Share

3. The Hottest Man (18+)

WARNING 18+ BOCIL MINGGIR DULU HAHA.

__________***__________

"Happy Birthday!" 

Ramai. Para wanita dan pria berkumpul di satu table. Ada sebuah surprise party kecil-kecilan di kelab malam ibu kota yang lumayan terkenal. Lagu selamat ulang tahun diremix dengan musik DJ hot di atas stage. Semua orang menari dan berjingkrak. 

Salah satu wanita yang mendapat kejutan itu hanya bisa menahan haru tak percaya apa yang sudah teman-temannya lakukan. 

"Happy Birthday, Honey!" teriak salah seorang sahabatnya seraya memeluk wanita tersebut. Disusul ucapan teman-temannya yang lain.

"Terima kasih, gue nggak nyangka kalau kalian akan melakukan ini," ujar wanita itu hampir menangis. 

"Ah, Baby. Ini hal kecil, yang penting lo bahagia," ujar sahabat lainnya lagi.

"Sekali lagi terima kasih, kalian semua aku traktir minum sepuasnya!" Wanita yang sedang berulang tahun itu berteriak, dan disambut heboh oleh teman-temannya. 

"Ayo! Kita berpesta!" 

DJ menambah beat musiknya. Hingga terdengar mengentak. 

"Ayo! Kita menari." 

Mereka yang berpasangan langsung turun ke lantai dansa dan berjoget di bawah guyuran lampu warna-warni yang menembak setiap penjuru kelab.

"Have fun!" teriak wanita yang mendapat surprise party itu. Dia adalah Sonia, di kelab itu dialah ratu. Cantik dan seksi. Tidak ada yang bisa menandingi. Semua lelaki berlomba-lomba ingin mendapatkannya. Namun, sayangnya belum ada yang berhasil mengetuk hatinya.

"Sonia, apa dia sudah mengucapkan selamat ke lo?" tanya Jenni, sahabat Sonia. Mata wanita itu mengarah pada seorang DJ yang terlihat sedang menikmati permainan musiknya. 

"Belum, dia mungkin lupa," jawab Sonia, pandangannya lurus menatap pria yang Jenni maksud. 

"Nggak mungkin dia lupa. Lo mau minta kado apa dari dia?" tanya Jenni iseng. Padahal wanita itu tahu betul keinginan Sonia terhadap lelaki itu. 

Sonia meraih gelas minumnya. "Lo tahu apa yang gue mau." 

"Dia pasti mau karena ini ulang tahun lo. Bukannya dia itu sayang sama lo?"

Sonia mendengus. "Nggak semudah itu. Bahkan saat gue naked pun kayaknya dia nggak tertarik."

Jenni pura-pura terkejut. "Mustahil. Dia bisa tidur dengan wanita mana saja bahkan yang nggak cantik sekali pun, tapi kenapa sama lo dia nggak mau?"

Sonia mengedikkan bahu. "Entah, mungkin karena gue adik tirinya."

"Ayolah, kalian itu beda bapak, beda ibu."

"Tetap saja, ayahnya sudah menikahi ibu gue. Kesialan yang hakiki," umpat Sonia meneguk minumannya.

"Lihat, dia turun. Pasti dia mau hampiri elo."

Dari posisinya Sonia menahan napas. Pria tampan sejagat bagi Sonia itu sedang berjalan ke arahnya. Beberapa orang menyapanya. Siapa sih yang tidak kenal dengan pria itu. Dia adalah raja di kelab ini. DJ yang andal, dan pemain yang hebat. Hanya saja, Sonia belum pernah merasakan itu. Dia hanya dengar dari orang-orang kalau Alex selalu bermain menakjupkan di atas ranjang. Iya, nama lelaki itu Alex, pemilik kelab sekaligus kakak tiri Sonia.

Sonia menggigit bibir bawahnya. Penampilan Alex malam ini sungguh menyiksa. Tampannya tak terbantahkan lagi. Jauh sebelum menjadi adik tiri lelaki itu, Sonia sudah jatuh cinta padanya. Dan jantungnya mendadak berhenti berdetak ketika Alex sudah berdiri di hadapannya. Pria itu mengulurkan tangan padanya. 

