Beranda / Romansa / My Love / Jangan Ganggu Dia

Share

Jangan Ganggu Dia

Penulis: Rasyidfatir
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-28 02:19:08

"Pacar dalam kesulitan tentu saja saya datang membantu," ucap Ricko menatap tajam ke arah Jonathan. Tatapan mereka saling menyerang seperti kucing dan anjing. 

Adisty merasa canggung berada di tengah-tengah mereka. Melihat wajah Ricko yang tidak ramah pada Jonathan membuatnya merasa tidak enak. Tatapannya terlalu mendalam seperti melihat musuh terbesarnya yang selama ini sudah lama tidak di temuinya.

"Maaf, sebaiknya salah satu di antara kita ada yang di luar untuk melayani para tamu. Salah satu ada yang di dalam untuk membantu memasak dan membuang sampah, karena sampahnya sudah terlalu banyak di sana," ucap Adisty.

"Biar aku saja yang melayani tamu di luar," ucap Ricko tapi matanya tidak lepas melihat tajam ke arah Jonathan.

"Aku yang akan membuang sampahnya," lanjut Jonathan.

"Ya, kamu memang pantas berururusan dengan sampah, sesuai dengan orangnya," sindir Ricko.

"Apa maksudmu sebenarnya?" jata Jonathan berang.

"Tidak ada, jangan terlalu sensitif seperti wanita. Maaf, aku harus keluar melayani para tamu yang datang. Ayo ... Adisty, bantu aku melayani para tamu," pinta Ricko tersenyum manis pada Adisty.

"Eh, iya bos." Adisty melirik Jonathan, lagi-lagi ia merasa tidak enak pada mantan kakak kelasnya.

Jonathan mengepal erat tangannya. Ingin sekali ia menonjok muka presdir yang menurutnya sangar sombong itu.

Semua tamu terkesima melihat sosok Ricko memakai celemek pramusaji, memakai apapun terlihat tampan. Bahkan ia seperti seorang aryis muda papan atas yang sedang syuting kuliner.

"Tampan sekali pelayan baru itu," bisik salah seorang gadis pada teman-temannya.

Ricko menyambut dengan senyum ramah."Silahkan menikmati sajian kami, Anda bisa mengundang banyak teman, saudara, ataupun pacar ke sini. Di jamin kalian akan puas dengan masakan kami."

Banyak perempuan nyaris tak berkedip melihat ketampanan Ricko. Mereka berebutan ingin foto bersama. Pengunjung semakin bertambah banyak dengan adanya Ricko sebagai pramusaji. 

Mereka tak segan-segan mengunggah foto Ricko waktu melayani para tamu, dengan menyajikan sepiring soto versama minuman. Ketampanan Ricko seolah menghipnotis kaum hawa yang berada di sana.

Adisty memperhatikan gerak-gerik Ricko dari kejauhan. Ia merasa Ricko hari ini menjadi populer. 

Hemm, dia memang tampan. Pantas saja para wanita berebutan ingin dekat dengannya, batin Adisty.

Tapi ... kenapa dia terlalu murah senyum pada siapa saja. Kalau begitu terus, banyak wanita yang akan salah sangka, pikir Adisty.

Adisty merasa tidak suka Ricko di dekati para pengunjungnya. Lama-lama ia kesal juga karena Ricko lebih sibuk mengurusi mereka. Bahkan ia menyapa ramah para gadis itu. Adisty akhirnya mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia melihat Jonathan tengah sibuk membuang sampah. Ia mencoba mengecek jantungnya, tak ada getaran hebat seperti biasanya.

"Kamu lelah kelihatannya," ucap Ricko yang tiba-tiba muncul dari belakang.

"Tidak, saya baik-baik saja," jawab Adisty gugup dengan pipi merona merah.

"Presdir, apa tidak apa-apa Anda membantu saya di sini?" tanya Adisty. Ia merasa tidak enak karena telah menyita waktu bosnya.

"Tidak juga, sudah lama aku ingin terbebas dari pekerjaan kantor sejenak," jawab Ricko.

 Ricko mengambil nampan yang sedang di pegang Adisty. "Sebaiknya kamu istirahat saja, biar aku yang melayani tamu."

