” ucap Fanny dengan tatapan menusuk tajam.

GLEG

Adam meneguk salivanya dengan sangat kasar, harga dirinya semakin dibabat habis oleh wanita di depannya ini yang terlihat tak takut sedikitpun kepadanya.

“Berani sekali kau terus berkicau kepadaku!” jawab Adam.

“Jangan menyelaku terus! Pertama ... bagaimana aku bisa berada di sini? Kedua ... dimana kita sekarang? Aku memiliki janji penting pagi ini dengan Hussein Group yang sudah menunggu kepulanganku dua bulan ini untuk wawancara khusus, jika aku sampai gagal mendapatkan pekerjaan pertamaku itu! Akan kupastikan kau akan ketakutan setengah mati karena tikus ini akan terus memangsa setiap inci kulit ari mu,” ucap Fanny tanpa rasa takut sedikitpun.

Adam mendengus kesal.

“Pertanyaan apa itu? Dasar stupid! Dan lagi, siapa kau sampai Hussein Group menunggu kedatanganmu seperti itu?” ucap Adam sambil terkekeh.

“Bedebah! Kau memang lelaki aneh makhluk yang tidak jelas rimbanya, tampangmu saja yang tampan, tubuhmu yang kekar tapi otakmu seperti kerang bakar, siapa kamu? Kau menyepelekan seorang Fanny Cesa!” umpat Fanny sambil melangkah ke dalam kamar mandi setelah menyambar handuk dan pakaian yang terjuntai di kursi.

GLEG

Seketika saliva Adam memenuhi kerongkongannya, membuat lelaki ini terus meneguknya dengan kasar.

“Sharena! Apa kau sudah mengkonfirmasi calon Kuasa Hukum ku itu?” ucap Adam kepada stafnya di Hussein Group yang bernama Sharena melalui panggilan telepon.

“Maafkan saya Tuan, karena nomor ponselnya tidak pernah menjawab sejak malam tadi, saya belum bisa memastikannya, Oh ya ... Tuan CEO, saya sudah menyiapkan sarapan untuk Anda yang ...” ucap Sharena terpotong karena Adam langsung memutuskan sambungan teleponnya.

“Jhon! Mana ponsel tikus itu?” tanya Adam.

Adam ingat jika beberapa kali sejak kemarin ponsel Fanny terus berdering.

Tak berapa lama setelahnya, Jhon menyerahkan sebuah ponsel OPPO F9 kepadanya.

“Ini ponselnya?” ucap Adam dengan kening mengkerut.

Tentu saja dia sangat terkejut karena di era modern seperti ini ponsel tersebut sudah cukup usang meski memang masih bisa digunakan untuk beberapa aplikasi office standard.

Di era finger print dan pengamanan ponsel menggunakan retina, ponsel milik Fanny bahkan tak terkunci meski hanya dengan sandi angka. Dengan mudah Adam bisa membukanya dan segera mengecek log panggilan pada perangkat tersebut.

“Jhon, apakah ini nomor kantor kita?” tanya Adam sambil menunjukkan nomor yang tertera dalam log panggilan ponsel Fanny tersebut.

Sejenak Jhon mengamatinya.

“Benar, itu nomor dari bagian personalia” jawab Jhon sambil menunjukan kontak di ponselnya.

Adam mendengus sangat kesal.

Lelaki itu jelas tidak menyangka jika dia akan berurusan dengan wanita itu lebih lama.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • My Hot Boss   Ending

    Setelah kemenangan besar itu, tim Fanny kembali ke markas mereka yang tersembunyi, tempat di mana mereka mulai merencanakan langkah-langkah selanjutnya untuk memastikan bahwa dunia yang baru mereka selamatkan tetap aman. Fanny duduk di meja pertemuan bersama Adam dan anggota tim lainnya, masing-masing merenung tentang apa yang baru saja terjadi.“Zero memang sudah runtuh, tapi kita tahu ini bukan akhir,” ujar Fanny, suara tegasnya mengisi ruangan. “Ada banyak kelompok lain yang mungkin sudah menunggu kesempatan untuk mengisi kekosongan kekuasaan yang ditinggalkan Zero. Kita harus memantau semuanya dengan lebih ketat.”Adam mengangguk. “Aku setuju. Ini hanya langkah pertama. Kita telah menghentikan mereka, tapi mereka bukan satu-satunya yang memiliki agenda tersembunyi.”Mason yang duduk di sudut meja dengan ekspresi serius menambahkan, “Selama sistem Zero masih ada jejaknya, akan ada orang-orang yang mencoba memanfaatkan teknologi yang tertinggal. Mereka tahu betul bagaimana memanipul

  • My Hot Boss   Reaksi Publik

    Ketegangan di markas Quantum Grid semakin memuncak. Serangan dari Zero semakin menggila, dan setiap detik yang berlalu semakin menambah rasa takut dan kecemasan. Fanny tidak hanya harus menghadapi ancaman dari dunia maya, tetapi juga dari serangan fisik yang menghantui di luar markas mereka.Mason, yang memimpin pertahanan fisik, berlari ke ruang kontrol dengan wajah penuh kecemasan. "Fanny, kami butuh lebih banyak waktu! Mereka mulai menguasai distrik utama, dan orang-orang di luar mulai panik! Kami harus menghentikan serangan fisik ini—segera!"Fanny menarik napas panjang, meskipun rasa cemas hampir menghancurkannya. "Adam, kita harus membuka akses ke data utama mereka lebih cepat! Semakin lama kita menunggu, semakin banyak nyawa yang terancam."Adam menatap layar dengan tatapan yang tajam. "Sistem Zero semakin rumit. Mereka memperkuat firewall mereka saat kita semakin mendekat. Tapi aku bisa melakukannya, Fanny. Cuma perlu sedikit waktu."Fanny menoleh ke Gavin dan Mason yang tampa

