Braaak!
"Presdir Anda baik-baik saja?" tanya Asisten Kevin.
Hemm, Adisty masih belum bisa melupakan Jonathan, batin Ricko jengkel.
Asisten Kevin membuatkan kopi panas sembari melirik ke arah bosnya. Hari ini Ricko tampak aneh pagi-pagi sudah melamun tidak seperti biasanya. Padahal biasanya gila kerja. Dan waktu adalah uang.
Apa yang dimiliki Jonathan sehingga Adisty masih saja menyukainya sampai sekarang, pikir Ricko.
"Maaf, apa Anda hari ini akan ke warung sotonya Nona Adisty?" tanya Kevin.
"Untuk apa kamu menanyakan sesuatu yang sudah pasti jawabannya," kata Ricko. Ia duduk di kursi kerjanya bertopang dagu. Saat menjawab pun tatapannya kosong ke depan. Sesekali menggeram menahan amarahnya.
Presdir, pekerjaan Anda terus tertunda. Kalau Anda terus di sana membantu membuat soto dan menjadi pramusajinya maka warung itu akan semakin sukses dan besar. Ganti perusahaan kita yang akan gulung tikar," kata Asisten Kevin menasehati.
"Cari orang
Adisty melihat Jonathan berdiri menunggu di luar. Entah apa yang akan di bicarakannya dengan Adisty."Kak, Jo. Ada apa?" tanya Adisty."Tidak apa-apa, aku hanya ingin bilang aku sudah putus dengan pacarku," kata Jonathan. Kali ini wajah Jonathan ada yang berubah, penglihatannya juga seperti dalam kondisi setengah sadar."Kak, Jo sedang mabuk?" tanya Adisty."Sedikit, tapi tidak apa-apa, aku masih sadar kok," ucap Jonathan."Ayolah kita ke kafe sana, temani aku dulu," pinta Jonathan."Tap ... tapi aku sedang banyak kerjaan. Kalau kakak pingin bicara sesuatu ... bicara saja di sini," kata Adisty."Perkataanku tidak bisa di bicarakan di sini," kata Jonathan."Memang kakak mau bicara apa?" tanya Adisty."Ada, penting," jawab Jonathan."Apa presdir itu ada di sini, sehingga kamu enggan ku ajak keluar?" tanya Jonathan."Tidak, presdir tidak berangkat hari ini," ucap Adisty.Dari balik kaca jendela Rania mengamati gera
Ricko mengamati wajah Adisty tidak seperti biasanya. Ia merasa Adisty masih mencintai Jonathan. Ricko tidak ingin menyerah begitu saja, ia ingin mendapatkan hatinya Adisty."Jika kau sakit istirahatlah," kata Ricko."Ya, hari ini aku akan menutup toko lebih awal. Aku lelah," ucap Adisty.Ada sebuah pembicaraan antara dirinya dan Jonathan yang membuat Adisty kecewa.Saat itu ..."Aku mencintaimu Adisty," ungkap Jonathan."Kakak bicara apa?" kata Adisty pura-pura tidak paham."Aku tahu kau juga mencintaiku, waktu itu aku tidak sengaja mencuri dengar jika selama ini kau menyukaiku," kata Jonathan dengan tatapan bahagia."Tidak itu dulu, jika kakak mencintaiku kenapa kakak pacaran dengan mereka," protes Adisty. ."Itu karena aku ingin kau cemburu, tapi setelah aku berganti-ganti pasangan kau tak pernah cemburu. Bahkan kau selalu mendukungku. Aku bingung harus dengan cara apalagi membuatmu jatuh cinta padaku," terang Jo
“Makanlah, kau pasti lapar," ucap Ricko."Terima kasih, ini enak sekali," puji Adisty. Ia menyantap makanan di hadapannya dengan malu-malu."Makanlah setiap hari denganku," kata Ricko.Adisty hampir tersedak mendengar perkataan bosnya."Maksudku, kita perlu pendekatan yang lebih intens karena besok aku akan membawamu bertemu kakekku," kata Ricko."Bertemu? Kenapa secepat ini?" tanya Adisty.Tentu saja harus cepat karena aku tidak ingin di hatimu terus memikirkan Jonathan, batin Ricko."Bukankah lebih cepat lebih baik," kata Ricko."I .. iya, tapi kita kan hanya pacaran pura-pura," kata Adisty."Tenang saja, aku hanya ingin kakekku berhenti menjodohkanku terus, jadi ... tolong bantu aku," kata Ricko. Hanya itu satu-satunya alasan agar ia selalu dekat dengan Adisty.Jika ia terang-terangan mengatakan perasaannya, takutnya Adisty malah akan kabur meninggalkannya. Dan semua rencananya akan
"Kenapa hari ini kau terlihat mengantuk?" tanya Ricko di kantor."Eh, itu _," Asisten Kevin teringat bagaimana ia menghabiskan malam bersama Rania. Mereka melakukannya berulang-ulang sehingga kelelahan. Dan untung saja ia mengatur wekernya, kalau tidak tamatlah riwayatnya kali ini."Aku bertanya padamu, tidak biasanya kau terlihat lelah dan mengantuk, apa yang kau lakukan semalaman. Bukankah kemarin kau pulang lebih awal," kata Ricko lagi.Kevin menunduk, ia tidak mungkin menceritakan kejadian tadi malam pada bosnya. Apalagi bosnya bukan orang yang berpengalaman dalam hal itu."Kevin! Aku sedang menanyaimu! Sejak kapan kau suka menyembunyikan sesuatu sekarang!" sentak Ricko."Itu ... saya tidak bisa menjelaskannya, Bos. Yang jelas ada hubungannya antara pria dengan wanita," kata Kevin memberi isyarat.Oh, tidak ... ternyata Asisten Kevin bergerak lebih cepat dariku. Ia pasti tidur semalaman dengan Rania. Pantas saja sedari tadi ia kelihatan