Tiba-tiba Jonathan muncul. “Kebetulan sekali, aku juga mau istirahat, kita bisa istirahat bersama di belakang." Jonathan menarik tangan Adisty.

"Tidak, aku tidak mau istirahat. Bosku  masih bekerja, masa sebagai karyawan aku enak-enakan istirahat," tolak Adisty.

"Tapi ... kau terlihat kelelahan, Adisty," bujuk Jonathan.

Adisty melihat ke arah Jonathan dengan tajam, ia tidak suka jika Jonathan selalu saja memaksa dirinya. Selama ini ketika ia butuh, Jonathan selalu asyik pergi dengan pacarnya.

"Maaf, kak Jo. Rasanya tidak enak dengan pacar kakak kalau aku bersama kakak terus," ungkap Adisty. Akhirnya ia menemukan jurus yang jitu untuk menolak Jonathan.

"Tap ... tapi_," Belum sempat Jonathan melanjutkan, Ricko sudah menarik Adisty ke dalam dirinya. 

"Kalau dia sudah menolak kenapa Anda terus saja memaksa, ingat dia adalah calon istri saya. Jadi jangan harap bisa mengganggunya," ucap Ricko tegas.

Jonathan menatap marah pada Ricko. "Ini bukan urusanmu, jadi tolong jangan ikut campur!" 

Rahang Ricko mengeras, seolah ia ingin menelan mentah-mentah manusia menyebalkan yang berdiri di hadapannya. "Akan menjadi urusan saya pada siapa pun  yang mengganggu calon istriku!" 

"Kita lihat saja nanti, apa Anda benar-benar akan menikahi Adisty," ledek Jonathan.

"Saya tidak perlu menjawab pertanyaan Anda lagi. Hanya orang bodoh yang tidak bisa mengerti bahasa orang berbicara," tandas Ricko.

Jonathan menggeram marah, tapi ia juga tidak ingin membuat keributan di warung makan. Ia kemudian memilih berlalu dari kedua orang yang tengah berdiri di hadapannya. 

"Tunggu sebentar," ucap Ricko tiba-tiba. Lelaki bertubuh tegap itu berjalan menghampiri rivalnya.

"Kamu selalu saja berusaha mengganggu hubungan kami, sekali lagi kau berani melakukannya aku tidak akan segan-segan membuatmu menyesal!" bisik Ricko. Ia menepuk punggung Jonathan lalu meninggalkan pria itu dalam kekesalan.

Adisty tidak tahu apa yang di bicarakan kedua lelaki itu. Karena mereka hanya berbisik-bisik jadi ia tidak dapat mendengar jelas.

"Presdir mari kita beristirahat," ajak Adisty. Lelaki itu menoleh ke arah Adisty, ia mengulas senyumnya lalu mendatangi Adisty.

Mereka berdua makan soto di belakang, Adisty merasa tidak enak dengan semua yang di lakukan Ricko. Ia tahu jika semua sikap baiknya hari ini hanyalah pura-pura saja. 

Adisty tahu, tidak mungkin seorang presdir akan menikahinya. Apalagi dengan latar belakangnya yang hanya wanita biasa. Menurutnya, bosnya menyempurnakan aktingnya agar tidak kaku jika nanti berhadapan dengan kakeknya.

Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore, Adisty mengantar Ricko sampai di tepi jalan. 

"Terima kasih, maaf hari ini banyak merepotkan Anda," ucap Adisty.

"Tidak, aku senang membantumu," jawab Ricko. Ia menatap Adisty begitu dekat dan mengulas senyumnya. Jantung Adisty kembali berdegup kencang. Ia takut jika tidak bisa menguasai hatinya sendiri.

"Presdir, tolong berhentilah bersikap seperti seorang calon suami. Jangan bersikap begitu baik pada saya, bagaimana nanti kalau ads yang salah paham," kata Adisty.

Wajah Ricko berubah muram, ia tidak suka Adisty mengatakan hal itu. Seolah-olah apa yang di lakukannya adalah sia-sia.

"Apa karena kau takut jika Jonathan menjauhimu setelah kau punya pacar?" tanya Ricko penuh selidik.

Adisty bingung dengan perkataannya sendiri. Sebenarnya dirinya takut jika Ricko terlalu baik padanya, ia akan jatuh cinta. Adisty sudah pernah merasakan mencintai seseorang yang bertepuk sebelah tangan. Makanya ia tidak ingin mengulanginya lagi.

