"Kak. Aku nyariin kakak dari tadi. Katanya kakak makan siang di ruang meeting ya?" tanya Denaya yang tau-tau sudah duduk di samping Abizar saat pria itu sedang minum kopi di cafeteria.
Abizar hanya mengangguk kecil.
"Harusnya makan di luar aja sama aku. Atau pulangnya kita makan malam, gimana?"
"Kamu bukannya dinas malam hari ini?"
Denaya mengangguk lesu," iya sih. Gak bisa apa diubah jadwalnya? Kamu kan kepala rumah sakit di sini, kak," ucapnya dengan nada manja yang justru membuat Abizar muak.
Abizar berdecak terang-terangan," kamu tuh mau jadi dokter. Masa baru KOAS aja udah negosiasi waktu sih. Pake segala memanfaatkan jabatan orang lain. Gak boleh gitu. Kamu harus professional. Karir kamu
Abizar pagi ini sudah berada di rumah Denaya demi menanyakan kemana wanita itu sampai meninggalkan dinas malamnya tanpa ijin sedikit pun. Namun ternyata Denaya tidak pulang ke rumah semalam. Amel pun tampak khawatir." Memang biasanya dia kemana, bu?" tanya Abizar berusaha sesopan mungkin."Bi- biasanya sih ke tempat teman-temannya," jawab Amel yang terlihat gugup, entah apa yang membuatnya gugup. Masa ia dia gak tau kebiasaan anak kandungnya sendiri?"Tolong dinasehati lagi Denayanya, bu. Saya sudah menasehatinya dan kami memang sempat bertengkar. Tapi saya gak segan-segan untuk melarangnya KOAS di rumah sakit keluarga saya jika dia masih seenaknya. Saya sangat menghormati keluarga anda yang adalah teman baik keluarga saya. Tapi saya akan tetap professional dalam tugas saya. Ini saya beri surat peringatan pertama. Jika dia sampai terus-terusan mengulanginya dan tidak
Shanum sudah duduk di meja kerjanya lagi dan siap untuk melayani pasien kembali setelah makan siang dan pembicaraan panjangnya bersama Keanu. Rasanya hatinya kini malah menerima semua saran yang Keanu berikan padanya. Namun saran itu sangat sulit dijalani. Ia harus melewati banyak fase termasuk bercerai dengan Haidar lalu memulai hidup baru lagi sendirian. Tapi apa ia bisa melakukannya? Apakah adil untuk Haidar sendiri?Padahal Haidar baru saja meminta kesempatan dan Shanum baru saja memberikan pria itu kesempatan. Tapi semakin ke sini Shanum semakin sadar jika jarak di antara mereka berdua sudah sangat terbentang jauh. Rasa sakit yang kemudian membuat hatinya kian hampa untuk suaminya sendiri. Juga rasa rindu yang tertahankan pada Abizar yang harus terus ia pendam karena pria itu tidak tau jika ia sudah mengingat semuanya lagi. Terutama kisah mereka selama tiga bulan di Solo yang begitu membekas.
Hujan yang tiba-tiba turun sore itu seolah mengerti kegundahan hati Shanum. Ia memutuskan untuk berkeliling dulu sebelum pulang ke rumahnya. Meski pada akhirnya ia hanya terjebak macetnya jalanan ibukota efek hujan deras yang turun tiba-tiba. Tak lama memang tapi cukup membuat banyak genangan di jalan sehingga para pengendara harus menurunkan laju kecepatan mereka.Shanum tiba di rumahnya jam empat sore. Yang pertama kali ia lihat adalah Haidar yang berdiri di teras rumahnya dan langsung berjala
Shanum sudah turun ke lantai bawah, menuju Keanu dan Haidar yang sedang mengobrol. Di atas meja di depan mereka sudah ada tiga box makanan yang sepertinya pesanan Haidar."Mas Keanu? Kapan dateng?"Keanu tersenyum melihat kehadiran Shanum," belum lama, Num. Rencana mau tinggal dimana? Apartemen,
Saat jam makan siang, Keanu dan Haidar yang kebetulan berada di shift yang sama pun menuju ruangan Shanum untuk mengajak wanita itu makan siang di luar. Dibanding makan siang di cafeteria yang ada hanya akan membuat mereka mendengar berita soal pertunangan Abizar dan Haidar lagi. Jelas akan membuat hati Shanum semakin hancur.Shanum agak terkejut melihat kedatangan dua sahabatnya yang tiba-tiba masuk ke ruangannya dan tersenyum penuh arti. Merasa maksud dan tujuan mereka berdua, Shanum hanya ikut tersenyum. Meski ia masih mera
Denaya meletakkan ponselnya ke atas meja dengan perasaan kesal. Sudah hampir dua minggu ini Abizar pergi tapi pria itu tak juga memberinya kabar atau sekedar menjawab teleponnya jika dia memang malas menelpon duluan. Padahal ia ingin menanyakan pendapat soal keperluan pesta pertunangan mereka nanti tapi Abizar seakan tak peduli dan malah mengabaikannya. Ia semakin kesal ketika pernah mendapati Shanum seperti berbicara di telepon dan menyebut nama Mas Abizar. Jadi pria itu lebih memilih menghubungi istri pria lain dibanding tunangannya sendiri?
Keesokan harinya Shanum sudah bersiap-siap di tempatnya untuk berbaris dan masuk ke dalam bus beberapa menit lagi. Ia sudah membawa koper kecil yang berisi segala keperluannya selama empat hari ke depan. Ini adalah pertama kali untuknya sehingga ia menjadi agak gugup. Ditambah ia masih baru menjadi anggota dokter di rumah sakit ini sehingga belum banyak yang dikenalnya. Hanya Haidar dan ... Abizar. Sayangnya mereka berdua tidak akan menemaninya dalam perjalanan yang cukup panjang nanti.Tunggu.
Setelah hampir tujuh jam perjalanan, Shanum dan Abizar akhirnya sampai di lokasi bakti social yang sudah direncanakan. Tempatnya memang agak pelosok dan harus melewati hutan pinus dan kawasannya berada di kaki gunung Godog. Tapi masuk ke perkampungannya.Jalanannya sudah cukup bagus meski aspalnya sudah beberapa bagian yang rusak tapi masih layak dilewati kendaraan.