"Selamat ulang tahun," ucap Alex menatap Sonia lurus.

Wanita itu tampak grogi menyambut uluran tangan Alex. "Terima kasih, Lex." Dia mengulas senyum tipis. 

"Lo mau kado apa dari gue?" tanya Alex.

Mata Sonia berbinar, dia melempar pandang penuh bahagia pada sahabatnya, Jenni. Jenni juga terlihat tersenyum lebar.

"Ada. Apa lo mau mengabulkan?" tanya Sonia lagi. 

"Tentu. Kalau gue mampu." 

"Gue yakin lo mampu." 

"Oke, apa itu?"

Sonia tersenyum. Lalu ia mencondongkan badan ke depan Alex. Mengisyaratkan Alex untuk menundukkan kepala, karena lelaki itu terlampau tinggi. Sonia mendekat ke telinga Alex, setelah lelaki itu menunduk. Dia membisikkan sesuatu di sana. Setelah itu dia menjauhkan badannya kembali. 

Alex agak terkejut mendengar permintaan Sonia. Dia memandang Sonia yang kini tersenyum lebar. 

"Lo yakin?" tanya Alex menyipitkan mata. 

"Gue sangat yakin. Please, kabulin, ya."

Alex mendesah. "Kalau itu gue nggak bisa. Gue bisa digantung sama emak lo."

"Itu nggak akan, Lex." Sonia melingkari lengan lelaki itu. "Please, sekali ini saja."

Sonia sudah membayangkan bagaimana tubuh kekar Alex memeluknya. Dia ingin merasakannya. Menikmati sentuhan lelaki itu. 

"Lo bisa tidur sama perempuan mana pun tapi kenapa sama gue enggak?" 

Alex memutar bola mata. Dia tahu adik tirinya itu selalu menggodanya. Namun, dia tidak terpengaruh. Tepatnya berusaha tidak terpengaruh. Sonia nyaris tiap hari mengenakan busana seksi di rumah. Wanita itu seolah sengaja melakukan itu agar Alex tergoda. Tapi jangankan menatap, melirik pun Alex tidak. Dan sekarang, lihat apa yang adiknya minta di hari ulang tahunnya? 

"Pertama lo itu adik tiri gue, kedua perempuan-perempuan itu membayar gue buat nemenin mereka tidur," jelas Alex.

"Gue akan bayar lo. Berapa yang lo minta?" 

Alex menatap tajam Sonia. "Ini bukan soal uang, Sonia." 

"Lalu apa? Soal gue adik tiri lo? Bullshit banget. Kita itu beda bapak ibu. Apa masalahnya." 

Alex mengusap wajah dengan sebelah tangannya. "Oke, ikut gue."

Seketika Sonia tersenyum lebar dengan mata berbinar. Lalu mengikuti Alex beranjak. Tidak lupa dia melambai pada Jenni yang sedang menikmati minumannya. Jenni menggerakkan bibir seperti berucap : have fun.

Alex mengajak Sonia ke lantai dua. Dia berjalan dengan santai mengabaikan tatapan memuja dari para wanita yang berpapasan dengannya. 

"Kita nggak ke hotel aja?" tanya Sonia ketika Alex melangkah menuju ruang kerjanya di lantai dua. 

"Nggak perlu."

"Oke, nggak masalah." 

Mereka memasuki sebuah ruangan gelap. Sonia tahu ini ruang kerja Alex. Lelaki itu tidak berniat menyalakan lampunya. Begitu pintu tertutup, tubuh Sonia seperti ditarik, dan terhempas ke dinding. Dia belum bersiap apa pun saat sebuah serangan menyambar bibirnya. Dia tahu Alex yang melakukan nya. Ini gila, bahkan baru ciumannya saja tubuh Sonia serasa disetrum listrik berkilo-kilo watt. Ini memabukkan. 