  • My Hot Boss   Sisa Waktu

    Waktu terus berjalan, dan suasana semakin mencekam. Setiap detik yang berlalu terasa begitu lama. Tim Quantum Grid melangkah lebih jauh ke dalam dunia yang mereka coba taklukkan. Fanny, dengan tekad yang tak tergoyahkan, tetap memimpin timnya dengan penuh keyakinan, meski hatinya penuh kecemasan.Di layar besar, data yang mengalir semakin cepat. Adam memimpin peretasan ke pusat server Zero dengan keterampilan yang luar biasa, tetapi setiap langkah mereka semakin terdeteksi. "Mereka semakin dekat," kata Adam dengan tenang, meskipun keringat dingin mulai mengalir di dahinya.Fanny mengangguk, matanya fokus pada layar yang menunjukkan titik-titik merah di seluruh dunia, tempat di mana Zero mulai melancarkan serangan. "Kita tidak punya banyak waktu," katanya dengan suara yang terdengar lebih tajam. "Kita harus mengakhiri ini sebelum mereka menguasai semuanya.""Satu jam lagi," ujar Gavin dengan wajah tegang. "Jika kita tidak bisa menembus jaringan mereka dalam satu jam, Zero akan memutusk

  • My Hot Boss   Berharap

    Fanny memandang Adam dengan penuh keyakinan, namun di balik tatapan itu, ada rasa khawatir yang dalam. Zero bukanlah ancaman biasa. Mereka telah menginfiltrasi setiap sektor penting, memanfaatkan ketidakstabilan global dengan sangat rapi. Adam mengerti betul betapa besar ancaman itu, tetapi dia juga tahu bahwa tidak ada pilihan lain selain berjuang untuk menghentikan mereka."Adam, apa yang harus kita lakukan?" Fanny bertanya, suaranya terdengar lebih tenang meskipun dunia di sekitarnya terasa semakin genting.Adam mengangguk pelan, menatap layar yang menampilkan peta digital global dan data yang bergerak cepat di sana. "Zero telah menciptakan jaringan komunikasi yang hampir tak terlihat. Mereka mengontrol hampir setiap aliran informasi dan ekonomi. Jika kita ingin menghentikan mereka, kita harus meretas jantung sistem mereka. Saya tahu di mana mereka bersembunyi, tapi kita butuh lebih dari sekadar serangan cyber."Fanny melangkah mendekat, menatap layar yang menunjukkan sebuah lokasi

  • My Hot Boss   Akhirnya

    Tim Quantum Grid bekerja tanpa henti, mempersiapkan segala kemungkinan untuk menghadapi ancaman Zero dan memastikan keselamatan Adam. Fanny mengarahkan perhatiannya sepenuhnya pada pencarian suaminya. Setiap informasi yang mereka dapatkan tentang pulau terpencil itu semakin mempertegas keyakinannya: Adam adalah satu-satunya yang bisa mengakhiri ancaman Zero.Di tengah kesibukan tim, Fanny tidak bisa menahan diri untuk teringat akan kenangan mereka berdua. Adam adalah sosok yang kuat, cerdas, dan penuh perhitungan. Dia bukan hanya seorang pengusaha yang sukses, tapi juga seorang pemikir yang selalu melihat gambaran besar. Hanya dengan kekuatan pikirannya yang luar biasa, Zero dapat dihentikan.Namun, di balik keyakinannya, ada keraguan. Fanny tahu bahwa dunia telah berubah. Zero tak hanya bermain dengan teknologi, tetapi juga dengan kekuatan finansial yang mengancam kesejahteraan seluruh dunia. Setiap detik yang berlalu semakin menambah ketegangan di dalam dirinya. Waktu yang mereka mi

  • My Hot Boss   Zero Mendominasi Bisnis

    Fanny berdiri di depan peta digital yang terpasang di dinding markas, matanya penuh tekad dan kecemasan. Informasi yang baru saja didapatkan Gavin mengenai keberadaan Adam di pulau terpencil itu hanya memperkuat keyakinannya—suaminya adalah satu-satunya yang bisa menghentikan Zero. Dia tahu bahwa Zero tak hanya mengancam dunia maya, tetapi mereka juga merusak pasar bisnis global dengan arogansi mereka yang tak terkendali."Jika kita tidak segera menghentikan Zero, pasar bisnis global akan semakin terpuruk," Fanny berkata dengan suara tegas, walau matanya penuh kecemasan. "Mereka sudah mengendalikan sebagian besar sektor penting dan memanipulasi harga saham. Negara-negara besar terjebak dalam ketidakpastian ekonomi. Jika Zero terus menguasai ekonomi dunia, kita semua akan berada dalam cengkeraman mereka."Gavin, yang sedang memantau layar besar di sisi lain ruangan, mengangguk setuju. "Mereka mulai mengendalikan lebih dari sekadar dunia maya. Zero sudah terlibat dalam perdagangan ilega

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status