"Benar kan?" tanya Ricko lagi.

Bagaimana ini, ia masih menganggapku mencintai kak Jonathan. Padahal yang sebenarnya aku sukai sekarang adalah dirimu. Tapi rasanya tidak mungkin, aku hanyalah sekedar wanita bayarannya, batin Adisty

Adisty tidak berani memberikan jawaban. Ia terlalu malu mengakuinya. Ricko mengira Adisty masih mencintai Jonathan kakak kelasnya.

"Baiklah, suka atau tidak suka aku tetap akan berusaha," kata Ricko kemudian.

Adisty menarik lengan Ricko."Tolong, hentikan semua ini, saya tahu ini semua hanya sandiwara Anda."

"Anda hanya menginginkan saya menjadi pacar sewaan, mempertanggungjawabkan apa yang telah saya lakukan dulu," ucap Adisty.

"Tunggu, itu tidak benar!" kata Ricko.

"Selamat malam presdir, baik besok maupun yamg akan datang tolong jangan mencari saya lagi. Saya tidak mau keluargaku mengira Anda calon suami saya," terang Adisty.

Rupanya ia memang masih mencintai kakak kelasnya, batin Ricko.

---Bersambung---

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • My Love   Akhir Cerita

    Tiga tahun kemudian.Adisty memejamkan mata kala Ricko mau mendaratkan bibirnya di bibir Adisty.Melihat reaksi istrinya yang seolah membuka pintu untuknya. Ricko melanjutkan aksinya merebahkan Adisty di pembaringan. Kemudian mengecup kelopak mata wanita itu satu persatu. Jari-jari Ricko bergerak turun membuka kancing baju Adisty satu persatu."Tok ... tok ... tok!""Mama ... mama!" teriak Austin dari luar."Oh, sayang milikku sudah menegang haruskah kita berhenti lagi seperti kemarin," keluh Ricko."Iya, Austin di luar sayang. Kasihan dia, kalau lama menunggu. Kamu tahu sendirikan jika dia menangis, susah menenangkannya," sahut Adisty.Adisty membenarkan letak kancingnya lagi dan buru-buru membuka pintu untuk putra kecilnya."Ada sayang?" tanya Adisty."Austin, tidak bisa tidur. Boleh Austin tidur sama mama?" tanya Austin polos."Tidak boleh, Austin harus belajar mandiri tidur di kamar sendiri," ucap Ricko.

  • My Love   Melahirkan

    "Awas ya, kalau kau sampai meninggalkanku. Ku kejar sampai ujung dunia," balas Ricko. Keduanya tertawa bahagia. Mereka berpandangan satu sama lain, pandangan penuh cinta.Sebuah bunyi telepon mengagetkan keduanya yang sedang bernostalgia."Dari siapa sayang?" tanya Ricko."Kakek," ucap Adisty."Lalu, kenapa wajahmu pucat seperti itu?" tanya Ricko.Adisty tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Berita dari Kakek Fermount mengenai pelaku kejahatan yang mengakibatkan Ricko amnesia kini telah di ketahui siapa pelakunya."Ada apa sayang?" tanya Ricko."Tadi kakek memberitahu jika pelakunya sudah ketemu.""Oh, ya. Siapa pelakunya?" tanya Ricko."Ibu tirimu," jawab Adisty pendek."Sudah kuduga, hanya dia satu-satinya orang di dunia ini yang punya alasan ingin melenyapkanku," kata Ricko."Kata kakek, pihak keamanan telah melihat bukti lewat CCTV kota, orang suruhan itu juga merupakan penjahat yang menjadi buronan se

  • My Love   Ricko Sembuh

    Setelah melakukan pergumulan semalam, pagi hari Rania mendapati tubuh polosnya tengah di peluk Kevin. Ia terperanjat kaget, melihat laki-laki tampan itu masih memeluknya dengan wajah tak bersalah. Sialnya lagi milik Kevin masih menancap lewat belakang. Rania seakan terjebak, ketika ia bergerak justru benda itu juga ikut bergerak di dalam. Dan Rania tanpa sadar mendesah pelan.Kevin sebenarnya pura-pura tidur, ia sudah bangun dari tadi. Hanya saja ia tidak ingin wanita yang di cintainya segera pergi. Jadi, ia melakukan aksi pura-pura tidur.Lagi-lagi Kevin menghujamkan miliknya dalam keadaan mata terpejam. Rania mendesah hebat, dan Kevin menyukai suara desahan itu. Semakin cepat ia memompa milik Rania, semakin sering ia mendengar desahan wanita itu. Hingga akhirnya mereka melakukan pelepasan lagi.Rania baru sadar jika Kevin pasti tidak tidur. Lelaki itu hanya pura-pura saja. Ia mencubit lengan Kevin dengan kencang."Aww!" teriak Kevin.