Ketegangan terjadi ketika Ricko mengajak makan malam Adisty untuk bertemu dengan kakeknya. Adisty memakai dress yang di belikan oleh Ricko waktu itu. Ia duduk menghadap Tuan Fermount, nama dari kakek Ricko. Terlihat jelas guratan ketampanan meskipun usianya tidak muda lagi.Di sejajarkan dengan Ricko, sebenarnya memiliki kemiripan wajah. Perbedaan jelas hanya pada usianya, mereka seperti orang yang sama tampan tapi dingin."Perkenalkan, dia Adisty kekasih yang saya ceritakan," ucap Ricko menggandeng tangan Adisty.Adisty melihat ke arah Ricko, lelaki itu meyakinkan dirinya untuk berani menghadapi Tuan Fermount.Mereka kemudian duduk berhadapan dengan Tuan Fermount. Adisty melihat semua makanan yang tersaji rasanya membuat perutnya lapar.Tuan Fermount mengamati wajah Adisty. "Matanya indah, wajahnya juga sangat cantik. Kita lihat bagaimana karaktermu, kalau hanya ingin memanfaatkan cucuku maka akan ku tendang," pikir Tuan Fermount.
Pagi ini Adisty datang ke rumah Fermount, sebelumnya telah di jemput oleh sopir pribadi Ricko. Ia sudah berjanji pada kakek Fermount jika akhir pekan akan menikmati waktunya untuk liburan bersama."Hai, kakek hari ini aku bawakan soto dari rumah," kata Adisty."Ya, letakkan di sana! Aku belum mau makan," kata Kakek Fermount.Ricko yang sedang membenarkan letak dasinya tampak kesal melihat ulah kakeknya."Adisty sudah repot-repot membawakan makanan, setidaknya kakek bisa menghargainya!" kata Ricko galak."Lah, aku kan tidak menolak. Aku hanya mengatakan letakkan saja di situ. Nanti kalau lapar pasti ku makan," jawab Kakek Fermount.Adisty melihat perdebatan keduanya, langsung mendekat ke arah Ricko. Ia memegang tangan Ricko. “Sebaiknya kau berangkat kerja dulu, biar aku yang menemani kakek," ucap Adisty berusaha meyakinkan."Hari ini semua pekerjaanku telah aku bawa di rumah. Aku akan mengawasi kalian, pokoknya aku tidak ingin ka
Hari berikutnya Adisty menemani Kakek Fermount untuk berbelanja buku. Ricko membuntuti mereka dari belakang. Ia tidak ingin kakeknya membuat masalah baru untuk Adisty."Kakek juga suka novel?" tanya Adisty."Iya, tapi kakek suka cerita yang romantis," jawab Kakek Fermount."Wah, sama denganku. Aku juga suka novel yang berakhir bahagia," imbuh Adisty."Ricko, kamu suka novel genre apa?" tanya Kakek Fermount."Mafia, pembunuhan!" jawab Ricko dingin.Adisty langsung menciut nyalinya. Memang kelihatan sekali jika Ricko adalah pria yang dingin. Mana mungkin suka hal yang romantis.Mereka sudah menemukan bukunya masing-masing, lalu Ricko membayar semuanya di kasir. Sepanjang perjalanan Ricko hanya mengekor di belakang mereka berdua, padahal hari ini ia terpaksa cuti lagi untuk mengawasi Adisty dan kakeknya. Ricko takut jika kakeknya bertingkah aneh-aneh yang membuat Adisty kerepotan.Tak lupa juga mereka mampi
Adisty tidak membayangkan jika presdir Ricko juga mencintainya. Ia bahagia mendengar pengakuan Ricko mengenai perasaannya selama ini. Tetapi Adisty tahu perbedaan keluarga mereka juga terlalu mencolok. Ia adalah seorang karyawan biasa bukan keturunan konglomerat.Hari ini Ricko datang untuk menemui keluarga Adisty. Ia mau membicarakan hubungannya dengan putrinya. Ricko tidak ingin terlalu lama membuat Adisty menunggu hubungan mereka ke jenjang pelaminan.Mama Adisty sudah membuat masakan spesial untuk menyambut kedatangan Ricko. Adisty tahu Ricko sudah terbiasa menyantap makanan mewah, tapi keluarganya tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk Ricko."Kak, aku ingatkan. Kak Ricko dari kalangan yang berbeda dengan kita, jadi itu akan berat buat kakak untuk menyesuaikan diri dengan keluarganya," peringat Darren."Iya aku tahu, tapi kakeknya baik sama kakak," jawab Adisty."Tapi, dunia pergaulan Ricko itu kalangan atas. Kakak tidak akan bisa mengim