Ia merasakan sebuah tangan meremas bokongnya. Dia melenguh, dan lengannya mengalung pada leher pria itu. Alex memperdalam ciumannya, dan semakin meremas keras kedua bokong Sonia. 

Setelah beberapa saat lamanya Alex melepas ciumannya. "Lo yakin akan melakukan ini sama gue?" tanya Alex sekali lagi. 

"Yakin, ini adalah kado ultah terindah," jawab Sonia dengan napas terengah.

Sejurus kemudian, Alex mengangkat tubuh Sonia. Kedua kaki wanita itu sontak melingkari pinggang pria itu. Alex berjalan menuju sofa, dan duduk di sana dengan Sonia yang berada di pangkuannya. Mereka kembali berciuman. Tangan Alex bergerak mengusap kedua paha Sonia yang tersingkap. Padahal dia sudah menahan untuk tidak pernah menyentuh wanita itu. Tapi kali ini sepertinya pertahanannya jebol. Alex terus mengumpat dalam hati, ketika diam-diam dia mengaggumi tubuh Sonia yang sempurna. Dia merasa sudah tidak waras lagi karena berniat meniduri adik tirinya. 

Tapi, bukankah ini kemauan Sonia sendiri? 

Alex terus mencumbu leher jenjang Sonia. Menjilat dan kadang menggigit membuat wanita itu mendesah. Ya, Sonia tidak perlu malu-malu lagi. Sudah dari sejak lama dia menginginkan ini. Bersentuhan dengan Alex. Merasakan kulitnya yang saling bergesekan dengan kulit Alex. Sensasinya benar-benar menyenangkan. 

Tangan Alex bergerak menurunkan tali dress Sonia melewati bahu. Telapak tangannya mengusap lembut di sana. Bukan kali pertama sebenarnya Alex melihat tubuh sintal wanita itu. Dia pernah melihatnya beberapa kali. Namun, tidak pernah sampai menjamah seperti ini. Meskipun dia tahu, Sonia sangat menginginkannya. Alex berusaha menahan gejolak untuk tidak menyentuh wanita itu. 

Bibir dan tangannya terus menyelusuri tubuh Sonia di pangkuannya. Dress yang wanita itu kenakan pun sudah jatuh begitu saja. Alex benar-benar memainkan keahliannya. Membuat wanita tidak berdaya di bawah kuasanya. 

Desahan Sonia makin tak terkendali mana kala jari-jemari Alex menyusup di balik G-string wanita itu. Sungguh, Alex menikmati wajah penuh gairah Sonia yang memerah. Sementara jari jemarinya bermain di bagian sensitif wanita itu, bibirnya mencumbu dada Sonia yang membusung sempurna. Hingga, Alex bisa merasakan tubuh Sonia yang menegang, dan tidak lama kemudian wanita itu berhasil mendapatkan orgasme pertamanya.

Alex tersenyum miring melihat napas Sonia yang memburu. Ternyata wanita itu benar-benar menginginkan sentuhannya. Baru sebentar saja sudah orgasme.

"Lex, please. Lakukan sekarang," ucap Sonia lirih. 

Bukannya menuruti permintaan Sonia, Alex malah membawa tubuh Sonia untuk duduk di sofa. Sementara dirinya beranjak berdiri. 

"Sori, Sayang. Gue nggak mungkin meniduri adik gue sendiri." 

Mendengar itu, Sonia geram. "Apa yang lo bilang, Lex? Lo udah bikin gue begini."

"Sori, gue harus pergi. Pake kembali dress lo." Alex yang masih memakai pakaian lengkap pun beranjak keluar meninggalkan Sonia yang masih menginginkannya. 

"Alex! Berhenti!" teriak Sonia kesal.

Alex tidak peduli teriakan Sonia. Wanita itu pasti sangat kesal diperlakukan seperti itu. Setidaknya Alex sudah membantunya mendapat pelepasan.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
SyaMeera Rizqi
Wow kirain Alex bakal nidurin Sonia, berharap Semoga Alex jatuh cinta sama salah satu sahabat Dania
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status