  • My Love   Kerinduan

    "Bagaimana Dok, kondisi suami saya?" tanya Adisty cemas."Kami sudah melakukan pengecekan, setidaknya tidak ada pendarahan di otaknya. Itu sudah merupakan kabar yang bagus," kata dokter."Iya, tapi apakah dia akan koma ... atau_,""Tenanglah, Nyonya. Kami akan berusaha yang terbaik," kata dokter."Iya," jawab Adisty lemah. Ia kembali melihat Ricko di balik kaca. Air matanya mengalir dengan sendirinya. Ia menyalahkan dirinya sendiri kenapa harus memaksa agar ingatan Ricko pulih."Berdoalah Nyonya, suami Anda bisa melewati masa kritisnya malam ini. Jika masa kritis berhasil di lewati, kemungkinan besar ia dapat sembuh," terang dokter.Adisty hanya menjawabnya dengan anggukan. "Kalau begitu, saya permisi dulu Nyonya untuk mengecek pasien lainnya," kata dokter pergi meninggalkan Adisty."Bagaimana keadaan Tuan Ricko?" tanya Kevin yang tiba-tiba muncul bersama Rania."Dia ... aku tidak bisa menjelaskannya. Kalian lihat s

  • My Love   Hari Ulang Tahun

    "Tidak usah gugup, biasa saja," kata Adisty. Ricko tersenyum datar. Ia merasa Adisty bisa membaca pikirannya."Aku mandi dulu," kata Ricko untuk menghindari suasana yang canggung.ya," jawab Adisty. Wanita itu merebahkan tubuhnya yang penat karena jalan-jalan di Mall.Terdengar suara gemericik air shower kamar mandi. Adisty memilih memejamkan matanya sambil menunggu Ricko selesai mandi. Ia tiba-tiba terbangun teringat sesuatu. Lalu ia beringsut turun dari ranjang."Ada apa?" tanya Ricko yang baru saja keluar dari kamar mandi.Melihat tubuh Ricko yang hanya berbalut handuk saja sebatas perut dan buliran air menetes di rambutnya yang basah. Membasahi tubuh sixpack pria itu. Adisty menelan salivanya."Eh, tidak apa-apa. Aku hanya mau ambil ini," kata Adisty meraih ponselnya. Padahal sebelumnya ia ingin melihat sesuatu di dalam tasnya yang baru saja di beli di Mall tadi."Ada yang ingin kau telepon?" tanya Ricko mengernyitkan dahiny

  • My Love   Kecurigaan Adisty

    Seperti biasa Adisty menunggu Ricko pulang kerja. Kali ini ia menunggu tidak di rumah melainkan di Mall untuk membeli keperluan bayi. Ia merasa bosan jika di rumah terus, apalagi Ricko kerja sampai sore. Malahan terkadang pulang sampai malam. Alhasil, Adisty bosan jika terus-terusan di rumah.Adisty memakai longdres pendek selutut dengan kardigan yang menutupi lengannya. Ia menenteng sebuah tas kecil berwarna putih mengkilap. Tak ada yang tahu jika tas yang di bawanya itu limited edition.Kaki Adisty yang berbalut flat shoes mengingat kehamilannya sudah usia tidak muda lagi. Tentunya ia akan mudah kecapekan tidak seperti dulu. Dua orang pelayan setianya mengikuti pergerakan Adisty kemanapun. Mereka selalu siap sedia jika Adisty menginginkan bantuan.Di telinga Adisty terdengar tawa yang tak begitu asing. Ia melihat dua orang wanita tengah mengobrol di cafe yang tak jauh dari temptanya berdiri. Adisty merasa kenal dengan wanita itu. Mereka adala

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status